BAB 10

1.4K 87 5
                                    

       

Ada adegan pemerkosaan..skip jika belum cukup umur. Dan bagi yang berpuasa sebaiknya baca setelah berbuka.

Disinilah mereka sekarang, di dalam kamar sebuah motel. Maxim menghempaskan tubuh Violet ke ranjang dengan kasar. Cowo itu berusaha menindih tubuh Violet yang tak henti-hentinya meronta untuk dilepaskan.

"Jika Nyokap lo bisa hancurin hidup nyokap gue, gue juga bisa hancurin hidup anaknya," ucap Maxim tajam.

"Lo mau apa? Lepasin gue! Please!"

Dengan sekuat tenaga, Violet mendorong tubuh cowok yang berada di atasnya. Tapi hasilnya tetap nihil. Tenaganya tidak cukup besar untuk melepaskan kungkungan cowok itu.

Dengan membabi buta, Maxim melepas paksa baju seragam Violet sehingga kancing bajunya berserakan, begitu pun dengan rok gadis itu. Sekarang, tubuh Violet hanya ditutupi oleh pakaian dalam bewarna cream.

Dengan cepat, Maxim menanggalkan penutup terakhir dari tubuh Violet dan melucuti sendiri pakaiannya.
Sekarang, mereka sama-sama sudah telanjang. Tanpa sehelai benang pun. Violet masih brusaha melawan dengan air mata bercucuran.

Maxim menakutkan!

"Hentikan! Gue mohon hentikan, Max!" Untuk pertama kalinya Violet memohon kepada seseorang.

Maxim tidak mendengarkan ucapan Violet. Cowok itu bahkan semakin bernapsu dengan melebarkan kedua kaki Violet. Tanpa pemanasan, diterobosnya liang kewanitaan Violet dengan satu kali hentakkan.

"Aarrghh ... Sakit, Max! Sakit ... " Ritihan kesakitan lolos dari mulut Violet. Liangnya masih kering tapi cowok itu sudah memaksakan penisnya masuk ke lubangnya.
Violet menangis karena perlakuan Maxim kepadanya. 

"Ini balasan karena lo dulu udah berani nolak gue." Violet merasakan cairan keluar bercampur darah perawan keluar dari area sensitifnya. Maxim tidak henti-hentinya memompa tubuh Violet.

"Sakit, Max ... Hiks!" Violet kesakitan.
"Gara-gara nyokap lo. Keluarga gue hancur!" Sambil menghentakkan penisnya lebih dalam, Maxim mencium bibir Violet, melumatnya dengan sangat napsu.

Max terus melecehkan Violet sampai dia mendapatkan pelepasan. Max sengaja mengeluarkan cairan cintanya di dalam tubuh Violet. Tubuh Maxim kemudian jatuh di atas tubuh Violet.

"Sekarang lo milik gue," bisiknya ke telinga Violet, lalu diciumnya sekali lagi bibir Violet. Memaksa Violet untuk membalas ciumannya.

***

Angin pantai dan deru obak menemani dua orang yang tengah bergandengan tangan berjalan menulusuri tepi pantai.
Cowok itu berlutut di depan sang gadis.

"Daisy, would you be my girlfriend?"

Daisy sangat terkejut dengan apa yang dilakukan Adam saat ini. Ia tak menyangka cowok itu akan mengutarakan perasaannya secepat ini. Gadis itu bingung harus menjawab apa.

Apa gadis lemah sepertinya pantas berdampingan dengan cowok yang tampan dan baik seperti Adam?
Adam pun bangkit dan menatap wajah gadis pujaan hatinya itu dengan lembut menyibakkan anak-anak rambut yang menutupi wajah pucatnya.

"Kenapa diam, kamu nolak aku?"

"Ng... nggak...maksudku apa ini nggak terlalu cepet?" Suara Daisy bergetar.

"Cepat atau lambat tetep aja aku bakalan menyatakan ini ke kamu. Jadi, apa jawaban kamu?" Adam berharap cemas menunggu jawaban Daisy.

Gadis itu akhirnya mangangguk pelan tanda setuju. Adam senang bukan main dan segera memeluknya erat.  Adam sangat bahagia sekali  perasaannya selama ini terbalaskan.

DAISY & VIOLET 17+ | REPOST Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang