10. Pramusaji~

88 3 0
                                    

       Tiga pasang mata itu bertumpu pada pramusaji yang sekarang berfokus pada makanan yang sedang ia rapikan di meja.

Sebelum pergi, pramusaji itu menyempatkan diri membungkuk sopan pada pengunjung.

"Yya!!" Taehyung berseru hingga membuat langkah pramusaji itu terhenti.

Ia kembali membalik badannya.

"Bukankah kau Jeon Dae Ra?" Taehyung membelalakkan matanya lebar-lebar.

"Nne..." jawabnya lirih sambil kembali membungkuk sopan, kemudian berlalu.

"Wwaaaa ... Jungkook benar-benar tidak memperdulikan adik perempuannya, keterlaluan sekali dia" Taehyung menggelengkan kepalanya tidak percaya sambil bersiap makan.

"Selamat makan" ucap Yeonjun.

"Selamat mak-"

"Yeonjun-aa, kemana Beomgyu pergi?" Taehyung menebar pandangannya ke seluruh sudut kafe.

"Tidak tahu" tak acuh Yeonjun.

"Yyaaa ... bagaimana kau tidak memperdulikan adikmu sendiri?" Taehyung menatap tidak percaya pada adik tirinya itu.

"Ooh, ayolah hyung, dia bukan anak kecil lagi" jawab Yeonjun santai melanjutkan makannya.

"Aku tidak bisa percaya ini, bahkan sampai kemarin kalian masih terlihat baik-baik saja, tapi hari ini kalian sangat terlihat renggang, ada apa dengan mu?" Taehyung masih menatap Yeonjun yang setia menyantap makanannya.

Cklangg

Yeonjun melepaskan kasar sumpit yang dipakainya di mangkuknya.

Ia menghela nafasnya kasar, bersandar di punggung kursi.

"Terimakasih atas makanannya, aku akan pulang dengan taxi" Yeonjun meraih tas sekolahnya dan pergi dari hadapan kakak tirinya.

"Yya! Yeonjun-aa" panggil Taehyung.

"Huhhh, anak muda belakangan ini sangat sulit dikendalikan" eluh Taehyung.

"Tunggu, aku juga anak muda disini, aahhhh, apa-apaan pikiranku, kemana perginya anak nakal itu, awas saja tidak kembali, takkan pernah ku traktie mereka makan lagi"

***

    Taehyun baru saja pergi, dan meninggalkan Daera di koridor menuju toilet.

Gadis itu terlalu memikirkan banyak hal, soal batu abadi yang dikatakan Taehyun, Custodit, dan Misophonia nya yang secara ajaib mereda.

"Coba kita lihat, siapa yang sedang mencari muka di sini" empat orang siswi menghampiri Daera yang berjalan dengan lamunannya.

Daera menghentikan langkahnya karena ada empat pasang sepatu yang mencegat jalannya.

"Hahhaaa, dimana rasa malu mu, kau tau siapa Kang Tae Hyun?" salah satu siswi itu melebarkan matanya.

"Dia sangat tidak setara dengan seorang cecunguk seperti mu" todong gadis tadi dengan jari telunjuknya.

"Kau pikir tidak ada yang tau maksud mu mendekatinya?"

"Dasar gadis tidak tau malu"

Daera berusaha menulikan telinganya, ia hendak melanjutkan langkahnya.

Namun langkahnya kemudian terhentikan dengan tiga pasang tangan yang menahannya.

"Pantas saja orang tuamu meninggalkamu, mereka muak dengan mu!"

"Kau ingat ucapanku, kau tidak pantas untuk siapapun, Kang Taehyun, apalagi Choi Beomgyu! Kau sangat tidak pantas!"

Air mata Daera menetes seketika.

Daera bukan menangis karena ucapan mereka, ia bahkan sangat tidak sudi untuk itu, ia menangis karena tidak mampu menahan dengingan yang kembali menyerang pendengarannya, teriakan, seruan, pekikan, bisikan, ketukan, keran air menyala, seolah semuanya menusuk gendang telinganya.

Daera hanya ingin berteriak, ia meronta hebat hingga berhasil melepaskan tangan-tangan lemah para gadis manja itu.

Daera berlari sambil menutup kedua telinga nya, tidak perduli tatapan aneh dari murid lainnya, ia hanya ingin menjauh dari kebisingan, ia ingin cepat tiba di taman sekolah.

"Daera-aa, ada apa?" Beomgyu yang sedang berjalan di taman belakang tak sengaja tertabrak Daera yang berlari tanpa arah.

Beomgyu menarik lengan Daera.

Gadis itu merintih masih setia menutup kedua telinga nya, walau salah satu lengannya di tahan Beomgyu.

Melihat Daera yang menangis, Beomgyu tanpa aba-aba membawa gadis itu ke dekapannya.

"Kau akan baik-baik saja" bisik Beomgyu mendekap sambil mengusap rambut Daera.

Untuk beberapa waktu, keduanya bertahan di posisi yang sama.

"Beomgyu-aa" suara itu berhasil membawa Daera pada kesadarannya lagi.

Ia mendorong dada orang yang sejak tadi mendekapnya, dan dengan sekali gerakan ia menghapus jejak air matanya sambil berjalan.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

.

"Aku masih bekerja, tolong jangan menggangguku" -Daera hendak pergi dari hadapan laki-laki yang tadi menariknya ke luar kafe.

"Aku belum selesai berbicara dengan mu" Beomgyu menghalangi jalan Daera.

"Tidak ada yang perlu dibicarakan" Daera enggan mengangkat dagunya untuk menatap wajah Beomgyu.

"Tapi aku ada" keukeh Beomgyu.

Yeonjun yang menghentikan langkahnya di pintu kafe, hanya mendengus sambil memberikan senyum miringnya kemudian melanjutkan langkahnya ke jalanan untuk menghentikan taxi.

***

Tjiahhh udah sebulan aja work ke-3 ini🤭
Gumawo yorobeun buat semua support dari kalian💜

Misophonia [SELESAI] ✅ | BTS TXT Fan fiction Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang