Part 33

586 94 19
                                    

33. Berkhianat

"Kau tenang saja. Aku sudah membawanya ke sini. Jadi, kapan kau akan datang dan memberiku uang itu?" Daniel memainkan puntung rokoknya. Lalu melirik Eunbi yang telah ia ikat di kursi dengan mulut yang ditutup oleh plester.

"Sepuluh menit lagi? Ah, itu cukup lama bung. Aku sudah muak menunggu di sini."

Daniel memberi isyarat kepada salah satu anak buahnya. Menyuruh pria itu agar tetap menjaga tempat ini. Karena tiba-tiba saja suasana menjadi gerah, Daniel ingin keluar guna mencari udara segar.

"Putrinya? Kau juga ingin membeli gadis itu? Kalau itu, aku tidak mengizinkan." Ia tersenyum tipis, "Kau membeli Ibunya saja dengan harga 100 juta. Putrinya harus lebih mahal dari itu."

"Dengarkan aku bung. Dia punya harga mahal yang benar-benar tidak bisa kau beli." Daniel terus berjalan. Ia menuruni tangga yang sudah tidak layak itu.

"Jika aku menjualnya, aku akan beri dia harga 1 miliyar. Dia berhasil lolos dari Korut dan Ayahnya ahli penyelundupan tahun 2012 lalu. Kau tahu siapa pria bejat itu?"

Daniel meludah di sembarang tempat. "Kim Sian! Sainganku saat menjadi bagian dari Tim Tentara Korea Utara!"

Pada akhirnya, Daniel berhenti. Melihat sekitar dengan seksama. Tempat pilihannya memang tepat. Awalnya ia berniat melanjutkan langkah, namun kehadiran seseorang membuat Daniel membeku di tempat.

"Aku sudahi dulu. Putraku ada di sini."

Iya, Kang Hyewon berdiri tersenyum tak jauh dari tempat Daniel berada. Pria itu berjalan perlahan menghampiri sang Ayah. Kemudian membungkuk guna memberi salam kepada Daniel.

"Ini misi kita!"

Tanpa Daniel sadari, Hyewon tersenyum licik ketika ia membungkuk. "Maaf, sudah datang terlambat Ayah."

Daniel menggeleng, kemudian menepuk pundak putranya dengan bangga. Hyewon memang bisa diandalkan dalam hal seperti ini. Ia pun menuntun Hyewon untuk kembali naik ke atas. Entah kenapa semangat Daniel benar-benar menggebu sekarang.

"Apa yang harus aku lakukan?"

"Kau senjata Ayah paling ampuh. Nanti kau juga akan tahu sendiri."

Hyewon membuka handphonenya sejenak. Setelah itu, ia kembali fokus berbicara dengan Ayahnya. "Oh iya! Kenapa aku tidak melihat Yujin sejak siang tadi. Apa Ayah memberi misi khusus kepadanya?"

Daniel tertawa, membuat Hyewon mengerutkan kening karena bingung. "Kenapa Ayah tertawa?" tanyanya kemudian.

"Kau pernah bilang kepada Ayah, jika kau tidak menyukainya. Sekarang, Ayah sudah menyingkirkan pria itu."

Hyewon sedikit terkejut. Ia seketika menghentikan langkahnya. Yang mana membuat Daniel juga ikut menghentikan langkahnya.

"M-maksud Ayah?"

Daniel tersenyum, ia kembali menepuk pundak Hyewon. "Lupakan. Sebentar lagi teman Ayah akan datang."

Hyewon tak langsung menuruti Ayahnya. Ia mengepalkan tangan sampai buku-buku jarinya memutih. Menurutnya, sudah cukup ia bersandiwara. Hyewon tahu mereka tak punya banyak waktu. Ditambah mendengar ucapan Daniel tetang Yujin, membuat Hyewon berpikir yang tidak-tidak.

DifferentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang