[07] Too Hurt to Be True

8.2K 675 118
                                    

"Apa yang terjadi? Kenapa setiap kali kita bertemu, aku selalu saja melihat kamu dalam keadaan yang tidak bisa dikatakan baik-baik saja."

Aku tersenyum ketir. "Kita baru bertemu dua kali, Nona."

"Iya, kamu benar. Maksudku, aku ini khawatir. Kamu masih muda, seharusnya kamu bersenang-senang, menikmati kencan dan kehidupan yang bebas bersama teman-teman, bukan bersedih dan depresi."

"Aku dua puluh tujuh tahun, dan aku juga sudah menikah. Kamu salah dengan menyebut aku masih muda dan harus berkencan atau menikmati hidup bebas bersama teman-teman."

Perempuan itu tertawa. "Wajahmu menipu aku! Well, aku tiga puluh satu tahun, aku juga sudah menikah bahkan memiliki dua anak. Kamu salah dengan memanggil aku 'Nona' sedari tadi."

Aku terkejut. Ternyata usianya berselisih empat tahun denganku, padahal wajahnya terlihat muda sekali. Ia juga mengaku bahwa ia memiliki suami dan dua anak. Benar-benar sulit dipercaya.

Kemudian aku mendapati segelas coklat hangat berada di hadapanku, yang nampaknya instan dan itu tidak teraduk dengan benar karena gumpalan-gumpalan itu melayang di permukaannya. "Berhenti berbicara Nona-Nona. Minumlah coklat hangat ini dan rasakan bagaimana nikmatnya racikan seorang Chef Kim Taehyung."

Ngomong-ngomong, aku masih berada di rumah pria tadi. Bajuku yang basah juga telah berganti, perempuan tadi yang meminjamkannya untuk aku, sekaligus ia juga meminjamkan pakaian dalam yang katanya masih baru dan ia belum pernah memakainya.

"Kamu Chef?" Aku bertanya.

"Chef? Yang benar saja! Bahkan coklat panas ini tidak teraduk dengan benar, bagaimana bisa chef melakukan kesalahan seperti ini, huh?" Tetapi bukan pria itu yang menjawab, melainkan si perempuan tadi yang belum aku ketahui namanya.

"Oh, come on, kamu tidak seharusnya mengatakan hal buruk tentang aku kepada orang baru." Pria itu memprotes. "Ngomong-ngomong, aku Kim Taehyung, siapa namamu kalau aku boleh tau?"

Kim Taehyung mengulurkan tangan, aku meraih itu dan kami berjabat selama dua detik. "Jeon Jisoo. Dan, apakah kamu juga berusia tiga puluh satu tahun? Maksudku, aku hanya ingin memanggil kalian dengan semestinya supaya tidak salah paham."

"Tidak, hanya dia saja yang tua. Aku itu masih dua puluh tujuh tahun."

Oh, kami seumuran!

"Kamu ini!" Perempuan itu nampak kesal dan menyikut lengan Kim Taehyung. "Aku Bae Joohyun, dan Taehyungie bodoh ini adalah adik ipar aku. Tetapi kami telah mengenal lama, jauh sebelum aku mengenal kakaknya, jadi ya, begitu... Jangan merasa aneh dengan hubungan kami."

"Aku mengerti."

Aku tidak paham bagaimana ini bisa terjadi. Selama berada di rumah Kim Taehyung, pikiran ku jadi semakin tenang. Pria itu terus saja berceloteh ria, menjelek-jelekkan sifat sang kakak ipar yang ternyata adalah perempuan yang kutabrak waktu itu. Perempuan itu bernama Bae Joohyun.

Sungguh, pria itu banyak bicara, seperti mulut penagih hutang. Tapi hal itu sukses membuatku tertawa. Sukses membuatku lupa akan permasalahanku, bahkan sukses membuatku lupa untuk pulang.

"Jeon Jisoo, kamu mau menginap?" Tawar Kim Taehyung.

Seketika aku teringat Kim Seokjin. Aku sudah cukup lama meninggalkannya dan malah bersenang-senang disini. "Tidak. Maaf. Aku harus pulang."

UntouchableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang