Happy reading!!!
Gadis bergaun putih selutut dengan desain runcing di atas dan lebar di bawah seperti huruf A itu berdiri di tengah keramaian pesta. Ia berusaha menyamankan diri dengan suasana yang cukup asing baginya. Gadis itu memilih berdiri di tepi kolam dengan segelas orange juice di tangannya.
Matanya mengamati sekitar lokasi pesta tersebut.Sungguh ia sangat merasa asing berada di tempat ini. Saat sampai di lokasi, gadis itu langsung menemui orang yang telah mengundangnya, sekedar mengucapkan selamat.
Meskipun balasan dari sang empunya acara tidak terlalu antusias, dia tetap bersyukur karena dia masih disambut dengan sopan.
Setelah itu, ia dipersilahkan untuk mencicipi hidangan yang ada. Tapi, gadis itu memutuskan untuk segera pulang karena tak ada yang istimewa di pesta ini. Dia bahkan tak saling menyapa dengan orang di pesta itu. Orang-orang di sana seolah tak menyadari keberadaannya.
***
Mata cowok itu tak berhenti memandangi gadis yang tengah berdiri di tepi kolam. Gadis yang memenuhi pikiran dan yang ia cari dari tadi saat sampai di tempat ini.
Cowok itu berniat menghampiri sang gadis tapi ada hal yang tak terduga terjadi begitu saja. Dilihatnya gadis itu tak sengaja menumpahkan orange juice ke baju salah satu tamu di pesta tersebut.
"Ma ... maaf ... saya nggak sengaja." Dengan cepat gadis itu segera membersihkan gaun wanita yang ada di depannya dengan sapu tangan yang ia simpan di tas mungilnya.
"Singkirin tangan lo dari gaun gue! Lo tau berapa harga gaun ini?" teriak salah seorang gadis dengan wajah diselimuti amarah.
Secepat kilat gadis itu mendorong gadis yang terlihat ketakutan itu ke arah kolam. Tubuh gadis itu terhuyung tanpa bisa dikendalikan, jatuh ke dalam kolam yang cukup dalam.
Semua orang kemudian mengalihkan pandangannya ke arah kolam. Melihat apa yang terjadi. Suasana pesta yang sebelumnya tenang, berubah riuh saat seseorang tercebur ke dalam kolam.
Dengan cepat cowok yang tak lain adalah Adam segera menceburkan diri meraih tubuh gadis itu lalu membawanya ke permukaan kolam.
Saat sampai di tepi kolam gadis itu terbatuk-batuk. Napasnya tersengal-sengal, dia pikir ia akan mati di kolam itu.Dengan sigap Adam menggendong tubuh gadis itu dan membawanya jauh dari keramaian. Gadis itu hanya bisa melilitkan tangannya ke leher orang yang tengah menggendongnya agar tidak terjatuh.
Ucapan syukur tidak henti dia ucapkan. Setidaknya dia masih bisa pulang dengan selamat.
***
Sekarang mereka sudah sampai di area parkir. Dimana mobil Adam berada. Adam menurunkan gadis itu dari gendongannya perlahan. Tatapan khawatir masih terpancar di kedua matanya. Adam mengusap lembut wajah gadis itu yang basah.
"Apa kamu baik-baik saja? Atau ada yang sakit?" tanya Adam cemas.
"A ... aku baik-baik saja." jawab gadis itu setengah menggigil.
Adam yang melihat itu, mengambil jeket yang ada di mobilnya, lalu memakaikan ke tubuh gadis yang sudah basah kuyup itu. Tangannya saling menggosok kemudian menempelkan ke pipi gadis itu, berusaha membuat gadis itu merasa hangat.
"Aku anter kamu pulang. Ayo! Masuk ke mobilku," ajak Adam.
" Nggak usah. Aku bisa pulang sendiri. Terima kasih atas bantuannya ... dan maaf sudah merepotkan."
