7. Kata Cinta

3.4K 319 34
                                    

"Rindu itu menyiksa bukan karna tak dipertemukan, tapi karna bersamanya kamu tidak memiliki hak saling merindukan."

-MiaEl-

............

"Mas Ridho?" Panggil Salwa spontan karna Ridho lah yang suka membantunya murojaah hafalan, dan saat ini memang dia sedang merindukan kebersamaannya dengan Ridho sejak mereka kanak-kanak, tapi waktu membuat mereka jadi menjauh. Jangankan bermain, untuk bertegur sapa saja Salwa sangat takut, dan sekarang bahkan dia telah benar-benar jauh dari Ridho serta keluarganya.

"Ckck gue Azzam, bukan Ridho."
Salwa menoleh tak percaya, bagaimana mungkin Azzam meneruskan ayat itu?
"Kenapa? Lo gak percaya kalau gue hafal? Ckck gue kira lo beda dari yang lain, ternyata sama aja!"

"Maksud kakak?"
"Lo sama dengan orang lain yang mandang gue rendah, padahal cara pandang kalian yang rendahan." Ejek Azzam dengan kalimat yang menyakitkan. Salwa terdiam, memang benar dia tidak menyangka Azzam menghafal Qur'an padahal dia terkenal sangat nakal bahkan sampai minum alkohol, bagaimana bisa?

"Rubah pola pikir lo, gak semua yang terlihat baik itu baik, yang terlihat jahat itu jahat. Allah maha mengetahui sedang kamu tidak mengetahui." Tambah Azzam. Salwa tertegun dengan ucapan Azzam.

"Ka- kakak..."
"Diem! Lo udah sembuh, gak ada lagi waktu buat males-malesan. Ikut gue sekarang." Ajak Azzam. Salwa membuntuti Azzam yang ternyata masuk ke kamarnya. Salwa masih berdiri di depan pintu tidak ingin masuk, tentu dia khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan seperti kemarin.
"Gak usah mikir yang macem-macem! Gue gak tertarik sama lo, lo harus sadar diri!" Bentak Azzam. Salwa hanya menunduk takut sekaligus kesal mendengar ucapan Azzam. Mau tak mau Salwa mengikuti Azzam masuk ke kamarnya.

"Ini lemari gue, lo liat susunannya. Gue mau serapih ini setiap hari. Gue gak suka kemeja yang ada bekas setrikaan, gue mau semuanya rapi." Azzam menunjukkan isi lemari besar itu, kemeja tergantung rapi, kaos dan celana yang dilipat pun tertumpuk dengan sangat rapi. Salwa mengangguk, padahal dia sendiri tidak yakin bisa menyusun serapi itu. Dia akan belajar dengan Bu Surti Ibunya Mbak Ajeng.

"Kamar mandi gue harus diberishin setiap hari, sprei nya harus diganti dua hari sekali, ini keranjang pakaian kotor yang lo harus ambil setiap sore sesudah gue mandi. Jam 9 malem gue biasa minum susu almond yang anget jadi harus lo anterin."
"Susu almond? Kaya' ibu menyusui aja." Gerutu Salwa yang agak jengkel mendengar semua penjelasan Azzam si sempurna itu.
"Apa katamu?"
"Enggak jadi."

"Oh ya lo boleh masuk kamar gue disaat gue izinin, kalau gak gue kasih izin jangan pernah masuk. itu tempat sepatu gue, setiap hari harus bersih semua karna gak tau mana yang mau gue pake dihari itu."
"Kakak sengaja ya mau ngerjain aku? Kenapa semuanya dituntut sesempurna mungkin? Padahal di sekolah kakak sangat berantakan, gak ada rapi-rapinya!" Tanya Salwa yang sudah tidak tahan lagi mendengar ocehan Azzam.

"Gue suka mulai semuanya dengan rapi, masalah berantakan di tengah jalan ya itu urusan nanti." Jawab Azzam.

"Permisi, mas. Ada yang mencari Mbak Salwa di depan," kata Bu Surti yang tiba-tiba muncul memberi informasi.
Salwa dan Azzam reflex saling bertatapan karna bingung, entah siapa yang tau Salwa ada ditempat ini.

"Siapa, bu?" Tanya Salwa.
"Bibi juga gak tau siapa yang jelas laki-laki, mbak. Bibi baru lihat tadi."

"Mas Ridho. Pasti dia mau aku pulang," gumam Salwa pelan, Salwa sangat bersedih atas kepergiannya sendiri namun menurutnya ini adalah jalan terbaik agar tidak ada lagi yang hatinya tersakiti, terutama umma.

InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang