Happy Reading
Adam memutuskan mengantarkan Daisy pulang ke Rumah. Violet ia titipkan kepada suster yang ada di rumah sakit. Daisy juga butuh istirahat. Adam tidak ingin gadis itu jatuh sakit.
"Kamu jaga diri baik-baik, ya. Mungkin beberapa hari ke depan kita nggak bisa ketemu dulu. Aku harus jagain Violet sampai dia pulih. Aku akan ngabarin dan telepon kamu setiap harinya," ujar Adam saat Daisy hendak keluar dari mobilnya.
Gadis itu hanya mengangguk dan keluar dari mobil. Tiba-tiba Adam menarik lengannya dan mencondongkan wajahnya lalu mendaratkan kecupan lembut ke kening gadis itu.
" Aku cinta sama kamu. Jadi jaga diri kamu baik-baik."
" Iya. Kamu juga."
Daisy benar-benar keluar dari mobil Adam dan membuka gerbang rumahnya. Hal itu tidak lepas dari pandangan Adam. Ia akan memastikan kekasihnya itu masuk ke rumah dengan selamat.
Setelah gadis itu hilang dari pandangan, Adam menghidupkan kembali mobilnya dan meninggalkan kediaman kekasihnya itu.
***
Laki-laki dengan jeket kulit bewarna hitam serta topi yang senada dengan jaket itu melangkah hati-hati menuju sebuah kamar dengan no ruangan 454 tersebut.
Langkahnya terhenti tepat di tepi ranjang seorang gadis yang tertidur pulas dengan selang infus di tangannya.
Cowok itu mendekatkan tubuhnya ke hadapan pasien itu. Di ulurkan tangannya dan di usapnya pipi gadis itu dengan lembut."Segitu gak maunya lo sama gue sampai lo ngelakuin hal bodoh seperti ini."
Maxim yang waktu itu ingin menghampiri Violet ke apartemen Adam tiba-tiba tercekat di lobi saat melihat Adam membopong Violet yang berdarah-darah. Diurungkan niatnya menemui gadis itu dan mengikuti arah mobil yang dikendarai Adam. Sampai mobil itu berhenti di depan rumah sakit swasta mewah yang ada di pusat kota Jakarta.
Maxim menggeram saat menerima kenyataan bahwa Violet melakukan hal nekat seperti itu."Dasar gadis bodoh!"
Berjam-jam Maxim menunggu di mobilnya. Tiba-tiba ia melihat Adam keluar bersama gadis yang sedari tadi ada di sampingnya saat membawa Violet ke rumah sakit.
Hal itu tidak di sia-siakan Maxim. Saat Adam dan gadisnya meninggalkan rumah sakit, ia langsung turun dari mobilnya dan perlahan masuk ke rumah sakit menuju resepsionis untuk menanyakan keadaan Violet dan di ruang mana gadis itu dirawat.Mata gadis itu perlahan terbuka. Ia mengerjapkan matanya guna menyesuaikan pandangannya dengan cahaya di ruang itu.
Saat matanya sudah sepebuhnya terbuka. Ia mendapati laki-laki yang sangat ia benci tengah menatapnya dengan lekat. Orang pertama yang ia lihat saat membuka mata adalah Maxim. Cowok yang membuatnya melakukan hal nekat seperti ini." PERGI!!!!"
"PERGI!!!!" teriak Violet histeris. Ia masih sangat terguncang dengan semua hal yang terjadi pada dirinya.Melihat laki-laki yang melukainya berada di dekatnya membuat Violet merasa terancam.
Maxim memeluk Violet guna menenangkannya. Tapi yang terjadi malah Violet memukul-mukul tubuh cowok itu sekuat tenaga yang ia punya.
"Lepasin gue bajingan! Lepas!" Violet masih meronta-ronta di pelukan Maxim. Cowok itu malah semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Violet.
"Lo gak akan pergi dari gue. Bahkan malaikat maut pun gak akan gue izinin buat ngambil lo dari gue. Lo milik gue Violet," bisik Maxim penuh penekanan.
Setelah puas memukul-mukul tubuh Maxim, Violet menyandarkan kepalanya pada dada bidang cowok itu. Tak ada yang dapat ia lakukan. Tenaganya terkuras habis, air mata masih mengalir deras di pipinya. Isakan tergugu tak kunjung reda.
Pintu ruangan terbuka.
Adam yang melihat pemandangan dimana Maxim tengah memeluk Violet dengan erat dan melihat sahabatnya itu menangis dan meronta menyulut api amarah di dalam diri Adam.
"Brengsek!! Apa yang lo lakuin di sini bajingan!"
Secepat kilat Adam menarik tubuh Maxim dan menarik kerah jeket laki-laki itu dengan penuh emosi. Diseretnya tubuh cowok itu keluar meninggalkan ruangan dengan Violet yang mematung dengan pandangan kosong.
Mereka sampai di parkiran rumah sakit dengan tatapan orang-orang di sekitar yang tidak bisa dihindari."Masih punya nyali lo temuin dia ha!!" bentak Adam tanpa henti melayangkan pukulan bertubi-tubi ke arah Maxim. Cowok itu terpental dan menubruk sebuah mobil di belakangnya. Adam tak henti-hentinya menyerang.
"Gue udah pernah ingetin lo buat jauhin dia. Tapi lo dengan tidak tahu malunya datengin dia yang masih dalam keadaan terguncang seperti itu. Lo mau mampus di tangan gue ha!" Lagi-lagi Adam melayangkan tinjunya ke arah perut Maxim. Darah segar mengalir di hidung dan mulut cowok itu.
Dengan sisa-sisa tenaga Maxim bangkit dan melayangkan pukulan telak ke arah Adam.
"Sampai kapan pun gue gak akan ngelepasin Violet. Sekarang dia udah jadi milik gue! Lo nggak akan bisa ngehentiin gue untuk itu," ujar Maxim terengah-engah.Emosi Adam kembali tersulut. Bersiap-siap untuk menerjang Maxim lagi, tapi di hentikan oleh security yang sudah ada di dekat mereka. Security itu melerai dan memisahkan mereka berdua yang telah menjadi tontonan orang-orang di sekitar parkiran.
Setelah insiden itu Maxim pergi dengan mobilnya meninggalkan perkarangan rumah sakit. Sedangkan Adam berlari ke dalam rumah sakit dan melangkah menuju ruangan Violet.
Gadis itu duduk dengan tangan memeluk lututnya di atas ranjang. Ia tak menyadari kalau Adam sudah berada di ruangan itu memandanginya dengan tatapan prihatin. Hati Adam seolah teriris mendapati sahabatnya itu semakin terpuruk.
"Vio." Mendengar suara itu, Violet mengangkat kepalanya. Pandangannya tertuju pada cowok yang ada di hadapannya itu.
Seketika ia langsung menghambur ke dalam pelukan Adam.Masih ada yang mau baca nggak si? Jadi bingung mo lanjut.
Sini komen!
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY & VIOLET 17+ | REPOST
RomanceDesign cover by : Erika Dewi Pringgo just an ordinary story but it will be special if you appreciate it.