Seokjin yang masih terkapar membenamkan wajahnya penuh sesal.
Begitupun Taehyun, ia duduk menyandarkan punggungnya pada pagar pembatas yang ditabraknya tadi.
"Apa yang terjadi? Bukankah seharusnya kalian menutup portalnya bertiga?" tanya Jungkook berlari ke arah Seokjin sambil lalu membantu custodit itu berdiri.
"Maafkan aku," ucap Seokjin dengan serak.
"Dimana Jimin?" tanya Jungkook.
"Kenapa kalian hanya berdua? Dimana custodit ku?" cerca Jungkook.
Pppffftttttttt.
Seperti tolakan peluru yang melesat kuat, tiga Putra Alb dan dua costodit yang berkabung itu segera berdiri penasaran.
Apa yang baru saja mereka lihat?
Kelimanya membelalak lebar ketika melihat lesatan makluk bersayap itu terlempar jauh dari lubang cahaya kecil yang baru saja kembali menutup.
Jungkook mengepakkan sayapnya dalam sekali hentak, dan ia terlontar jauh ke arah depannya. Mengejar sang custodit yang kehilangan keseimbangan.
Terlihat jelas sayap itu tidak mengepak seperti seharusnya, keduanya tertutup searah dengan udara yang dilewatinya.
Wussssshhh.
Hupp.
Jungkook berhasil mendahului kecepatan dari tubuh Jimin yang terlempar bebas, dan ia juga berhasil menangkapnya dengan gelembung biru yang dibentuk oleh sayapnya.
"Kak, bantu aku menariknya!!!!" gema Jungkook dari kejauhan sana.
Suga yang mengerti segera mengangkat tangan kirinya dan sebuah surai cahaya merambat cepat menarik gelembung itu mendekat.
***
Plupp.
Gelembung itu meletup dan tergantikan oleh awan yang segera menangkap punggung Jimin.
"Jimin-aa!!" Seokjin langsung berhamburan memeriksa keadaan Jimin yang tak sadarkan diri.
"Segera bawa dia, dan obati."
Suara yang dalam itu kemudian diikuti oleh kepakan sayap dan derap kaki.
Semakin jelas, dekat, dan....
Hampir selusin makhluk bersayap putih dengan balutan kain putih dan emas itu mendekat serta merentangkan kedua tangannya ke depan.
Perlahan, awan yang mengalasi punggung Jimin terangkat bersamaan dengan selusin pria bersayap itu mulai bergerak terbang.
"Ayah, apakah ingatan Daera akan kembali saat ia sudah ada disini?" tanya Jungkook yang iba melihat kebingungan Daera akan situasi di sekelilingnya.
"Ya, semua, kecuali kisah cintanya." jawab Sang Alb.
"Kapan ingatannya akan kembali, Ayah?" tanya Suga.
"Fată grozavă!!!" pekik Taehyun saat tubuh Daera tiba-tiba limbung di sebelahnya, beruntung Taehyun masih sigap untuk menangkapnya.
"Ketika ia terbangun,"
"Sekarang bawalah fată grozavă ke istana." pesan Sang Putih bijaksana, Alb, pada beberapa pria bersayap lain yang mengambang di belakangnya.
"Kita harus segera bergegas ke istana sebelum ada yang melihat kalian di sini, aku akan buatkan acara penyambutan agar semuanya terlihat normal." ujar Sang Alb kemudian terbang di samping Daera yang di bawa oleh para pengawalnya.
"Bagaimana kita bisa membuka portal di area terlarang ini, kak?" bisik Jungkook pada Suga.
"Tempat ini disegel oleh Ayah sebab ini gerbang kahyangan kedua, dan ini illegal tanpa perintah Ayah." jawab Suga balas berbisik.
"Kenapa gerbang keduanya di segel, Yang Mulia?" timpal Taehyun yang sejak tadi memperhatikan pembicaraan kedua Putra Alb itu.
Suga menoleh pada Taehyun, masih belum berniat menjawabnya.
Namun ketika Suga menoleh pada Jungkook dan Seokjin, dua laki-laki itu sama-sama menantikan jawaban Suga seperti halnya Taehyun.
"Tidak ada yang mau celaka hanya karena melewati gerbang kahyangan kan?" jawab Suga.
Ketiga jiwa yang menantikan jawaban itu mengernyitkan dahi tak habis pikir dengan alasan tidak masuk akal itu.
"Baiklah...." akhirnya Suga mengalah.
"Sebenarnya ada rahasia besar istana, para lacom yang kita temui di bumi itu adalah para lacom terusir, mereka dibuang ke bumi setiap melakukan penghianatan pada kahyangan,"
"Dan satu-satunya gerbang kahyangan yang tidak dijaga adalah gerbang tadi, karena tempat itu sudah tua dan kehilangan kestabilan portal, semua yang melewati gerbang itu pasti akan terlontar jauh tanpa henti sebelum menabrak sesuatu." jelaskan Suga. "Tempat yang berbahaya."
"Sedangkan para lacom bisa kapanpun menggunakannya karena tidak ada yang menjaga gerbang tadi."
"Itulah kenapa area terlarang tidak boleh didatangi oleh siapapun tanpa perintah Sang Alb." lanjut Suga.
***
"Kalian siap?" tanya Sang Alb.
Ketiga putranya yang terlihat mewah dengan balutan kain kahyanganpun mengangguk.
Mereka tengah berjalan di jembatan panjang yang di selimuti awan putih.
Sang Alb mengacungkan tongkatnya ke arah awan di hadapannya.
Kumpulan awan itu pun terurai dan menampilkan sebuah kastil mewah dengan bangunan lebih kecil di sekitarnya.
Beberapa makhluk terlihat berterbangan mendekati jembatan kaca itu.
Daera tersenyum lebar sambil berjalan di tengah-tengah kedua kakaknya.
Dan ketiga custoditnya berjalan dengan penuh wibawa di belakang para Putra Alb.
"Putra Alb, kembali...." sorak mereka yang sudah menantikan ketiga pemegang pusaka kahyangan itu.
"Jembatan ini selalu indah sepanjang waktu." cicit Daera di tengah riuhnya sambutan makhluk kahyangan.
Daera mengedarkan pandangannya ke samping jembatan, dan senyumnya terukir jelas.
"Tak ada yang bisa menghapuskan ingatanku." batinnya sambil tersenyum puas ketika ia dengan mudah mengembalikan ingatannya yang tak dipulihkan oleh Sang Alb.
"Ku harap kau bisa melihatku dari menara Cerc de Argint itu, tapi sekarang, mungkin harus aku yang merunduk untuk melihatmu di bawah sana." Daera menatap jauh ke bawah awan.
💜 THE END 💜
01:00 AM
29/03/2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Misophonia [SELESAI] ✅ | BTS TXT Fan fiction
Novela JuvenilJangan bicara Jangan tertawa Jangan bergerak AKU BENCI!!! Belum revisi, hati-hati typo bertebaran ^•^ Jeon Dae Ra, gadis yang mengidap Misophonia ini hanya tinggal bersama kakak laki-lakinya yang hobinya mabuk. Dia hanya menginginkan kehidupan yang...