BAB 14 | Freak?

176 12 0
                                    

"Arghh" ringis kayla kencang sambil mencengkram rambutnya kuat, Sungguh dia tidak tahu menahu tentang apa-apa. Tapi ingatannya selalu menghantuinya membuat kepalanya pusing dan sakit bersamaan.

"Kayla kuatt!" gadis itu lagi-lagi menggedor pintu kamar mandi tersebut, namun nihil tidak ada yang menjawabnya. Kayla pun mencoba menelpon arga kesekian kalinya! tapi nomor arga juga tidak aktif

"Huhh" kayla menghela napas, ia mencoba menangkan dirinya terlebih dahulu dan mengambil napas panjang-panjang. Saat dia rasa pusing di kepalanya sedikit berkurang dengan sekuat tenaga dia menelpon ambulan, Karena dia tidak bisa mengharapkan arga lagi.

"Hallo, ada yang bisa saya bantu?" tanya sang perawat dengan lembut(intinya bagian dari ambulans wkk).

"Saya terperangkap di kamar mandi sebuah mall di jln ****" kayla pun berusaha untuk tidak gugup, gugup dan ketakutan tidak akan menyelesaikan masalah.
"Help mee" lanjutnya lagi dengan suara serak basah.

"Okee coba anda tenang dulu, tarik napas dan hembuskan" sang perawat memberi intruksi, kayla pun mengiyakan saja.

"are you okay?" tanya sang perawat, mencoba menangkan kayla di situasi darurat ini.

"i'm fine" kata kayla sambil tersenyum seolah-olah semuanya baik-baik saja.

"tenang ambulannya sebentar lagi datang" jelas sang perawat, membuat kayla menghembuskan napas lega.

ninoo-ninoo uyaa🚑

suara ambulan terdengar jelas di telinga kayla, membuatnya tersenyum senang.

"nama kamu siapa?" tanya sang perawat.

"Kayla azorah, nama lo?" tanya kayla balik.

"nabila" jawab sang perawat dengan ramah dan lembut.
"Oke kayla, sekarang coba kamu gedor-gedor pintu kamar mandinya sekuat tenaga kamu" perintah sang perawat dengan jelas, lantas kayla pun menggedor-gedor pintu tersebut dengan kuat dan sangat kuat.

Perawat pun mendengar geodaran kayla, dan lantas bergegas cepat ke arah tersebut dan mendobrak pintunya.

Brakk!

hanya butuh sekali dobrakan untuk mereka membuka pintu tersebut, dan langsung melarikan kayla ke rumah sakit terdekat.

"Terima kasih" ucap kayla tulus dan langsung mematikan telpon sebelum pingsan, napasnya tercekat ia hampir depresi karena kejadian ini bukan hanya sekali! tapi berulang-ulang kali.

***
kayla mengerjapkan matanya pelan, ia mencium bau obat-obatan. Kayla menoleh Kesamping dan bertanya kepada salah satu perawat yang ada diruangan tersebut. Khusus menjaga kayla.

"Gue kenapa?" tanya kayla polos sambil memegangi kepalanya pusing.

"kemarin anda pingsan, dan dilarikan kerumah sakit" jelas sang perawat, kayla hanya ber-oh ria saja.

Kayla pun berniat beranjak dari tempat tidurnya, tapi ada yang menahannya.

"Duduk disitu!" tajam arga dingin melihat kayla yang beranjak ditempat tidurnya, padahal ia sedang sakit. Kayla pun mengurungkan niatnya dan menatap takut arga, pasalnya ia baru kali ini melihat Arga sangat marah padanya, biasanya arga hanya menatap tajam saja tapi kali ini tidak! arga benar-benar sangat marah.

Arga pun mendekati kayla yang sedang berada di tempat tidurnya, sambil membawa semangkok bubur.

"Makan" titah arga dingin, sambil meletakkan mangkok tersebut di meja kecil yang berada di samping tempat tidur kayla. Kayla yang lemas pun lantas gemetaran mengangkat mangkok tersebut, arga pun menghela napas pelan.

