"Kau masih kuat untuk berlari?" pastikan Suga.
Daera mengangguk masih menggenggam batu abadinya.
Begitu pula Suga, ia menggenggam erat liontinnya.
"Setelah hitungan ku bersama-sama tinggalkan mobil menuju lift, siapapun yang lebih dulu tiba segera tekan tombol bukanya" instruksi Suga.
Daera sekali lagi mengangguk.
"1, 2, 3"
Brakkk
Pintu mobil terbuka hampir bersamaan.
Suga tiba lebih dulu, ia segera menarik Daera dan terburu-buru menutup pintu lift nya.
"Pegang batu abadimu di tangan kiri dan menggenggam tangan kananku, aku akan menyimpan sfântă mane disini" Suga meletakkan liontinnya di tangan kanannya.
"Mari berjalan masuk dengan senormal mungkin" ucap Suga mulai menggenggam tangan Daera yang menyimpan batu abadinya.
Kedua pusaka kahyangan itu menyatu didalam genggaman keduanya.
"Ini adalah perisai sederhana, tapi tidak akan bekerja dalam waktu lama, kita harus tiba di tempat mu" jelaskan Suga.
"Bagaimana batu abadiku bisa bekerja dengan liontin mu, Kak?" tanya Daera.
"Sederhana, mereka adalah barang pusaka, sfântă mane, surai suci, dia yang akan mengikat batu abadi" Suga menjelaskan sambil melihat pergerakan lift.
Lantai 19, makin dekat dengan lantai 21.
"Begitu denting lift terbuka, mungkin akan ada beberapa lacom yang menunggu kedatangan kita disana, eratkan genggamanmu, jangan terlepas, berjalan seperti biasa, dan jangan buka pintu apartemenmu lebar-lebar, beri celah secukup kita masuk saja" jelaskan Suga.
Belum Daera menanggapinya, lift sudah berdenting dan pintu terbuka.
Blesssh
Jantung Daera seolah mencelos, kepalanya menyebarkan panas yang misterius ke sekujur tubuhnya.
Hampir 15 orang serupa manusia sedang mondar-mandir melakukan aktifitas manusia normal disana.
Daera hampir melupakan penjelasan kakaknya, kalau saja Suga tidak menggenggamnya dengan erat.
Akhirnya gadis itu sadar dan mengeratkan genggamannya juga, tiba di depan pintu unit apartemennya, Daera menekan beberapa angka dengan tangan bergetar.
Derit pintu yang didorongnya menarik beberapa dari orang itu menoleh kearahnya.
Daera meneguk kasar salivanya, tapi Suga segera mendorong Daera masuk, dan ia juga ikut masuk.
"Huhhfttt hufttt hufft" deru nafas keduanya berkejaran di balik pintu.
***
"Daera-aa!!!"
Teriakan itu.
Daera teringat pada kakaknya di bumi.
Ia melupakan Jungkook, oppa nya yang pemabuk itu juga pasti ada di apartment.
"Kau!" Daera tersentak begitu melihat Jungkook yang berdiri dengan tatapan nyalaknya di hadapannya.
"Oppa-"
"Apa lagi yang mau kau lakukan disini!!" seru Jungkook.
KAMU SEDANG MEMBACA
Misophonia [SELESAI] ✅ | BTS TXT Fan fiction
Novela JuvenilJangan bicara Jangan tertawa Jangan bergerak AKU BENCI!!! Belum revisi, hati-hati typo bertebaran ^•^ Jeon Dae Ra, gadis yang mengidap Misophonia ini hanya tinggal bersama kakak laki-lakinya yang hobinya mabuk. Dia hanya menginginkan kehidupan yang...