BAB 7

1.4K 90 3
                                    

Happy Reading


Violet mengunci kamarnya dan menghepaskan tubuhnya di kasur berukurang king size dengan motif bunga berwarna ungu. Tangannya bergetar saat menyentuh pipinya yang terasa nyeri. Tamparan Mamanya cukup kuat hingga membuatnya meringis saat menyentuh bekas tamparan itu. 

Hari ini sangat menguras tenaga dan perasaannya. Kejadian di taman tadi masih membayang di ingatannya bagaimana cara Maxim melecehkannya.

Maxim menciumnya dan hampir memperkosanya. Jika saja pelayan Dion tidak datang pada saat yang tepat, entah apa yang akan terjadi padanya.

Dua hal baru dialami oleh Violet. Pertama, mendapat pelecehan dari cowok yang paling ia hindari. Kedua, mendapat tamparan dari Mamanya sendiri.

Violet berusaha memejamkan mata. Menenangkan dirinya dalam gelap hingga tiba-tiba terdengar suara ketukan dari arah jendela kamarnya.
Dengan langkah berat, Violet berjalan menunju jendela dan mendapati Adam tengah berusaha memanjat untuk bisa naik dan masuk ke kamarnya.

Violet segera membuka jendela dan membantu menarik tangan Adam agar bisa masuk ke kamarnya. Violet memperhatikan penampilan Adam yang acak-acakan. Baju yang dikenakannya setengah basah dan rambut yang tidak serapi sebelumnya.

"Masih inget gue, lo?" sindir Violet pada Adam yang masih mengatur napasnya.

"Sorry tadi gue ada panggilan darurat. Makanya gue pulang duluan gue lupa kalau lo masih di sana," jelas Adam yang sekarang sudah duduk di kasur Violet.

Padangan Adam tertuju pada pipi Violet yang tampak memar. Cowok itu berdiri dan mendekati sahabatnya. Berniat menyentuh pipi gadis itu yang ditepis Violet cepat.

"Pipi lo kenapa, Vio?"

"Nggak apa-apa."

"Sejak kapan lo nutupin sesuatu dari gue? Sekarang, ceritain ke gue apa yang terjadi sama lo sebenarnya?" desak Adam tak sabaran.

Violet hanya menatap sahabatnya itu dengan mata yang memanas. Haruskah ia menceritakan pelecehan yang dialaminya hari ini? Atau memberitahu jika Mama sebenarnya adalah seorang pelakor?
Tanpa aba-aba, Violet menarik kepala Adam dan mencium bibir cowok itu singkat.

Adam yang kaget, membulatkan matanya tanpa berniat membalas ciuman Violet. Saat ini, Violet hanya ingin menghapus bekas cumbuan si brengsek Maxim pada bibirnya. Tak terasa, air mata Violet mengalir tanpa bisa ia tahan.

Adam menarik wajahnya menjauhi Violet. Menatap gadis itu dengan khawatir. Dipeluknya tubuh Violet dan mengusap lembut punggungnya. Violet semakin mengeratkan pelukannya di tubuh Adam. Untuk beberapa waktu, suasana kamar itu menjadi sangat hening, hanya suara isakan kecil dari tangis Violet yang terdengar.

Setelah merasa cukup tenang, Violet melepaskan pelukan Adam pada tubuhnya.

"Lo bisa nggak nemenin gue malam ini? Sampe gue tidur aja," pinta Violet penuh harap.

Tanpa menjawab Adam sudah membaringkan tubuh Violet dan juga tubuhnya di kasur dengan posisi berpelukan.

Setelah yakin jika Violet sudah tertidur, Adam melepaskan perlahan pelukannya dan bangkit dari ranjang Violet. Ditatapnya sekali lagi sahabatnya itu. Melihat kondisi Violet saat ini membuat hatinya terasa terusik.

Tidak biasanya Violet bersikap seintim itu padanya. Selama mereka menjalin pertemanan kontal fisik yang pernah mereka lakukan hanya sebatas bergandengan dan berpelukan. Tak pernah lebih dari itu.
Adam tidak akan memaksa Violet untuk menceritakan apa yang sedang gadis itu alami sekarang. Ia hanya ingin Violet sendirilah yang nantinya akan memberi tahu apa yang terjadi jika gadis itu sudah siap.










DAISY & VIOLET 17+ | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang