Dalam penglihatan yang buram, aku merasakan kehadiran Jisoo. Berdiri cukup jauh dariku yang berbaring di sofa. Meski pusing akibat minum terlalu banyak alkohol-hangover-aku jelas masih waras untuk bisa membedakan mana mimpi dan mana kenyataan.
Aku baru menyadari bahwa rambutnya yang semula panjang hingga ke bawah ketiak kini telah tumbuh hingga siku. Setelah setengah tahun lebih menikah, nampaknya Jisoo tidak pernah memotongnya rambutnya sedikit pun. Ada perasaan menyesal yang mengganjal di hatiku bahwa aku tidak pernah benar-benar memperhatikannya selama ini. Yang kusadari hanya satu, seperti biasa, bahwa Jisoo memang selalu nampak cantik.
"Aku merindukanmu."
Perdebatan kami beberapa waktu lalu berujung pada keputusan sepihak dimana Jisoo dengan kukuh menginginkan perceraian. Aku belum berkata apa pun. Tetapi Jisoo telah mengambil langkah menjauh dan pergi meninggalkan rumah.
Aku kacau. Minum terlalu banyak sampai hangover. Terima kasih kepada Chanyeol karena berhasil membujuk Jisoo untuk pulang dan mengurusi aku yang tidak berdaya akibat alkohol.
Dalam pelukannya, aku menghirup aroma tubuh Jisoo yang memiliki aroma khas. Manis. Beberapa malam aku tidur tanpa mencium aroma tubuhnya. Kelewat rindu sehingga pemikiran-pemikiran liar mulai memenuhi kepalaku.
"Istirahatlah. Kamu harus tidur, Kim Seokjin."
"Tidur?"
"Hm, iya, tidur."
Aku merasakan dorongan untuk menelusuri garis wajahnya dengan jemariku. Dulu aku tidak terpikirkan bahwa menyentuh Jisoo akan menjadi hal yang sangat candu seperti ini. Aku telah menjadi pribadi yang tamak di hadapan Jisoo. Aku ingin lebih.
"Tidur dengan kamu?"
Jisoo menunjukan gelagat tidak nyaman. "Kim Seokjin..."
Ugh, betapa aku ingin mendengar Jisoo menyerukan panggilan itu di bawah kurunganku. Astaga, ini gila! Aku tidak sanggup lagi. Itu karena Jisoo terlalu manis!
"Pergilah jika kamu bisa, atau tetap disini jika kamu menginginkannya juga..."
Kami telah terhubung kembali.
...
Kami berbaring di atas ranjang dengan lengan kananku yang menjadi bantal kepala untuk Jisoo. Kami baru saja menyelesaikan morning sex, juga melakukan percakapan santai dan saling berujar cinta.
Jisoo nampak menahan nafas ketika tangan kiri ku bermain di sekitaran perut dan dadanya. Seutas senyum timbul ketika aku melihat ekspresinya. Ketara antara ingin dan tidak ingin. Lantas ia tiba-tiba meraih tangan kiri ku dan menggenggamnya dengan erat.
"Kamu mabuk semalam dan belum makan apa pun. Tidak lelah? Tidak lapar?"
Baiklah. Kurasa ini waktunya untuk berhenti.
"Apa kamu ingin aku buatkan sesuatu?"
"Tidak-maksudku, kamu juga lelah 'kan? Kita pesan antar saja."
Jisoo tertawa pelan kemudian bangkit dari posisinya. Ia meraih pakaiannya dan memakainya lagi, tanpa bra dan celana dalam. "Kulihat ada banyak kentang di kulkas. Aku akan menyiapkan sup kentang dan roti. Ini tidak akan lama. Bersihkan tubuhmu, aku menunggumu di ruang makan."
Sebelum benar-benar meninggalkan kamar, Jisoo mendekat padaku dan mengecup keningku. "Aku ingin segera memiliki bayi. Maka dari itu, dalam program kehamilan ini, kondisi tubuh kita harus selalu sehat dan jangan sampai melupakan makan. Jadi, cepatlah, Papa Seokjin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable
Romance🔞 TAMAT 1 #jinsoo ( 9 Oktober 2021 ) Status hanyalah status, dimana Jeon Jisoo dan Kim Seokjin bisa terlihat serasi hanya ketika berada di kerumunan banyak orang. Sedangkan ketika berada di rumah, itu akan menjadi hal yang berkebalikan. Sebuah din...