Part 21

675 115 8
                                    

21. Kabar buruk

Wonyoung memandang keluar jendela sambil menopang dagunya. Lukanya memang tidak serius, tapi butuh pemulihan beberapa hari. Wonyoung juga terpaksa mengambil cuti demi pemulihannya itu. Sekarang ini, ia menunggu kabar dari sang ayah tentang Dahyun.

Sejak sadar beberapa menit yang lalu, Wonyoung hanya diam. Dia belum berbicara sama sekali. Yang ia lakukan saat ada orang masuk adalah, hanya mengangguk dan menggelengkan kepala. Itu saja, sungguh.

"Wonyoung!" Chaewon masuk dengan tangan yang menenteng sebuah ranjang makanan.

"Ya ampun, apa harus seperti itu reaksimu, eoh? Begitu mendapat kabar kau terluka, aku langsung pulang dan membuatkanmu ini." Chaewon menyodorkan ranjangnya sembari berjalan mendekati Wonyoung.

Ia memang keras kepala dan dingin. Tapi percayalah, disisi lain, Chaewon orang yang begitu perhatian dan penyayang. Contohnya seperti saat ini. Seharusnya hari ini Chaewon bisa bersantai di rumah seharian. Tapi berhubung ia mendapat kabar bahwa Wonyoung terluka dan tidak sadarkan diri. Ia bergegas membuatkan bekal untuk sahabatnya itu dan memutuskan untuk datang kerumah sakit guna menjenguknya.

Pengertian bukan?

"Cerita kepadaku, apa yang sebenarnya terjadi. Baru kali ini kau melakukan hal bodoh seperti itu, Jang." Kata Chaewon meletakan ranjangnya di atas meja yang ada dihadapan Wonyoung.

Sedangkan Wonyoung hanya menggeleng dengan mata yang tetap fokus memandang keluar jendela.

"Kau baik-baik saja?" tanya Chaewon sambil meremas pundak Wonyoung pelan. Kali ini Wonyoung hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Kau pasti belum makan, kan?" Chaewon kembali bertanya dan lagi-lagi, hanya gerakan kepala yang Chaewon lihat.

Karena Wonyoung terus memandang keluar dan mencuekinya, Chaewon pun langsung menarik tirai jendela itu dengan kesal. Membuat Wonyoung sedikit terkejut, yang kemudian menatap Chaewon bertanya.

"Di mana etikamu? Aku ini lebih tua dua tahun darimu. Kalau ada orang berbicara, jawab dan tataplah orang itu. Jangan seperti tadi! Tidak enak dilihatnya." Kata Chaewon berniat menasehati Wonyoung.

"Maaf," ucap Wonyoung merasa bersalah.

Chaewon yang awalnya kesal, langsung tersenyum. "Ah, tidak masalah." Mengibas-ngibaskan tangannya. Setelah itu, ia membuka ranjang makanannya satu per satu.

"Aku dengar-dengar, kau pergi bersama Minju."

"Aku memang pergi denganya dan hampir mati bersama." Wonyoung mengubah posisi untuk menghadap Chaewon.

"Memangnya apa yang kalian lakukan?" tanya Chaewon.

Wonyoung diam satu-dua menit sebelum menjawab pertanyaan Chaewon. Entah kenapa ia kembali teringat dengan kebodohannya pagi tadi. Di mana ia dengan sembrono menyuruh Dahyun untuk menunggu seorang diri, dan meninggalnya begitu saja. Mungkin jika Wonyoung tidak melakukan hal bodoh itu, sekarang semua akan baik-baik saja.

Saat ini dirinya gelisah menunggu kabar lebih lanjut dari sang Ayah. Wonyoung harap, yang ia lihat di gedung tadi bukan Dahyun.

"Kami berusaha melindungi berlian itu."

Tatapannya terlihat sendu. Wonyoung seperti ingin menangis, tapi ia berusaha untuk menahannya.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang