#Karin POV
Hari ini adalah hari pertama setelah sekian lama Bintara gak sekolah. Sebenernya Oma masih gak ngebolehin dia untuk sekolah tapi bintara bandel. Dia masih pake apasih namanya lupa, kan tanganya patah jadi masih pakek itu loh yang buat gantungin tanganya. Lah apalah terserah aku lupa.
Aku jalan di lorong sekolah yang masih sepi. Aku emang lebih suka berangkat pagi sih, bukan karena rajin atau gimana ya tapi emang karena lebih enak aja kalo berangkat pagi. Jalan gak macet, udaranya masih seger dan masih banyak lagi.
Sesampainya aku di kelas, seperti biasah lah ya kelas masih damai tentram alias cuman ada aku sama beberapa murid lainya yang sepertinya sibuk nyontek. Hal itu sudah biasah kan? Yap sudahlah.
Tak lama aku memutuskan duduk di depan kelas untuk nge hirup udara segar sambil dengerin lagu lewat earphone. Aneh sih ya duduk sendirian di depan kelas tapi aku emang sering sih kayak gini. Lagian masih pagi jadi masih sepi.
Pas aku mau masuk kelas lagi karena udah makin siang dan makin banyak yang lewat aku liat seseorang yang akhir akhir ini sedikit mencuri hati ku. Garis bawahi kata sedikit! Tapi?
Reva?
Itu Reva kan yang sama Bintara?
Kok dia ada disini?
Ngapain dia disini? Pindah sekolah?
Kok dia berangkat bareng Bintara?
Apasih? Kok badmood gini sih! Alah terserah lah!Aku buru-buru masuk ke dalem kelas. Entahlah pagi pagi udah badmood aja! Eh? Ngapain aku badmood? Emang aku siapanya Bintara? Just friends! Remember this one Karin!
#Author POV
Karin duduk dibangkunya dengan tangan yang ia gunakan sebagai alas kepalanya. Ia menghadap ke samping, disana dapat terlihat lapangan sekolah.
"Dasar Nata! Jam segini baru sampe, kebiasaan!" Gumam Karin tanpa sengaja pada saat melihat Nata yang baru saja datang dan melintasi lapangan.
Beberapa saat kemudian.
"Hei"
"Cepet banget lo! Perasaan tadi masih di bawah deh!" Ucap Karin tanpa melihat ke arah sang lawan bicara. Ia tetap mengarahkan pandangan nya ke lapangan.
"Apaansih ni anak!"
Karin langsung merubah posisi nya ketika menyadari bahwa suara tersebut bukan milik Nata.
"Eh!" Ujar karin setelah mengetahui siapa yang tadi berbicara kepadanya.
"Ah eh ah eh! Mangkanya kalo diajak ngomong itu, diliat dulu siapa orangnya!" Cerocos Bintara kepada Karin.
"Lagi gak mood!" Balas Karin singkat.
"Gak mood karena liat gue bareng sama Reva kan?" Balasnya sambil menaik turunkan alisnya.
"Ge'er! Ngapain juga gue badmood cuman karena hal gak jelas" Elaknya, padahal memang itu yang ia rasakan.
"Eh maap maap"
"Lupa kalo mbaknya udah punya do'i""Do'i pala lo peyang! Pacaran aja gak pernah!"
"Eh masa? Terus yang kemaren gak diakuin?"
"Lo ngomong apaansih gak jelas banget. Gue lagi badmood udah sana hus hus pergi!" Karin mengayun ayunkan tanganya sebagai isyarat menyuruh Bintara pergi dari hadapan nya.
"Mbaknya galak banget!"
"Pergi atau diem!"
"Iya iya diem"
Karin kembali ke posisi semula dengan menghadap ke lapangan.
"Rin"
"Apa lagi sih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Silent
Fiksi RemajaAkankah ia jatuh cinta sendirian? Ataukah terbalaskan? . . . Jadi namanya Karin Seorang gadis yang tidak perduli apa itu cinta, terlalu berambisi dalam pendidikan sampai melupakan masalah hatinya.