27. Hanya Kebohongan

3K 307 174
                                    

"Penting untuk berpikir sebelum bertindak, karna banyak penyesalan tak bisa merubah keadaan."

@miaelviraa_

.........

Seperti dalam Al Qur'an yang tak pernah ada 'surah nikah' namun nyata selembar 'surah talaq' Salwa juga merasakannya. Perih di talaq sangat nyata meski ikrar nikah terdengar hanya lewat gambar gerak bersuara.

Salwa memandangi diri di depan kaca, dia melihat dirinya yang dekil dan pucat, matanya yang sembab tidak bisa dia tutupi.

Tiga hari setelah kepergian Azzam dia masih menangisi segalanya. Kini dia, adalah seorang janda di usia sangat muda. Salwa ingin pergi dari tempat ini, namun tidak punya tujuan, kondisinya pula belum bisa dikatakan baik.

"Apa aku harus kembali ke pesantren?" Pertanyaan ini terus mengganggu pikirannya, tapi perasaan malu pada Ridho terlalu besar, lelaki baik itu sudah sangat tersakiti, bagaimana bisa dia kembali ke sana dan menyiksa Ridho setiap hari?

Tidak ada tanda-tanda Azzam menyesal dan kembali ke tempat ini, laki-laki itu benar-benar batu, hatinya keras, rasanya tidak bisa Salwa tembus.

Salwa memutuskan untuk mandi dan mengenakan pakaian Kak Nadi yang diberi Oma padanya, pakaian yang bagus pada zamannya.

Kaus biru berlengan panjang dengan gambar Mickey mouse serta rok berbahan jeans itu agak kebesaran di tubuh mungil Salwa.

Oma, Mba Narti, dan Mang Ujang sedang duduk melingkari meja makan, Oma membuat Salwa kagum karna kebaikan hatinya, jarang terjadi seorang pembantu yang setiap hari makan satu meja dengan nyonya rumah, Mba Narti dan Mang Ujang malah lebih seperti anak Oma sendiri.  Mungkin karna anaknya yang jarang datang berkunjung Oma jadi kesepian.

"Salwa, ayo makan sini." Ajak Oma yang mendengar Salwa menutup pintu kamar. Salwa mendekat, memasang senyum semanis mungkin lalu duduk di sebelah Oma.

"Mulai sekarang kamu harus makan yang banyak ya, jangan hanya memikirkan diri sendiri karna sudah ada nyawa lain dalam diri kamu." Nasihat Narti. Salwa merasa begitu risih mendengar itu, ini aneh, dan asing baginya.

"O, ya Azzam bilang tidak dia pergi kemana? Sudah tiga hari tidak pulang, atau dia kembali ke Jakarta?" Tanya Oma yang kian membuat Salwa risih, dia melirik ke Mang Ujang yang tengah asik mengunyah makanan, yang dilirik langsung sadar keadaan bahwa Salwa tidak nyaman dengan kehadirannya di sana.

Mang Ujang mencomot lauk lalu mengangkat piringnya, dengan cengiran khas dia meninggalkan meja makan.

"Ada apa?" Tanya Oma yang menangkap raut kesedihan di mata Salwa.

"Emm sebenernya, Salwa- Salwa sudah ditalaq oleh Kak Azzam, Oma." Jujur Salwa, dia tidak ingin wanita baik hati ini terus berharap dan berpikir lebih terhadap dirinya.

Makanan dalam mulut Narti sampai muncrat, sedangkan mata Oma terbelalak lalu berusaha dia kendalikan dengan menegak air putih.

"Kenapa bisa terjadi?" Tanya Oma setelah berhasil mengendalikan diri.

"Oma, bukannya perempuan hamil itu tidak sah dicerai ya?" Tanya Narti.

"Tentu saja sah, hanya masa idahnya lebih lama, yaitu sampai dia melahirkan. Ada di surat At talaq, dibaca lagi." Terang Oma singkat, dia lebih ingin mendengar cerita Salwa sekarang.

InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang