BAB 8

1.3K 89 1
                                    


  Happy reading

"Harusnya, Bunda nggak maksa kamu buat pergi ke pesta itu. Kamu gak bakalan sakit seperti ini." Tangan wanita itu tengah menaruh kompres pada kening anaknya yang terasa panas.

"Ini bukan salah Bunda. Aku yang ceroboh." Daisy tersenyum lembut.

"Oke ... sekarang kamu istirahat. Ayah bakalan sedih kalau lihat kamu sakit, Sayang." Wanita itu menarik selimut sampai ke dada Daisy.

Daisy, gadis dengan lesung pipi itu dari kecil memang mempunyai fisik yang lemah. Bahkan ia bisa sakit hanya karena terkena angin malam dan air hujan. Bisa dipastikan keesokan harinya ia jatuh sakit. Dia juga mempunyai riwayat asthma  yang bisa kambuh kapan saja.

Di ruang tamu, ibu Daisy yang bernama Amira tengah duduk termenung menunggu kedatangan suaminya. Wanita itu masih merasa khawatir dengan keadaan putrinya yang pulang dalam keadaan basah kuyub. Amira ingin Daisy bisa seperti anak seusianya.

Beberapa jam kemudian bel pun berbunyi. Ia keluar dan membuka pintu, mendapati suami yang sangat ia rindukan  sudah berada di depannya.

"Mas, sudah pulang?" Amira meraih tas kerja sang suami lalu menyalaminya.

"Iya. Selama Mas pergi, apa kamu dan putri kita baik-baik saja?" tanya Ardi sambil mendudukkan diri di sofa.

"Aku baik-baik saja tapi putri kita sakit. Dia demam, Mas," jawab Amira sedih.

Ardi yang melepas sepatunya segera bangkit dan berjalan menuju kamar Daisy. Dilihatnya gadis itu tengah tertidur pulas dengan balutan selimut tebal. Tak ingin mengusik tidur Daisy, Ardi lalu memilih pergi meninggalkan kamar anaknya itu.

                                 ***

Sekarang, orang tua Daisy itu berada di kamar mereka. Ardi melonggarkan dasinya. Menghampiri Amira yang masih saja terlihat murung. Kemudian menggenggam tangan lembut Amira dan mengecupnya.

"Jangan khawatir. Anak kita pasti baik-baik saja," ucapnya menenangkan.

"Beberapa hari ini aku teringat 'dia', Mas," keluh Amira pada sang suami.
Beberapa hari belakangan Amira selalu dihantui oleh dia. Ikatan batin antara ibu dan anak tidak bisa diputus begitu saja.

"Ini memang tidak mudah bagi kita untuk kembali ke tempat ini. Masa lalu yang sudah kita kubur dalam-dalam di sini seolah menarik kita kembali."

Masa lalu mereka tidak mudah untuk dilupakan. Karena bagian dari cinta Ardi dan Amira masih berada di sana.

"Apa 'anak itu' baik-baik saja? Apa dia tumbuh dengan baik?" Amira tak bisa lagi menahan air matanya. Kakinya melemah dengan tubuh bergetar hebat. Ardi yang tak kuasa menghibur hanya bisa memeluk istrinya itu dengan erat.

"Semua baik-baik saja dan 'anak itu' pasti baik-baik saja. Kamu jangan khawatirkan itu."















DAISY & VIOLET 17+ | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang