16. Ajakan Menikah (2)

2.7K 301 59
                                    

Bagaimana bisa aku menghapus darah yang mengalir jika tanganku nyaris habis dimakan rayap-rayap yang keluar dari mulutmu? Pembual.

........

Matahari terbit tanpa malu-malu, gagah berwibawa dengan sinar yang menundukkan mata siapa saja yang hendak menantang. Semua takluk.

Mobil hitam terparkir tak jauh dari lobi, dua insan masih bergelut dengan perasaannya namun tak ada lagi yang mau mulai bicara, canggung.

Seseorang yang sudah menunggu sejak tadi tidak bisa lagi bersabar, dia mengetuk jendela mobil sebelah Salwa sampai membuat gadis itu terkejut.

Salwa keluar dari mobil dengan raut wajah bingung "Ada apa, mas?" Tanya Salwa pada Ridho. Alih-alih menjawab, Ridho malah menarik Salwa menjauh saat melihat Azzam ikut keluar dari mobil.

"Lepasin aku, mas!" Bentak Salwa yang membuat Ridho kaget. Ridho melepaskan tangan Salwa begitu saja, matanya menyiratkan kekecewaan.

"Bertahun-tahun kita hidup bareng, ini kedua kalinya kamu bentak mas sebegitunya," ucap Ridho sambil tersenyum, senyum yang menyakitkan.

"Ma-maaf, mas."

"Kamu benar-benar sudah menikah dengan brandalan itu? Apa itu sebabnya kamu selalu marah saat mas memegang tanganmu dan membiarkan dia bebas menyentuh kamu?" Tanya Ridho langsung tanpa memperdulikan maaf dari Salwa.

Gadis itu bergeming, dia menunduk tak mengerti harus menjawab apa.

"Mas gak nyangka kamu bisa ngelakuin ini, wa. Abah dan umma juga pasti kecewa kalau tau apa yang udah kamu lakuin."

"Mas sudah putuskan untuk mengikuti jalan yang umma pilih dan aku terima itu jadi jangan memberatkan jalan pilihanku."

"Ck apa kamu ngelakuin ini untuk menghindari mas? Atau untuk balas dendam sama mas? Jawab, Wa!" Ridho mencengkram lengan Salwa kuat, namun gadis itu kembali bergeming.

"Mas minta maaf untuk apa yang udah mas katakan tempo hari, tapi kamu gak bisa lakuin ini, Wa. Mas sedang berusaha untuk meluluhkan hati umma."

"Semuanya udah terlambat, mas." Salwa mengakhiri perbincangan secara sepihak dan pergi menghampiri Azzam yang menunggu tidak terlalu jauh dari mereka.

Ridho bergeming menatap punggung Salwa yang menjauh bersama laki-laki yang bukan dirinya. "Gak ada kata terlambat dalam sebuah kesabaran dan penantian, insyaAllah kamu jodohku, "

.........

Sejak masuk gerbang sekolah, sudah banyak mata memandang kearah Salwa dan Azzam. Salwa merasa sangat risih dan tidak nyaman namun Azzam masih nampak tenang dengan wajah kakunya.

Azzam mengantar Salwa ke kelasnya yang juga kelas Dania, dibalik wajah kaku itu ada rasa khawatir jika terjadi sesuatu pada Salwa.

Banyak siswa-siswi yang tengah bergerumun menggosip, seketika berhamburan saat melihat Azzam masuk kelas lalu diikuti Salwa.

"Ngapain lo pada?" Tanya Azzam ketus, tidak satupun dari mereka yang menjawab, di tengah kelas ada Dania yang menatap sinis kearah Salwa.

"Gak usah gosip dan ngarang cerita! Kalau penasaran sini tanyain langsung ke gue, gue buka sesi QnA depan kelas." Tatapan mata Azzam berkeliling mengintimidasi seisi kelas, mereka tertunduk takut mendapat masalah dengan Azzam.

InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang