BAB 4

1.7K 96 3
                                    

Si fucek Maxim!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Si fucek Maxim!!

"Wow, calon bini gue akhirnya dateng juga." Suara teriakan Dion menghentikan langkah Adam dan Violet yang sedang mencari keberadaan tuan rumah si penggelar pesta.

"Nggak ada capek-capeknya lo, Bro," sahut Adam heran.

Kalau ada yang paling gencar untuk mendekati Violet, pasti Dion lah orangnya. Seberapa pun penolakan yang diberikan Violet dari yang halus sampai yang paling kasar tetap saja tak mengurangi semangat cowok itu untuk mendapatkan hati Violet.

"Gimana gue mau capek. Wajah bidadari di hapan gue ini nggak capek-capeknya melayang di pikiran gue." Dion nyengir-nyengir tidak jelas pada Violet yang di balas singkat oleh sang empunya.

" NAJIS!"

Singkat dan skakmat.

Tawa Adam pecah saat itu juga mendengar jawaban spontan dari sahabatnya itu. Melihat Dion mendapat ucapan singkat nan jelas dari Violet sangat membuatnya terhibur.

"Bro, lo peka dikit napa. Tinggalin gue bareng Vio kek. Buat apa coba gue ngundang lo kalo nggak bisa berduaan sama dia," bisik Dion mendekat ke arah Adam.

Oh iya! Benar juga kata Dion. Tujuan Adam diundang kan memang untuk membantu Dion mendekati Violet. Dan dia juga akan menggunakan kesempatan itu untuk mendekati gadis yang beberapa hari Ini memenuhi pikirannya.
Gadis kupu-kupu,

"Ehem, Vio, gue ke sana dulu ya buat cari makanan. Lo tunggu di sini aja, biar sekalian gue ambilin makanan buat lo." Tanpa menunggu Jawaban Violet, Adam sudah berjalan menjauhi mereka.

Saat itu juga, Violet merasa sangat kesal bila harus berdekatan dengan cowok yang selama ini ingin ia kuliti hidup-hidup. Violet memasang wajah tertekuk kesal yang tidak enak dipandang.

"Beb kok mukanya cemberut gitu sih? Ntar cantiknya nambah lho. Nggak kuat babang, Dedek," Goda Dion.

" Diem lo!" Violet sudah memasang mode jutek kepada cowok super menyebalkan itu.

Saat Violet mengalihkan pandangannya untuk menghindari gombalan Dion, seketika matanya membola melihat sosok wanita yang sangat familiar di matanya.
Dia tidak salah lagi wanita itu adalah  Aida ... Mama?
Kenapa Mamanya bisa ada di sini?
Ada hubungan apa mereka dengan orang tua Dion?
Dion yang sedari tadi memperhatikan Violet tampak paham.

"Itu nyokap lo, kan?" tunjuk Dion ke arah tempat dimana Mama Violet tengah berdiri bersama teman-teman seumurannya.

Violet sempat heran kenapa Dion tahu bahwa wanita itu adalah Mamanya. Tapi, akhirnya Violet sadar. Pasti Dion sudah mencari tahu latar belakang keluarganya sejak awal ia memutuskan mengejar Violet.

"Eh, itu nyokap lo bareng bokapnya Maxim, ya?"  Dion masih saja berusaha menarik perhatian Violet, dan untuk kali ini ia berhasil.

"Siapa? Om Pras?" sahut Violet dengan nada dingin.

" Iya. Cowo yang lo tolak mentah-mentah di festival waktu itu."
Sial! Maki Violet dalam hati. Ini masalah besar jika benar Mamanya tengah menjalin hubungan dengan ayah dari orang yang pernah Violet tolak secara tidak hormat.

"Hai, Max! Sini!"
Orang yang baru saja mereka bicarakan sudah berjalan ke arah Dion dan Violet. Tubuh Violet membeku mendapati keberadaan cowok yang paling ia hindari selama ini berada di tempat yang sama dengannya.

Tiba-tiba Dion merangkul tubuh Max saat sampai di hadapan Violet.
"Selamat, Bro. Bentar lagi lo bakalan jadi sodara ipar gue."

"Maksud lo?" Dengan bingung Max menyahut celetukan Dion dan mengarahkan pandangannya ke gadis di hadapannyaViolet.

Maxim sempat terpana melihat penampilan gadis yang pernah ia cintai itu. Gadis itu terlihat lebih dewasa dari terakhir mereka bertemu. Make up berani yang dikenakannya terlihat pas.

"Lihat, tuh. Bokap lo datang bareng siapa. Itu mamanya Violet," jawab Dion antusias menunjuk dengan dagunya.

Rahang Maxim mengetat saat pandangannya terarah pada objek yang ditunjuk Dion.
Secepat kilat ia meraih pergelangan tangan Violet dan menyeret gadis itu mejauh dari tempat mereka saat ini, mengabaikan teriakan Dion yang memanggil mereka dari belakang.

"Lepasin gue!" Violet berusaha melepaskan cekalan tangan Maxim.
Tapi, cekalan tangan cowok itu terlalu kuat tidak sebanding dengan tenaga Violet yang kecil.

Maxim menghentikan langkahnya saat mereka sudah berada di sudut taman dimana pesta itu berlangsung. Tempat yang cukup gelap yang hanya diterangi lampu taman yang tidak terlalu terang.

"Jadi, setelah lo nolak gue sekarang giliran nyokap lo yang deketin bokap gue. Tenyata, pelakor yang selama ini gangguin hidup keluarga gue itu nyokap lo!"

PLAK!!

Tamparan mendarat tepat di pipi kanan Maxim. Violet marah mendengar mamanya disebut sebagai pelakor hingga dia tidak bisa mengendalikan dirinya lagi.

"Jaga ucapan lo! Nyokap gue bukan pelakor, bokap lo aja yang brengsek deketin nyokap gue. Padahal, dia sendiri udah punya keluarga," jelas Violet tak kalah murka.

"Berani-beraninya lo nampar gue." Maxim yang tidak terima dengan perlakuan Violet, diraihnya secara paksa wajah Violet dan dengan kasar melumat bibir Violet.

"Mmmpphh." Violet memukul dada bidang Maxim. Berusaha melepaskan diri dari ciuman panas dan kasar Maxim.

Maxim telah mencuri ciuman pertamanya!



























DAISY & VIOLET 17+ | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang