BAB 3

2.1K 104 4
                                    

"Sayang kok melamun, kamu udah makan belum? Ini Bunda beliin martabak telur kesukaan kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Sayang kok melamun, kamu udah makan belum? Ini Bunda beliin martabak telur kesukaan kamu."

Wanita dengan senyum ramah yang selalu menghiasi wajah ayunya itu mendekati anak gadis yang tengan duduk di taman samping rumah mereka.

"Bunda udah pulang?" gadis dengan rambut panjang yang terurai indah dengan jepit kupu-kupu itu terlihat sedikit terkejut dengan kedatangan orang yang sangat di sayanginya.

"Aku hanya sedang bingung, Bunda."

"Loh anak Bunda bingung kenapa? apa ada masalah?" tanya Wanita itu sedikit khawatir.

"Nggak ada masalah kok, Bun. Aku cuma bingung mau datang apa nggak ke pesta Anniversery orang tua teman aku."

"Kenapa bingung, bagus dong kalau kamu di undang ke acara pesta seperti itu, biar ganti suasana. Nggak dirumah-rumah terus, nanti biar Bunda siapin gaun yang cocok buat kamu. Acaranya kapan sayang?"

Wanita itu sangat senang mendengar anak gadisnya yang pemalu itu mendapatkan udangan ke acara pesta. Dia juga ingin melihat anaknya berbaur dengan teman seusianya dan tidak hanya mengurung diri di rumah.

" Acaranya nanti malam, Bun. Aku nggak tahu mau pergi sama siapa. Aku masih belum punya teman dekat di sekolah yang sekarang." Gadis itu terlihat sendu. Sampai saat ini ia belum juga memiliki teman dekat di sekolahnya yang baru. Sulit baginya untuk bersosialisasi.

"Itu nggak masalah, Sayang. Kamu bisa pergi sendiri 'kan? Pokoknya Bunda nggak mau tahu, kamu harus ikut ke pesta itu. Oke?"

Tanpa menunggu jawaban dari sang Anak, wanita itu sudah berdiri untuk menyiapkan gaun pesta untuk putri tercintanya.

***

Di tempat lain.

Violet tengah berdiri di depan lemari besar yang ada di kamarnya. Memilah gaun yang cocok ia kenakan di acara malam ini.

Awalnya ia merasa keberatan dengan ajakan Adam untuk menghadiri acara  Anniversary orang tua dari cowok yang sangat menyebalkan seperti Dion. Tapi setelah dipikir-pikir tidak ada salahnya jika ia menghadiri acara itu, setidaknya ia bisa melupakan masalah tetang dirinya yang belum tahu akan seperti apa kedepannya.

Dari sekian bayak gaun yang ada di lemari. Violet menjatuhkan pilihannya dengan Maxi-dress  berwarna purple. Rata-rata gaunnya tak jauh dari warna purple, baik kesuluruhan atau pun hanya coraknya saja pasti akan melibatkan warna purple.

Warna ungu itu telah menjadi ciri khas tersediri bagi gadis itu. Seperti namanya Violet. Bunga Violet yang identik dengan warna ungu.

Bagi violet sendiri warna ungu adalah kombinasi yang sempurna terbentuk dari dua warna dengan karakter bersebrangan.

Merah yang berani, dinamis, dominan dan panas dengan Biru yang tenang, statis serta dingin.

Tak butuh waktu lama untuk Violet mendandani dirinya. Rambutnya yang cukup panjang di sanggul dengan rapi, tak ada aksesoris di sana.

Make-up  yang terpoles di wajahnya cukup menantang, sedikit tebal untuk ukuran gadis sekolah. Menghadiri acara seperti ini Violet ingin memperlihatkan sisi dewasa pada dirinya. Ia tak ingin dianggap sebagai gadis lemah. Lemah bukan sifatnya.

Derttt...Dertt....

Ponselnya berdering, Violet yakin itu adalah panggilan dari Adam dan benar saja cowok itu menelponnya.

"Gue udah di depan rumah lo nih, buruan gih keluar."

"Iya." jawab Violet singkat.

Saat Violet hendak ke luar rumah, ia melihat mamanya juga sudah siap untuk pergi dengan gaun pesta berwarna merah marun.

"Mama mau kemana? Pergi sama Om Pras lagi?" Tanya Violet heran.

Belakangan ini Violet sering melihat mamanya pergi dengan Pria bernama Pras yang dikenalkan sebagai teman sang Mama.

"Iya Mama mau pergi. Memang kenapa kalau Mama pergi dengan Pras? Kamu keberatan?" Aida terlihat kurang suka dengan pertanyaan Violet. Violet menelan ludahnya, ucapan Aida terdengar sangat sinis.

"Nggak kok, Ma. Aku juga mau pergi." Jujur saja Violet tidak suka jika Mamanya itu dekat dengan laki-laki bernama Pras. Laki-laki itu seperti tidak tulus.

"Pulang tepat waktu. Kamu tahu sendiri bagaimana akibatnya jika melanggar peraturan yang di buat Eyangmu itu. Jangan membuatnya marah."

Perintah Aida lalu keluar terlebih dahulu meninggalkan Violet.
Violet menarik napasnya dalam, menenangkan dirinya kemudian mengikuti jejak Aida. Saat kakinya mencapai teras, Violet melihat Adam sudah berdiri tegak dengan pakain kasualnya yang rapi.

"Wah gue gak salah lihat nih, lo bisa dandan juga ternyata." Adam setengah tertawa dengan tatapan takjub di matanya.

"Norak banget sih, lo."

"Btw nyokap lo mau kemana tuh, malam mingguan juga?" Adam sempat berpapasan dengan Mama Violet saat wanita itu pergi.

Tak ada obrolan antara mereka, Adam hanya melempar senyum tipis tak berniat menyapanya. Menyapa pun tak ada gunanya karena ia sendiri tahu dengan Violet saja, wanita itu sering bersikap dingin apalagi dengan Adam yang bukan siapa-siapa.

"Nggak usah julidin nyokap gue, mending sekarang kita berangkat. Gue nggak mau dapat masalah gara-gara pulang kemaleman." Ucap Violet mendekati Adam yang sudah membuka pintu mobil untuknya.

"Siap! My princess."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
DAISY & VIOLET 17+ | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang