Happy Reading
"Sial! Gimana bisa gue ngelupain Violet," rutuk Adam kesal.
Adam frustasi setelah mengetahui jika Violet sudah tidak ada di tempat tersebut. Ia membanting stir menuju rumah Violet. Adam yakin pasti sekarang Violet sudah berada di rumahnya.
Perasaan bersalah memenuhi dadanya. Dia sudah berjanji pada Violet akan berada di samping gadis itu saat berada di pesta Dion. Tapi apa yang dia lakukan sekarang?
Dia melupakan gadis itu karena terlalu fokus pada Daisy.***
Violet keluar dari mobil sport warna hitam dengan wajah memerah menahan amarah. Setelah kejadian di taman, Maxim mengantar Violet pulang dengan paksaan.
Sebelum Violet keluar dari mobil, Maxim kembali mencekal pergelangan tangan Violet, membuat Violet mengerang kesakitan.
"Ingat! Gue bisa ngelakuin lebih dari tadi kalau nyokap lo masih berhubungan sama bokap gue. Lo harus yakinin nyokap lo buat akhiri hubungan mereka. Ngerti?" Violet melepas paksa cekalan tangan Maxim.
Setelah berhasil, ia memilih untuk mengabaikan cowok pemaksa itu dan berlari ke dalam rumah."Ingat ucapan gue!" Maxim berteriak dan membuat Violet semakin kesal.
Saat Violet masuk ke dalam rumah, ia mendapati Mamanya berdiri dengan tangan bersidekap di dada. Violet sudah cukup lelah untuk menghadapi mamanya yang sinis."Kamu lupa ini jam berapa?" Dengan malas Violet mengabaikan ucapan Mamanya. Violet sangat lelah jika harus berdebat.
"Mau kemana kamu. Mama belum selesai bicara." Aida mengikuti Violet dari belakang.
Violet berbalik dan menatap Mamanya dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Akhiri hubungan Mama dengan Om Pras. Dia sudah punya keluarga.
Mama jangan rusak rumah tangga mereka," ucap Violet dingin.
"Tidak masalah. Pras akan segera berpisah dengan istrinya. Dan kami akan hidup bersama."
Violet tidak bisa menahan emosinya lagi.Gadis itu mengepalkan tangan di samping badannya. Kepalanya mendongak menatap Aida tak gentar. Sikap Aida membuatnya muak ditambah kelakuan kurang ajar yang Maxim lakukan padanya.
"Kenapa Mama tega memisahkan dia dengan istri dan anak-anaknya? Mama juga perempuan. Mama pasti mengerti bagaimana sakitnya dikhianati. Lalu, kenapa Mama melakukan ini?" Nada suara Violet meninggi.
" Cukup! Tahu apa kamu tentang Mama? Jangan campuri urusan Mama. Fokus saja dengan sekolahmu."
"Apa aku bukan anak Mama? Sampai Mama tega melakukan ini tanpa mempedulikan perasaanku?"
PLAK!
Tamparan itu tepat mendarat di pipi Violet. Seketika, pipi putihnya berubah merah. Violet mengusap pipinya yang terasa kebas dengan mata nanar. Bulir bening siap mengalir menganak sungai.
"Jaga ucapnmu! Bagaimana bisa kamu bicara seperti itu?! Jika Eyangmu mendengar itu kamu pikir kita akan selamat?" Dengan suara bergetar Aida berusaha mengendalikan diri.
"Mama Egois!" Violet berlari menuju kamarnya dengan membanting pintu cukup keras.
Aida menatap tangannya yang masih bergetar. Baru kali ini ia bersikap kasar dan main tangan pada Violet. Terbesit rasa kecewa dan menyesal di hatinya.
"Maafkan aku, Mas ..."
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY & VIOLET 17+ | REPOST
Lãng mạnDesign cover by : Erika Dewi Pringgo just an ordinary story but it will be special if you appreciate it.