"Sini" ucap arga mengambil paksa mangkok tersebut, membuat kayla terkejut  dan hampir menangis. Arga memang tidak bisa lembut kepada perempuan kecuali ibunya.

"Buka mulut" perintah arga pelan, kayla pun memaksa pelan mulutnya. Sebenernya ia paling tak suka dengan bubur! menurutnya rasanya yang sangat hambar membuat ia mual.

Suapan demi suapan, bubur itu pun habis. Kayla pun bernafas lega, sungguh ia tidak mau sama sekali memakan bubur tersebut namun apala daya arga memaksanya.

Kayla menoleh pelan kesamping, terlihat arga sedang membereskan bekas makanannya. Membuat kayla tersenyum senang setidaknya Arga masih peduli.

"Argaaa" cicit kayla pelan, ia takut arga akan marah lagi. Namun diluar dugaannya arga menjawabnya dengan lemah lembut.

"Apa kay?" jawab Arga sedikit melunak sambil membereskan makanan kayla, setelah selesai arga pun duduk dikursi samping tempang tidur arga.

"Apa" tanya arga lagi sambil menatap ke arag kayla, keduanya saling menatap tapi arga buru-buru mengalihkan pandangannya.

"Ihh!" sebel kayla saat arga mengalihkan tatapannya, ia mengerucutkan bibirnya pelan.

"Padahal tadi lagi mesra-mesranya" ucap kayla membuat arga menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal itu. melihat respon arga kayla pun bertanya.

"kamu gak mau tanya aku kenapa?" kayla mendesah kecewa pelan.

"Enggak" jawab arga cepat sambil menggelengkan kepalanya pelan, kayla pun menatap arga dengan senyuman palsunya.

"Emang kamu gak akan pernah berubah ga" lirih kayla dalam hati.

"Oh yaudah, aku mau tidur" balas kayla dengan nada lesu, sembari mengambil selimut untuk menutup bagian tubuhnya. Ia berharap mimpinya akan lebih indah daripada kenyataan.

"Kenapa?" tanya arga pelan, baru kali ini ia perduli kepada orang lain. Biasanya ia hanya acuh tak acuh tapi kali ini tidak, hati kecilnya ingin bertanya.

"Gpp" ucap kayla sembari tersenyum dan menggelengkan kepalanya.

"Kata-kata legend cewek, kalo ditanya gpp! pasti ada apa-apanya tuh!" Tajam arga menyindir kayla, kayla yang berniat mengambil selimut pun lantas berhenti! Bukan karena sindiran arga tapi karena kalimatnya, menurutnya ini adalah kalimat terpanjang arga.

"yesss!" pekik kayla girang, membuat arga bingung. Ia saat ini tidak yakin cewek tersebut sakit pasalnya wajahnya yang berseri-seri dan semangatnya yang membara.
"Akhirnya arga udah bisa ngomong, tuh kan  kutukannya udah hilang!" Girang kayla sembari menatap arga, Arga yang tidak tau apa-apa pun bingung.

"Kutukan?" tanya arga bingung, kayla pun lantas berdecak pelan.

"Ckk! kata si ale arga kena kutukan, gara-gara arga jarang ngomong" oceh kayla panjang lebar, membuat arga melototkan matanya.

"gue bikin perhitungan ntar!" batin arga menyeringai.

"Lo percaya?" tanya arga, kayla pun mengganggukkan kepalanya cepat.

"hmm" dehem arga yang sudah tidak mengerti pola pikir kayla, entahlah kayla ini  polos atau bego?

"Benerkan?" kayla pun Lagi-lagi memastikan, namun arga lagi-lagi hanya menatap tajam kayla. Membuat kayla mengurungkan niatnya tersebut.

"Tidurr" titah arga dingin, kayla mengangguk saja sambil menguap pelan. Membuat arga menggeleng-gelengkan kepalanya pelan melihat tingkah kayla tersebut.

***

Votmen! salam hangat dari Kaylaa cansss bwahhaaha!🤣

11.32 (siang, sab 21 desember 2019)

Salam dingin, Arga.

Stay hereTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang