Part 30

597 89 8
                                    

30. Syal

Seperti biasa, Dahyun akan menemani Eunbi di ruangannya. Selain iba kepada Eunbi, Dahyun juga bosan jika sendirian. Ia tak suka suasana hening atau berdiam diri. Akan lebih baik ke kamar Eunbi dan meminta itu untuk menceritakan hal menarik kepadanya.

Tok! Tok!

Dahyun menunggu jawaban dari dalam dan tak lama kemudian, Eunbi berteriak untuk menyuruhnya masuk. Gadis itu tersenyum sambil membuka pintu. Ia disambut riang oleh Eunbi yang selalu tak lepas dengan rajutan syalnya.

"Kemari!" titah Eunbi.

Dahyun sedikit berlari ke tempat Eunbi. Namun, sebelum itu ia menutup pintu terlebih dulu. Dahyun duduk di kursi yang berada di depan Eunbi. Memandang takjub melihat syal yang nampaknya hampir selesai.

"Bi, ini luar biasa!" pekiknya tersenyum lebar. Tangannya dengan gencar meraih sebagian syal tersebut. Halus dan lembut. Itu yang dirasakan Dahyun begitu tangannya menyentuh permukaan syal itu.

"Benarkah? Bagus kalau begitu. Bibi hanya ingin dia tetap hangat setiap saat." Ujar Eunbi pelan, namun masih didengar oleh Dahyun.

"Aku tahu, Bibi pasti akan menyuruhku memberikan ini kepada Kak Minju." Terka Dahyun yang seratus persen benar!

"Pintar sekali. Apa kau tidak keberatan?"

Dahyun menggeleng cepat. Ia langsung mengancungkan dua jempol di hadapan Eunbi. Membuat wanita itu sontak tertawa kecil. Ia bersyukur ada Dahyun yang menemaninya selama tiga tahun terakhir ini. Eunbi tak bisa membayangkan jika waktu itu Dahyun tidak datang menemaninya, ia pasti frustasi dan perlahan gila karena merasa kesepian.

Melihat Dahyun saja sudah membuat Eunbi merasa bersama dengan putrinya. Selama belasan tahun ia dihantui rasa bersalah terhadap Minju. Eunbi hanya tahu nama putrinya tanpa tahu wajah putrinya seperti apa sekarang. Yang ia ingat, Minju memiliki wajah yang kecil serta hidung yang mirip seperti Ayahnya. Kim Sian.

Flashback

"Ku mohon lepaskan aku!!" Betontak Dahyun dengan tangisan yang cukup keras.

Tatapan tajam serta perilaku kasar orang-orang yang membawanya, membuat Dahyun tak bisa melakukan apapun. Sungguh, Dahyun yang memiliki sifat pemberani tiba-tiba menjadi penakut seperti ini dan ia hanya bisa menangis sambil berdoa agar Tuhan melindunginya.

"Diam!! Aku akan menembakmu jika kau terus berbicara!"

Tidak ada pilihan lain. Dahyun langsung diam. Tak lama setelah itu, tubuhnya dihempas begitu saja ke sebuah ruangan. Sehingga posisinya saat ini seperti berlutut kepada orang-orang itu. Sekali lagi Dahyun tak bisa melakukan apapun selain menurut kepada mereka.

"Tempatmu sekarang di sini! Jangan berani-berani berusaha kabur! Mengerti?!" Setelahnya, orang-orang itu pergi meninggalkan Dahyun. Menutup pintu dengan keras sampai membuat gadis itu terkejut bukan main.

Ia kembali menangis. Dahyun memeluk kedua lututnya dengan erat. Lalu menggumamkan nama seseorang yang membuatnya semakin terisak. "Kak Minju...."

"Minju?"

Dahyun langsung mendongak. Ia menyeret tubuhnya ke belakang begitu matanya menangkap seseorang yang terlihat berjalan menghampirinya.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang