Part 24

685 111 9
                                    

24. Darah

Yujin menghembuskan nafas kasar. Ia mengusap wajahnya kesal. Kalau bukan karena Yena dan Yuri, mungkin saat ini ia tengah menonton operasi yang dilakukan Minju malam ini. Memang pada dasarnya Yuri orang yang ceroboh. Bisa-bisanya handphonenya dicuri.

Mungkin sudah hampir tiga jam Yujin hanya duduk diam memperhatikan Yena yang sibuk memeriksa pelacaknya. Karena mereka juga Yujin tidak jadi bertemu Minju dan memberinya semangat sebelum perempuan itu melakukan operasinya. Padahal sedikit lagi Yujin bisa bertemu Minju kalau saja Yena tak menelpon tiba-tiba.

"Sampai kapan kau menyuruhku duduk di sini?" tanya Yujin sambil melirik arloginya. Sebentar lagi operasi pasti akan selesai.

"Diam!" tegur Yena diikuti wajahnya yang berubah serius.

"Pelacaknya begitu dekat. Bukankah ini area...."

Ucapan Yuri dipotong oleh Yena. "Dia ada di sini!" Langsung berdiri dan berlari keluar.

Yuri dan Yujin mau tak mau mengikuti Yena. Begitu keluar dari markas mereka, mereka sedikit terkejut saat melihat perempuan bertopi berdiri tak jauh dari tempat mereka. Tangannya seperti ingin mengayun dan membuat mata Yuri membulat sempurna. Pasalnya Yuri dapat melihat dengan jelas jika perempuan itu ingin melempar handphonenya.

Dan, benar dugaan Yuri. Perempuan itu melempar handphonenya ke arah mereka. Beruntung Yujin menangkapnya dengan sangat baik, sehingga handphone Yuri terselamatkan. Sedangkan Yena sudah berlari mengejar perempuan tersebut.

Awalnya Yujin berniat mengikuti Yena, tapi intuksi dari Yuri membuat langkahnya terhenti. "Yujin, tunggu!"

Yuri terkejut melihat pesan yang baru saja terkirim. Ia berjalan menghampiri Yujin dengan mata yang tetap fokus membaca pesan tersebut.

Anda
Send picture
Kalau kau tidak datang tepat waktu, nyawanya akan melayang
20.5 KST.

Anda
Kau hanya punya waktu 10 menit
20.15 KST.

Anda
Send picture
Sepertinya dia sedang menunggumu
20.15 KST.


"Minju? Untuk apa kau mengirim pesan seperti ini kepadanya?" tanya Yujin terkejut setelah membaca pesan yang ditunjukkan oleh Yuri.

"Bukan aku! Bagaimana caranya aku mengirim pesan dan gambar ini kepada Minju kalau aku tidak memegangnya?" Timpal Yuri kesal. Kenapa Yujin tidak berpikir, kalau sejak tadi sore Yuri tidak memegang handphonenya karena dicuri.

"Jadi ini tujuannya mengambil handphoneku?"

Yuri terlihat geram. Sedangkan Yujin sudah membulatkan mata dengan sempurna.

"Aku harus ke rumah sakit!"

Tanpa basa-basi, Yujin langsung berlari. Dan, itu membuat Yuri bingung. Harus ikut Yena atau Yujin.

"Sial!"

Pada akhirnya Yuri memutuskan untuk menyusul Yena. Yuri yakin jika Yujin bisa mengatasi masalah seorang diri. Mengingat pria itu sering mendapat masalah dan bisa menyelesaikannya tanpa bantuan orang lain.

Sedangkan di rumah sakit. Tepatnya di ruang operasi. Semua orang terlihat kacau. Bagaimana tidak? Pasien tiba-tiba mengalami pendarahan. Yang mana membuat Minju dan kawan-kawan dibuat panik seketika.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang