Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy Reading
Prang!
Gelas itu pecah berderai di lantai. Amira tak sengaja menyenggol gelas yang ada di meja makan. Tiba-tiba perasaannya menjadi tidak enak. Amira menunduk dan memungguti pecahan kaca itu. wanita itu kemudian menyentuh dadanya yang terasa sesak.
"Semoga tidak terjadi hal buruk." Sementara di lain tempat,
Sesampainya di rumah sakit Violet langsung disambut oleh tenaga medis dan dilarikan ke ruang UGD. Adam tak henti-hentinya berdoa agar sahabatnya itu bisa diselamatkan. Daisy yang masih syok dengan kejadian itu, terduduk lemas di kursi yang tersedia di sana.
"Kamu gak apa-apa? Sepertinya kamu juga butuh perawatan." Adam menyeka peluh di kening Daisy dan menggenggam tangan gadis itu yang terasa dingin.
"Aku baik-baik aja. Ini hanya efek dari keterkejutan tadi aja." Daisy tersenyum yang terlihat di paksakan.
"Bagaimana kalau kamu pulang untuk istirahat. Biar aku yang jagain Violet di sini," ujanya masih terlihat cemas.
"Nanti aja. Aku juga ma tau gimana keadaan Violet." Entah kenapa Daisy merasa ia perlu mengetahui bagaimana keadaan gadis itu. Hatinya seolah melarangnya untuk pergi. Padahal ia tahu sendiri jika kondisinya pun tidak cukup baik.
Dua jam berlalu, pintu ruangan itu pun terbuka. Seorang Dokter dengan kacamata berpakain hijau keluar diikuti dua perawat di belakangnya. Adam bangkit dan segera menghampiri sang dokter.
"Bagaimana keadaannya, Dok?" tanya Adam tak sabaran.
"Maaf sebelumnya, saudara siapanya pasien?" Dokter itu tak langsung menjawab.
"Saya temannya, Dok. Bagaiman kondisi teman saya. Apa dia baik-baik saja?"
"Teman Anda selamat. Jika terlambat sedikit saja mungkin kami tidak dapat menolongnya. Saat ini, dia masih belum sadarkan diri. Pendarahan di tangannya cukup membuatnya kehilangan banyak darah. Kami akan segera memindahkan pasien ke ruangan rawat inap." jelas dokter tersebut panjang lebar.
Adam sedikit merasa lega Violet masih bisa diselamatkan. Tapi, saat ini gadis itu masih belum siuman dan itu masih membuat Adam tidak dapat bernapas lega sepenuhnya. Kenapa sahabatnya itu melakukan hal yang nekat hingga membuatnya hampir kehilangan nyawa.
***
Violet sudah dipindahkan. Saat ini, Adam masih setia menunggunya di tepi ranjang sambil meraih tangan gadis itu lalu mendekapnya. Matanya menatap sendu tubuh Violet yang terbaring lemah.
"Vio lo cewek kuat. Gue yakin lo bisa melalui ini semua. Kenapa lo bersikap sekonyol ini. Lo tau gue gak bisa hidup tanpa lo. Lo itu sangat berarti buat gue," ucap Adam kemudian mencium tangan gadis itu.
Adam merasa sangat menyesal dan gagal menjaga sahabatnya itu. Gadis itu sangat berarti untuknya. Di dalam tubuh Adam mengalir darah Violet. Saat ia terluka dan menjadi korban tawuran, Adam banyak kehilangan darah dan Violet lah yang mendonorkan darahnya untuk Adam.
Gadis itu sudah seperti saudaranya sendiri. Seorang adik yang seharusnya ia lindungi. Daisy yang berada tidak jauh dari Adam merasa ragu terhadap perasaan kekasihnya itu. Ia melihat betapa Adam sangat mengkhawatirkan Violet. Di satu sisi, ia senang mendengar gadis itu selamat dan di sisi lain ia merasa jika dirinya tak pantas di samping Adam. Ia hendak mundur meninggalkan kamar itu, tapi tangannya ditahan oleh Adam.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Uhuuuy dibikinin cover baru dong!!! Sama ErayDewiPringgo Thanks ya gue pakai lho.
Btw gue emang payah kalau masalah bikin cover. Nyusahin aja emang heheh..
Buat yang mau baca lengkap tanpa harus nunggu update. Coba baca di Play Store.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Eitsss.. Tenang yang mau baca di Wattpad bisa juga kok. Tapi tunggu di repost secara berkala ya.