"Nggak apa-apa. Biar aku anter. Lagi pula, ini udah malam." Dengan cepat Adam membuka pintu mobilnya, sedikit memaksa gadis yang sudah lama diperhatikannya itu agar mau masuk ke dalam mobilnya. Dan usahanya berhasil.
***Dalam perjalanan mengantar gadis itu pulang, hanya hening yang tercipta. Tidak ada yang membuka suara antara mereka. Merasa tidak nyaman dengan kecanggungan, Adam pun berusaha mencairkan suasana dengan mengajak gadis itu bicara.
"Kamu yang waktu itu bantu aku di ruang UKS, kan?" tanya Adam yang masih fokus menyetir.
Gadis itu menoleh ke arahnya. Berusaha mencerna maksud perkataan Adam. Keningnya berkerut dalam saat mengali kembali ingatanya.
"Kakiku cedera dan kamu yang bantu aku di UKS waktu itu. Ingat?"
Gadis itu pun ingat. Ternyata cowok di sampingnya ini adalah orang yang ia bantu waktu itu. Terekam jelas di otaknya bagaimana saat Adam tertatih menuju UKS dan kebetulah perawat yang biasanya stand by di UKS malah tidak ada.
"Iya ... aku ingat." Gadis itu tersenyum cantik. Sangat cantik sampai membuat Adam terpana.
"Kamu murid baru? Sebelumnya, aku nggak pernah lihat kamu." Adam terdengar sangat antusias.
Menyenangkan saat berhasil membuka obrolan dengan gadis itu." Iya, Ayahku dipindah tugaskan. Jadi kami sekeluarga pindah ke sini," Jelasnya lembut. Tidak hanya cantik, suaranya bahkan terdengar begitu merdu. Puji Adam.
"Oh ... Sudah kuduga. Jadi apakah sekarang kita bisa berteman?" ucap Adam tulus.
Gadis itu tampak ragu, kemudian ia pun mengangguk. Senyum tulus masih terulas di bibirnya yang dipoles lipgloss tipis.
"Aku Adam. Namamu sia__"
"Stop! Itu rumahku." Gadis itu tiba-tiba berteriak kecil.
Adam menepikan mobilnya ke sebuah rumah minimalis tapi tetap terkesan mewah. Terlihat nyaman untuk ditinggali.
Gadis itu melepas sabuk pengamannya kemudian turun, begitu pun dengan Adam.
"Terima kasih atas bantuannya. Mau mampir dulu, mungkin?" tawar gadis itu kepada Adam.
"Lain kali aja. Ini udah malam. Nggak enak sama orangtua kamu,." tolaknya halus.
"Ehm... Kalo begitu, aku masuk dulu, ya. Hati-hati di jalan."
Gadis itu hendak membuka gerbang rumahnya ketika Adam kembali melontarkan pertanyaan.
"Jadi, nama kamu siapa?" Gadis itu menoleh untuk menatap Adam. Tatapan sendunya terlihat malu saat Adam menatapnya dengan tajam.
"Daisy ... namaku Daisy." Gadis itu kemudian masuk meninggalkan Adam.
Adam tak henti-hentinya tersenyum. Akhirnya ia tahu juga siapa nama gadis itu bahkan sekarang ia juga tahu dimana gadis itu tinggal. Dengan langkah ringan dia masuk ke mobilnya.
Tiba-tiba matanya terarah ke dashboard mobil dan melihat tas berwarna ungu di sana.
Astaga itu tas Violet.Adam melupakan Violet. Gadis itu pasti masih menunggunya di tempat pesta. Dengan kecepatan tinggi ia melajukan mobilnya kembali menuju ke lokasi pesta.
KAMU SEDANG MEMBACA
DAISY & VIOLET 17+ | REPOST
RomanceDesign cover by : Erika Dewi Pringgo just an ordinary story but it will be special if you appreciate it.