"Masalah ada untuk dihadapi, sampai kapanpun melarikan diri bukanlah solusi."
-MiaEl-
...........
Melihat terjadi sebuah kecelakaan orang-orang yang ada di sekitar langsung menghampiri lokasi kejadian.
Seorang wanita membantu Salwa untuk bangun.
"A-aw aw gak bisa mba sakit banget," keluh Salwa.
"Wah keseleo ini kayaknya, mas. Ayo di anter ke tukang urut aja, saya tau di deket sini, di angkat aja mba nya," Kata seorang bapak pada Azzam.Azzam berharap akan ada orang yang mengangkat Salwa tapi ternyata tidak mereka malah melihat ke arah Azzam, dengan terpaksa Azzam bergerak untuk menggendong Salwa.
"Ga- gak usah, kak," tolak Salwa.
"Ck! Diem lo! Dasar nyusahin!" Bisik Azzam.
Di bawanya Salwa memasuki mobil dengan di ikuti bapak berkumis tadi, mereka menuju ke rumah tukang urut yang ada di ujung jalan.Dengan malas, Azzam kembali menggendong Salwa masuk ke rumah si tukang urut.
Gadis itu berteriak-teriak kesakitan.
"A-aw aw Astaghfirullah! Ya Allah sakiiiiiit."
"Anjir! berisik banget lo!" Umpat Azzam.
"Sudah, dua hari lagi jika masih belum bisa dipakai jalan bisa di anter ke sini lagi," kata mbah tukang urut itu.
"Jadi ini belum bisa jalan mbah?" Tanya Azzam.
"Belum, tulangnya agak bergeser."
"Sialan! Jadi gue harus gendong lo lagi?"
"Kalau bisa milih aku juga gak mau digendong sama kamu." Jujur Salwa.
Setelah mengucapkan terimakasih dan memberi uang pada tukang urut dan bapak-bapak yang mengantarnya tadi, Azzam kembali menggendong Salwa menuju Mobilnya."Kok duduk di sini?" Tanya Salwa yang merasa risih Azzam menempatkannya disebelah kursi pengemudi.
"Lo mau di belakang? Gue bukan supir pribadi lo!" Bentak Azzam yang membuat Salwa diam.Azzam melajukan Mobil ke arah pondok tempat dia mengantar Salwa yang pingsan kemarin lusa, namun Salwa yang menyadari ini jalan ke pondok meminta Azzam untuk berhenti.
"Kenapa?" Tanya Azzam bingung.
"Em anu- anu sebenernya aku sudah gak tinggal di tempat itu lagi," aku Salwa.
"Terus lo mau gue anter ke mana?"
"Emm- emm itu aku mau ke terminal saja." Putusnya.
Azzam memicingkan matanya mendengar jawaban Salwa, gadis ini adalah anak yatim piati dan tidak punya siapapun yang bersedia merawatnya itulah info yang Azzam dapatkan tentang Salwa. Sekarang dia malah meninggalkan pondok itu."Gak cuma bego, nekat juga ya lo ternyata. Mau jadi gembel lo? Mulai sekarang lo tinggal di rumah gue!"
"Gak... gak usah, kak." Tolak Salwa.
"Gak gratis, tenang aja. Sampe rumah gue kasih tau apa kerjaan lo."
Setelah berpikir sejenak Salwa akhirnya setuju, toh dia juga tidak tau harus ke mana dan sekarang kabar baiknya berarti dia mendapatkan pekerjaan.Azzam melajukan mobilnya sampai terparkir rapi di halaman rumah besar berwarna abu-abu. Azzam ke luar lebih dulu, membukakan pintu Salwa lalu kembali menggendongnya masuk ke rumah.
"Mba, beresin kamar tamu. Temen saya bakal tinggal di sana. Mba layanin dia sebaik mungkin mulai sekarang." Titah Azzam pada salah seorang pembantu di rumahnya yang berusia sekitar 20 tahun, dia kembali menemui Salwa yang sedang duduk di ruang tengah.
