Part 11

791 122 9
                                    

11. Panti asuhan

"Ah, kepalaku tambah pusing!"

Sedari tadi Minju terus menggerutu sepanjang jalan. Membuat Sakura yang duduk dibangku penumpang menatapnya heran sekaligus lelah. Lelah mendengar ocehan Minju yang bersaing dengan kicauan burung di luar.

Karena sakit, Minju mengambil cuti atas ijin Tuan Jang. Sekalian mengistirahatkan tubuhnya yang selalu sibuk. Tapi sekarang ia malah pergi bersama Sakura. Bercerita panjang lebar sampai membuat Sakura menguap berulang kali karena terlalu bosan mendengarnya.

"Argh! Keparat! Berani-beraninya dia menyentuhku." Teriak Minju frustasi. Kejadian di mana Yujin memeluknya kembali berputar dikepalanya.

"Minju, ku rasa-"

"Kau tahu, dia mengatakan hal konyol kepadaku. Benar-benar tidak masuk akal!" Kata Minju memotong ucapan Sakura.

"Iya, aku paham. Tapi lebih baik kau-"

"Sungguh! Aku tidak habis pikir! Bagaimana bisa... aish!"

"Minju-"

"Jika aku bertemu dengannya lagi, aku tidak akan memberinya kesempatan hidup!"

Sakura membuang nafas panjang. "Iya-iya... aku tahu kau kesal. Tolong dengarkan-"

"Kau benar! Aku sangat kesal, bahkan ingin membakar semua isi rumah-"

"KIM MINJU!!" Akhirnya Sakura menegur. Ia berhasil membuat Minju diam seketika. Sedangkan dirinya langsung memijat pelipisnya yang terasa pusing.

"Kau tahu, kau sudah mengalahkan ocehan ibuku di rumah! Bersaing dengan burung dan kau pemenangnya! DENGAR!" menunjuk Minju dengan mata yang menajam, "Kalau kau terus mengoceh, aku akan menendangmu keluar dari sini. MENGERTI?!"

seketika bulu kuduk Minju meremang. Ia menelan ludahnya dengan susah payah. Entah kenapa dirinya seakan berubah menjadi anak kecil yang menurut pada sang ibu. Minju memutuskan untuk fokus menyetir. Dari pada nanti jadi lauk sarapan Sakura? Itu tidak lucu!

"Dan lagi! Aku masih kesal denganmu karena kejadian tadi malam!" Sakura langsung mengalihkan pandangannya, memandang pemandangan kota Seoul yang terlihat sejuk pagi ini.

"Aku minta maaf." Kata Minju.

"Maaf tidak cukup untukku, Kim." Sakura menghela nafas panjang. Matanya mengisyaratkan sebuah keputusasaan di sana.

"Bukan hanya harga diriku saja yang turun. Pangkatku sebagai kepala dokter bedah didevisi Key diturunkan oleh Presdir Jang."

Kini Sakura menatap Minju yang tengah memarkirkan mobilnya. Perempuan itu nampak menghembuskan nafas pelan. Ada rasa sesal dilubuk hatinya yang paling dalam. Minju tetap menatap ke depan tanpa ada niat untuk menatap Sakura sama sekali.

"Aku tahu dan aku minta maaf. Sungguh, aku tidak bisa memilih tadi malam." Kata Minju sedikit menekan ucapannya. "Sakura, ku mohon jangan marah." Menggenggam tangan sahabatnya.

"Ayolah... siapa yang tidak marah, eoh? Aku benar-benar marah sampai ingin bunuh diri."

Minju mendengus. Rasa sesalnya berubah jadi kesal. "Oke, kau turun dari sini dan aku akan menabrakmu. Mengubah badanmu yang bagus ini menjadi kotak-kotak kecil!" ujar Minju dengan tangan yang seakan menggambarkan bentuk badan Sakura.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang