22. Menghadapi Kenyataan

2.8K 381 300
                                    

"Cinta adalah pedang, dia mampu menjagamu dari bahaya juga bisa membahayakan."

..........

Post apapun tentang cerita ini di instastory kamu dan tag akun Ig @miaelviraa_ nanti bakal aku repost ❤️

Ini sudah hari kesembilan Salwa tidak pernah kembali ke rumah juga tidak ada kabar sedikitpun.

Adzan subuh berkumandang nyaring, sementara Azzam belum memejamkan mata sedikitpun. Sudah beberapa hari Azzam tidur di kamar yang ditinggalkan Salwa, aroma nya masih sama, lemon segar yang tak menghilangkan dahaga rindunya. Sementara itu kamar Azzam sendiri sudah tabur berantakan, tak berbentuk. Semua salah Salwa yang tidak pulang melakukan tugasnya, Salwa akan menyesal karna meninggalkan rumah terlalu lama.

"Ajeng!"

"Ajeng!" Teriak Azzam tanpa jawaban.

"Woy Ajeng! Buruan ke sini!" Azzam sudah kehabisan sabarnya, akhir-akhir ini emosi lelaki itu selalu memuncak, apapun yang orang sekitarnya lakukan selalu salah.

Dengan setengah berlari, wanita paruh baya itu menuju kamar tamu.

"Iya, mas? Ajeng sedang meriang setelah mas minta membersikan kolam semalam," ujar Bu wati.

Azzam menarik napas dalam-dalam, dia tidak ingin wanita yang sudah merawatnya ini juga terkena imbas.

"Bu, tolong beresin barang-barang Salwa. Masukin koper taruh di kamar saya, jangan sentuh apapun di sana." Pesan Azzam lalu berangkat ke masjid.

"Ngerasa bego banget gue tetep jalanin perjanjian ini, tuh bocah malah ngilang di sana!" Azzam terus mencaci sepanjang perjalanannya ke masjid.

.........

Dengan sekeliling mata yang menghitam dan kondisi hati berantakan, Azzam memutuskan untuk menjemput Salwa. Namun, sebuah keraguan kembali muncul saat sudah berada di dekat pondok. Azzam takut Salwa besar kepala karna dia datang menjemput, gadis itu bisa saja berpikir Azzam merindukannya.

Azzam berhenti beberapa meter sebelum pekarangan rumah kiayi, dia menimbang-nimbang kembali untuk masuk atau tidak.

Dua orang perempuan sedang menyapu halaman, seorang lagi menyiram bunga.

"Gue kayak penguntit kalau gini terus." Azzam memasukkan gigi hendak kembali melakukan mobilnya di jalan kecil berbatu itu, saat Ridho terlihat keluar dari rumah dengan pakaian rapi kemudian di susul Salwa. Azzam mengurung kan niatnya untuk pergi.

"Ngapain tuh perempuan? Bukannya balik!" Maki Azzam.

Terlihat Salwa dengan canggung menyambut uluran tangan Ridho lalu menciumnya, Lelaki itu tersenyum hangat lalu dengan cepat mengecup kening Salwa hingga membuat Salwa terperanjat.

"Setan!" Teriak Azzam lalu keluar dari mobil dengan membanting pintu, membuat semua orang sekitar menoleh kearahnya. Azzam tak perduli, darahnya memanas.

Dengan berlari, Azzam menerobos pagar yang di jaga dua santri laki-laki. Mereka berusaha menanyakan tujuan Azzam tapi malah di dorong jatuh.
Belum hilang keterkejutan Salwa oleh sikap Ridho sekarang dia malah kembali dikejutkan dengan kedatangan Azzam yang wajahnya memerah karna marah.

"Kak Azzam..."

Bughhh! sebuah tinju melayang ke pipi kiri Ridho, darah keluar dari sudut bibirnya.

InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang