Part 18

746 118 13
                                    

18. Ledakan

Dua mobil itu berhenti di depan bangunan kosong yang sudah tak berbentuk. Si pengemudi bergegas keluar dan langsung masuk ke dalam. Mereka Wonyoung dan Minju yang sekarang tengah mencari Dahyun bersama-sama. Sakura akan menyusul bersama Yena dan Jiyeon.

Keduanya sengaja tidak memberitahu keluarga Dahyun tentang ini. Menurut mereka, itu akan menperkeruh masalah. Karena sejujurnya Ayah Dahyun orangnya pemarah, bisa-bisa ia memporak-porandakan rumah Tuan Kang.

"Dahyun!"

"Han Dahyun!"

"Di mana kau??"

"Dahyun!"

Minju dan Wonyoung terus memanggil nama Dahyun. Berharap gadis itu keluar tanpa harus dicari-cari lebih lama lagi. Jika kalian melihat bagaimana ekspresi Minju, ia sudah seperti orang yang hampir putus asa. Minju mengerang frustasi berulang kali serta mengacak rambutnya kasar.

Srek....

Suara langkah kaki tiba-tiba terdengar. Sontak membuat Minju dan Wonyoung langsung menoleh ke samping. Lebih tepatnya melihat ke arah tangga yang letaknya tak jauh dari tempat mereka.

"Dahyun?" Minju mendekat secara perlahan.

"Unnie... hiks...."

Mata keduanya membola seketika. Dahyun tidak sendiri, ada orang dibelakang Dahyun dengan tangan yang mencengkram lengan gadis itu.

"Lepaskan dia!" seru Minju tak dapat menahan emosinya lagi.

Bukannya melepas Dahyun, orang itu malah membawa Dahyun naik ke atas. Membuat Minju bergerak cepat untuk mengejarnya. Diikuti Wonyoung dengan tangan yang sibuk mengotak-ngatik ponsel. Ia berniat meminta bantuan dari bawahan Ayahnya. Tapi, sialnya tidak ada sinyal sama sekali di sini.

Karena saking kesalnya, Wonyoung langsung membanting ponsel bermerk iphone itu. Masa bodoh dengan file penting yang ada di sana, saat ini ia benar-benar marah. Ditambah, dirinya lelah karena bermalam di rumah sakit beberapa hari ini.

"Sial!" ujar Minju sambil memukul udara di depannya.

Mereka kehilangan jejak. Ada dua arah yang berbeda, sehingga membuat mereka mumutuskan untuk berhenti sejenak.

"Kita berpencar saja. Kau ke sana, aku ke sini." Usul Wonyoung.

"Mau kemana?"

Seseorang muncul dari balik tembok. Disusul  beberapa pria bertubuh besar secara bergantian. Wonyoung dan Minju yang awalnya ingin melanjutkan pencariannya, tak jadi karena kedatangan mereka. Ditambah orang-orang itu mengepung mereka saat ini.

Minju berjalan mundur sambil berjaga-jaga. Begitupula dengan Wonyoung. Matanya menatap tajam bak harimau yang mengincar mangsanya.

"Kau bisa bela diri?" tanya Minju pelan, benar-benar pelan. Hanya Wonyoung yang bisa mendengar.

"Iya... dulu aku pernah ikut taekwondo. Tapi tidak sejago itu." Timpal Wonyoung mulai memasang kuda-kuda.

"Itu lebih baik. Setidaknya kau tidak menyusahkan ku."

Wonyoung berdecak mendengarnya. Setelah itu, ia pun bergerak guna melawan tiga orang yang berdiri di depannya. Hal itu pun berlaku untuk Minju. Ia terlihat gampang melawan tiga pria tersebut tanpa ada gangguan sama sekali. Bahkan dalam hitungan menit, lawannya langsung tergeletak tak berdaya.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang