Dalam perjalanan pulang, Kim Seokjin tak berbicara sepatah kata pun pada ku. Ia terus fokus pada setir kemudi dan jalanan di hadapannya, sedangkan aku memegang erat sabuk pengaman karena perasaan cemas yang tidak berujung.
Kim Seokjin memang selalu diam, aku tau itu. Pria tidak banyak bicara. Namun kali ini terasa berbeda. Aku merasakan atmosfer yang aneh. Rasanya seperti pria itu tengah marah sebab aku tak mengabarinya saat keluar bersama teman-teman ku hari ini.
"M-maafkan aku..."
Tak terdengar apapun selama beberapa sekon, sampai tiba-tiba aku mendengarnya bergumam. "Hm."
"Mereka mendatangi rumah, kemudian mengajak aku keluar. Aku tak bisa menolaknya. Aku bersumpah bahwa aku berniat mengabarimu sebelumnya. Hanya saja, kamu pasti mengerti bagaimana tabiat wanita. Aku terlalu bersenang-senang, sehingga niat untuk mengabari kamu menjadi urung."
Lagi-lagi ia tak merespon, aku tau ia pasti mendengarnya dengan baik dan jelas. Tetapi pria itu memilih untuk tetap diam dan itu malah membuatku semakin merasa ketakutan.
"Ini adalah terakhir kalinya untukmu bertemu teman-temanmu." Ujarnya kemudian.
Aku menatapnya terkejut. "A-apa?"
"Aku membatasi kehidupan pertemananmu. Sesuai instruksi ku, kamu tidak boleh berteman atau bahkan bertemu dengan mereka lagi."
"Tapi, kenapa? Apa yang salah?"
"Dengar saja apa kataku, Jeon Jisoo."
"Kim Seokjin, ini hanya masalah mengabari! Aku tau aku salah, dan aku juga sudah meminta maaf. Lantas kenapa kamu harus bersikap seperti ini?!"
Tiba-tiba mobil yang ia kendarai berhenti secara mendadak. Terlalu mendadak. Sampai tubuhku bahkan tubuhnya juga hampir terpental ke depan jika saja tidak ada sabuk pengaman yang terpasang.
"Aku sangat tidak suka saat kamu selalu membantah seperti ini."
"Kapan? Kapan aku membantahmu? Selama ini aku selalu menurut padamu, Kim Seokjin. Ketika kamu berkata bahwa aku tidak boleh bekerja, aku menurut. Ketika aku berkata bahwa aku menginginkan seorang anak, tetapi kamu menolakku, aku bahkan masih menurut. Baru kali ini aku membantahmu, Kim Seokjin. Laranganmu untukku bertemu teman-temanku, aku tak akan menurutinya!"
"Jeon Jisoo, berhenti berbicara dengan nada tinggi. Jangan membuatku marah."
"Sebenarnya apa yang kamu inginkan, Kim Seokjin? Apa kamu berencana membunuhku secara perlahan?"
Pria itu tak merespon apapun lagi sampai kami tiba di rumah. Aku meninggalkan semua belanjaan aku di mobil dan kami masih saling diam bahkan sampai kami menaiki lift dan membuka pintu rumah.
Kim Seokjin menyuruhku untuk masuk terlebih dahulu, aku hanya menurut dan langsung lari menuju kamar. Namun, ketika aku hendak menutup pintu kamar, Kim Seokjin menahannya. Pria itu berdiri di balik pintu yang hendak kututup dan ia menatap aku dengan tatapannya yang dingin.
Tanpa terduga tiba-tiba ia membuka lebar pintunya, kemudian setelah ia masuk, ia langsung menutup kembali bahkan sampai menguncinya.
Aku terkejut ketika pria itu tiba-tiba meraih tubuhku dan mendorongnya hingga aku membentur pintu. Kedua tangannya mendekapku erat, terlalu erat sehingga aku merasa sedikit sesak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Untouchable
Romance🔞 TAMAT 1 #jinsoo ( 9 Oktober 2021 ) Status hanyalah status, dimana Jeon Jisoo dan Kim Seokjin bisa terlihat serasi hanya ketika berada di kerumunan banyak orang. Sedangkan ketika berada di rumah, itu akan menjadi hal yang berkebalikan. Sebuah din...