"Eh Salmon, ngapain lo ngelamun?" Tegur Azzam
"Salwa. Namaku S A L W A." Eja Salwa yang tak suka mendengar panggilan Azzam barusan.
"Terserah gue dong mau panggil apa."
"Tapi aku gak suka."
"Gue emang gak minta lo sukain! Udah gak usah bahas itu. Mulai sekarang lo bakal tinggal di sini, sementara kaki lo belum sembuh akan ada yang ngerawat lo, anggep aja bentuk pertanggungjawaban gue udh nabrak lo. Nanti saat lo sudah sembuh lo mulai kerja sama gue." Terang Azzam lalu pergi tanpa menunggu jawaban dari Salwa.............
Dua hari berlalu, Salwa menghabiskan waktu hanya di dalam kamar ini. Semuanya di lakukan di dalam kamar, mulai dari tidur, makan, hingga mandi. Salwa dirawat dengan sangat baik oleh seorang perempuan, Mbak Ajeng.
Azzam tidak datang sama sekali, seatap tapi tak pernah saling tatap padahal Azzam jelas tidak sekolah karna skors dua pekan itu."Mbak, kata Mas Azzam kemarin mbak harus di urut lagi besok. Saya dan bapak yang akan mengantar." Kata Mbak Ajeng yang baru saja masuk membawa nampan berisi makan malam.
"Gak perlu mbak, ini gak terlalu parah. Sekarang sudah lebih baik."
"Mbak Salwa Yakin?"
"Iya aku yakin, insyaAllah gapapa. Aku udh mulai bisa jalan meskipun masih sedikit sakit." Jelas Salwa.
"Baiklah kalau begitu, nanti kalau mba butuh saya tinggal panggil aja ya, mba."
Salwa tersenyum.
"Emm Emang Kak Azzam di mana mba? Kok gak pernah keliatan?" Tanya Salwa ragu-ragu takut Mbak Ajeng salah paham karna dia menanyakan Azzam."A- ada di kam-"
"Gue di sini, kenapa lo nyariin gue?" Azzam tiba-tiba masuk dengan kondisi tubuh terhuyung-huyung. Ajeng yang menyadari majikannya datang dalam keadaan mabuk langsung menghampiri Azzam berniat membawa Azzam kembali ke kamarnya."Ayo mas, balik ke kamar Mas Azzam saja." Ajak Ajeng sudah akan memapah tuannya.
"Lepasin! Lo pergi sekarang!" Azzam menghempaskan Ajeng begitu saja.
"Tapi mas-"
"Kalau gue bilang pergi ya pergi!" Azzam menyeret Ajeng ke luar dari kamar lalu mengunci pintu dari dalam.
Salwa benar-benar dibuat ketakutan oleh tingkah Azzam, dia mabuk! Segalanya bisa terjadi. Azzam berjalan semakin dekat ke arah Salwa."Kakak mau apa? Menjauh! Aaaaaaaaa!"
............
Assalammu'alaikum!
(Gak jawab salam dosa)
Aku apdet cepet kan? Tertohok sama komenan @yunita1981 wkwk thankyou karna kamu mencambukku jadi pingin apdet ehehe
Terimakasih untuk yang bersedia baca, terutama yang sudah komen aylafyu😗Salam sayang, UmmuYakhsya❤
.
.
.
-Wattpad hanya selingan, Al Qur'an yang utama-
KAMU SEDANG MEMBACA
InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]
Romance[SELESAI] Azzam adalah lelaki dengan kisah masalalu yang kelam, tak pernah ada cinta dalam hidupnya yang ada hanya nafsu dunia dan keegoisan. Bertemu dengan Salwa adalah anugrah dalam hidupnya, perempuan manis itu masuk dalam kehidupan Azzam yang ta...