Lagu berjudul Favorite Crime yang dibawakan oleh Olivia Rodrigo melantun indah memenuhi kesunyian dalam mobil. Suaranya yang indah begitu menyatu dengan nada irama yang sendu. Rasanya sangat mengiris hati begitu mendengar lirik lagu tersebut, sebab satu bait dari lirik itu terasa sedikit relate dengan hidupku.
The things I did, just so I could call you mine.
Cinta tak terbalas, tangisan, dan rasa sakit. Tak usah kujelaskan bagaimana aku telah melewati semua itu. Penantian panjang yang kulakukan membuahkan hasil yang juga tidak mengecewakan.
Sekarang aku tidak harus berandai-andai lagi. Aku juga tidak harus berjuang sendirian lagi. Kim Seokjin telah benar-benar menjadi milikku. Tanpa harus mengatakannya, Kim Seokjin adalah milikku, seutuhnya.
Dengan tangan yang saling menggenggam erat, pria itu melemparkan senyum padaku. Aku membuang muka, menyembunyikan semburat merah di pikiku. Padahal ia tengah menyetir, tetapi masih sempat-sempatnya melakukan itu.
"Kamu lapar?" Tanyanya.
Aku mengangguk. "Iya."
"Mau makan malam di luar atau di rumah saja?"
Waktu itu aku menceritakan bagaimana mobil Kim Seokjin bisa tertinggal di rumah Park Chanyeol. Sore tadi, ia mengajakku untuk mengambil mobil itu. Kami menaiki taksi untuk bisa sampai di rumah Park Chanyeol. Kedua pria itu mengobrol sebentar sebelum pada akhirnya kami meninggalkan rumahnya dan membawa kembali mobil Kim Seokjin.
Langit sore telah berubah gelap, malam telah datang dan kami masih dalam perjalanan menuju rumah. Entahlah, seharusnya perjalanan dari rumah Park Chanyeol menuju rumah kami tidak sejauh dan selama ini, mengingat tadi ketika berangkat menggunakan taksi kami hanya memerlukan waktu dua puluh menit untuk sampai.
"Kita belum pernah makan di luar bersama."
Kami beberapakali makan siang bersama di kafetaria rumah sakit. Tetapi aku tidak bisa menganggap momen itu sebagai 'makan di luar bersama'. Sebab, saat itu hanya aku saja yang makan sedangkan Kim Seokjin menemaniku tanpa memesan makanan apa pun.
"Kalau begitu kita harus mencari restoran yang enak. Kamu ada rekomendasi?"
Aku sungguh tabu dalam hal ini. Selain karena batasan yang Kim Seokjin berikan, aku sendiri memang bukan jenis orang yang sering berpergian, sehingga aku tidak tau banyak tentang restoran yang enak. "Aku tidak tau..."
"Kamu tidak tau?" Ulang Kim Seokjin.
"Aku jarang keluar rumah, jadi... aku tidak tau."
"Beberapa rekanku di rumah sakit sering bercerita bahwa ketika berkencan mereka akan mendatangi restoran pasta dan itu menjadi sesuatu yang hits akhir-akhir ini. Kurasa kita harus mencoba berkencan di restoran pasta juga, kamu mau?"
Selama ini aku terus menduga bahwa Kim Seokjin adalah pria yang irit bicara, mengingat bagaimana dahulu Kim Seokjin memang tak banyak bicara padaku. Tetapi ternyata pria itu sama sekali tidak seperti apa yang kuduga. Ia ramah dan memiliki relasi pertemanan yang luas.
Teman-temanya banyak dan aku iri pada kepribadiannya yang mampu berteman dengan siapa pun dengan mudah.
Tapi aku juga bertanya-tanya. Jika ia bisa berteman begitu mudah dengan siapa pun, lantas, kenapa begitu susah untuknya bisa bergaul denganku saat masa-masa awal menikah?
Aku dibuat overthinking lagi.
"Ya."
"Ada restoran dengan menu pasta enak yang sering kudatangi dulu. Ini tak jauh dari sini, tahan rasa laparmu sebentar lagi ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable
Romance🔞 TAMAT 1 #jinsoo ( 9 Oktober 2021 ) Status hanyalah status, dimana Jeon Jisoo dan Kim Seokjin bisa terlihat serasi hanya ketika berada di kerumunan banyak orang. Sedangkan ketika berada di rumah, itu akan menjadi hal yang berkebalikan. Sebuah din...