Karena merasa dalam bahaya, Daera menghentakkan cekalan di pergelangan tangan kanannya
***
Hari sudah menggelap sempurna ketika Daera tiba di apartemennya.
Ia masuk dan segera rebahan di sofa ruang tengah.
"Yya!, kemana saja kau, sudah ku katakan teman-temanku akan datang, cepat siapkan makanan"
Suara menginterupsi itu tidak mengurungkan kegiatan Daera untuk memejamkan matanya.
"Wahhh benar-benar, yya!, cepat lakukan, apa-apaan kau ini, cepat pergi-"
"Sudah ku katakan makan saja apa yang ku siapkan, aishhh" Daera sangat ingin berteriak demikian, tapi kenyataannya kata-katanya hanya sampai di tenggorokan saja.
"Kau tidak mendengar ku???!!"
Dalam sepersekian detik kemudian, Daera sudah berjalan meninggalkan sofa dengan masih menggendong tas sekolahnya.
"Dasar, anak tidak tau diri" -Jungkook.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Aku harap ruangan ini tidak akan berakhir mengenaskan lagi" batin Daera sambil membawa beberapa kaleng minuman ke ruang tengah yang sudah di hadiri tiga orang teman kakaknya.
Gadis itu menyiapkan segalanya dalam diam.
"Selamat malam semuanya, oooo, tunggu dulu, kau Daera? Dia bekerja di apartement mu Jungkook oppa?"
Gadis yang baru saja datang itu menatap Daera dari atas sampai bawah.
"Daera, kenapa baru bertemu sekarang? Aku sering kemari, wahh, tak ku sangka kau bekerja sekeras ini, hhahaaa" -Shin Ye In.
Teman satu kelas Daera yang sering mengatainya sebagai gadis aneh di sekolah.
Daera melirik Jungkook sekilas, kakak laki-lakinya itu tidak menjawab apapun, dan fokus dengan ponselnya.
Dengan segera Daera menyelesaikan kegiatannya dan berlalu dari ruang tengah.
Tak lama, keributan tawa dan sorakan riuh memenuhi apartment mewah itu, dan membuat Daera terusik.
Gadis itu sudah menyumpal telinganya yang mengenakan earphone dengan bantal, namun tetap saja, suara berisik di luar masih mengganggunya.
"Aarkhh, enyahlah makhluk seperti kalian" Daera mengacak rambutnya sendiri sambil terbangun dari tempat tidurnya.
***
"Hahhh... menyedihkan sekali, aku terusir dari rumahku sendiri hanya karena pesta tidak jelas berandalan itu"
Daera menggerutu dalam hati sambil mengenakan jaketnya.
Ia bersiap untuk pergi keluar, sejenak menenangkan pikirannya yang begitu tidak tenang mendengar kebisingan di apartemennya.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Di ruang tengah sudah terisi setidaknya 9 orang teman Jungkook, bertambah pula lah kebisingan di sana.
Daera melewati mereka begitu saja.
Tidak pula mereka terusik akan kehadiran Daera.
Kecuali sepasang mata yang memberi tatapan cukup terkejut, sambil mengekor pergerakan gadis itu.
Saat Daera hendak membuka pintu apartment nya, tangannya lebih dulu di cekal oleh sebuah tangan lebar yang kemudian menariknya keluar dari apartment.
"Yyaa!, lepaskan!! Kau siapa!" Daera berusaha meronta dan masih di tarik oleh laki-laki di depannya.
Namun laki-laki itu tidak lantas menghentikan langkahnya, ia bahkan mempercepat langkahnya untuk mengejar lift yang hampir tertutup sempurna.
Dua orang laki-laki juga mengisi lift, Daera masih belum bisa melihat siapa laki-laki itu, karena sejak tadi ia menjaga Daera untuk tetap berada di balik badannya.
Beberapa saat menunggu untuk turun dari lantai 21, laki-laki itu menunduk untuk beradu pandang dengan Daera.
Daera membulatkan matanya dengan sempurna.
Saat ia hendak menginterupsi, suara denting lift menghentikannya.
Dan untuk kedua kalinya, ia di tarik oleh laki-laki yang juga ditemuinya saat di rumah sakit tadi.
"Yyaaaa!! Lepaskan aku! Berhenti mengganggu ku, sudah ku katakan aku tidak mengenal mu!" -Daera.
Begitu sampai di halaman apartment, Daera menghentakkan tangannya agar lepas dari laki-laki itu.
Tapi laki-laki itu tidak mau melepaskannya, ia bahkan mengeratkan cengkramannya.
"Sudah ku katakan, nama ku Beomgyu, dan mulai sekarang kau harus selalu berada di dekat ku, mengerti?!!"
"Apa aku harus menurut? Kau anak presiden? Anak raja pun aku tidak mau menurut, aku tidak punya urusan apapun denganmu"
Daera kembali meronta, dan kali ini jauh lebih meronta.
"Kau mau di keluarkan dari SMA Sanhyeong?" ucap Beomgyu dengan santainya sesantai ia mempertahannya pergelangan Daera sekalipun gadis itu sudah mati-matian meronta.
Daera sempat berhenti meronta untuk sesaat.
"Wwa, sulit ku percaya, kau mengancam ku? Kekanakan sekali, memangnya kau siapa mengatur hidup ku"
Daera kembali berusaha lepas dari laki-laki bernama Beomgyu itu.
Seringai Beongyu tercetak menghiasi wajahnya yang ber-rahang tegas.
"Karena aku Choi Beomgyu"
***
Emang kenapa kalo lu Beomgyu??
Hah (?)
Jodoh author (?)😍😍😍
Yodah deh iyak iyakk iyakkkk, lu Beomgyu kok, Choi Beomgyu, iyaaaApan dah, gadanta bet aing😂😂🤭
KAMU SEDANG MEMBACA
Misophonia [SELESAI] ✅ | BTS TXT Fan fiction
Ficção AdolescenteJangan bicara Jangan tertawa Jangan bergerak AKU BENCI!!! Belum revisi, hati-hati typo bertebaran ^•^ Jeon Dae Ra, gadis yang mengidap Misophonia ini hanya tinggal bersama kakak laki-lakinya yang hobinya mabuk. Dia hanya menginginkan kehidupan yang...