"Cinta tak selalu bisa di ungkapkan, beberapa orang bibirnya kelu hanya dengan bertatapan."
@miaelviraa_
........
"Sesuai titik ya, pak." Ketik Salwa di chat aplikasi ojek online.
"Kak Azzam bener-bener keterlaluan, hiks." Salwa sudah lelah menangis sejak tadi, dia berhasil turun sendirian dari bukit itu dan sampai pada daerah pemukiman warga. Salwa salah sangka, dia pikir Azzam sudah berubah lebih baik padanya, namun ternyata lebih jahat dengan meninggalkan Salwa sendiri di atas bukit yang penuh pepohonan sedang hari menginjak malam.
Tidak begitu lama tukang ojol datang, Salwa yang masih merasa ketakutan segera naik ke motor, yang berhenti tepat di depan pagar besar rumah Azzam.
Belum sempat dia mendorong pagar kecil di sisi kiri saat dengan sendirinya pagar itu terbuka, menunjukkan Ajeng dengan wajah khawatirnya.
"Ya Allah, Sal. Kamu baik-baik aja kan? Mba khawatir banget sama kamu."
"Aku baik-baik aja, mba," jawabnya meski tubuh mungil itu sudah gemetaran. Ajeng menariknya ke dalam pelukan, mencoba menenangkan Salwa.
"Ngapain lo, Jeng? Sana masuk!" Usir Azzam kasar, matanya menyiratkan kemarahan.
Salwa kaget dengan sikap Azzam, lelaki itu memang menyebalkan namun tidak pernah nampak semarah itu.
"Kenapa?" Tanya Azzam pada Salwa, gadis itu hanya menggeleng.
"Lo kok udah pulang?"
"Aku ketakutan di sana, kakak ninggalin aku sendiri."
"Sengaja, kan biar Lo tenang." Jawab lelaki itu santai, Salwa mencibir dalam hati namun tidak berani bersuara.
"Lo masih galau?"
"Enggak, aku gak galau!" Bantah Salwa.
"Munafik." Cibir Azzam lalu pergi meninggalkan Salwa yang masih bergeming, satu kata dari Azzam itu terlalu menusuk hatinya.
Sebenarnya bukan bermaksud untuk menjadi munafik, hanya saja beberapa luka tak perlu dinampakkan, menjadi kuat di hadapan orang lain juga diperlukan agar tidak hidup dengan belas kasihan.
...........
"Salmon!" Teriak Azzam dari kamarnya sampai terdengar di lantai bawah, suasana hati Salwa masih belum membaik namun dia harus tetap profesional dalam pekerjaan ini.
Meski malas, gadis itu tetap melangkahkan kaki menuju kamar Azzam."Ada apa kak?"
"Pake baju ini, ikut gue ketemu bokap-nyokap. Dandan secantik mungkin, ini bagian dari tugas lo!"
Azzam melempar gamis berwarna tosca dengan khimar senada, refleks Salwa menangkap benda itu.
"Gak usah, pakaianku masih banyak kok." Tolak Salwa hendak mengembalikan gamis itu pada Azzam.
"Nurut sama gue! Baju Lo kan norak semua, yang ada bikin gue malu, sampe liang lahat dihina banyak orang. Buruan pake itu, sebentar lagi bakal ada make up artis yang dateng ke sini untuk dandanin lo."
"Ih gak mau, kita mau ngapain sih emangnya?"
"Lo ikut gue, senyum, dan kalau ditanya lo tinggal jawab iya-iya aja. Gampang. Ntar gue tambahin bonus buat bulan ini. 2x lipat dari gaji lo." Iming-iming dari Azzam akhirnya membuat Salwa berjalan ke luar dengan pakaian di tangannya, dia mengiyakan perintah Azzam, toh hanya bertemu keluarga dan dia dapat uang cukup besar.
Salwa ingin punya tabungan yang cukup untuk dia kuliah nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
InsyaAllah Kamu Jodohku [SELESAI]
Romance[SELESAI] Azzam adalah lelaki dengan kisah masalalu yang kelam, tak pernah ada cinta dalam hidupnya yang ada hanya nafsu dunia dan keegoisan. Bertemu dengan Salwa adalah anugrah dalam hidupnya, perempuan manis itu masuk dalam kehidupan Azzam yang ta...