changmin dan chanhee pulang cepat karena kejadian tadi. mereka berdua berjalan kaki menuju apartement kevin karena tadi Changmin kesekolah tidak membawa mobil, Changmin takut chanhee semakin marah."benarkan kamu nggak papa??" tanya chanhee. "kamu udah tanyain pertanyaan itu berkali-kali ke aku, kamu juga udah tau jawabannya, please deh nyu." chanhee mempoutkan bibirnya, tangannya yang bertaut ia taruh dibelakang badannya, kakinya menendang angin ditanah, seperti anak kecil kalau ngambek, membuat Changmin gemas.
"udah dibilangin kamu nggak salah juga, aku janji bakal dengerin kamu deh habis ini, aku nggak bakal egois." ucap Changmin lalu merangkul chanhee, chanhee hanya tersenyum membalas Changmin.
.
.
.
mereka sampai di apartement kevin, setelah masuk ke apartement, chanhee menyuruh Changmin untuk istirahat sedangkan chanhee pergi untuk memasak sesuatu.cklek...
"loh kok keluar sih kan aku suruh istirahat, tuhkan kamu nggak pernah mau nurut sama aku." chanhee lagi-lagi marah, yang tadinya sedang berdiri memotong daun bawang jadi duduk di kursi meja makan karena kesal.
"ngambekan mulu, aku istirahat kok, tapi disofa depan, aku bosan dikamar mau nonton tv." balas Changmin yang terus berjalan menuju sofa.
chanhee melanjutkan aktifitas memotongnya. "tau ah." ucap chanhee.
dapur dan sofa depan tidak memiliki sekat jadi chanhee bisa melihat apa yang dilakukan Changmin.
"pengusaha choi **** memutuskan bercerai dengan sang istri choi ****."
chanhee mendengar berita yang berasal dari televisi yang di nonton Changmin. changmin kaget.
"ayah, bunda..." lirih Changmin.
"akh..."
Changmin menoleh ke chanhee, dengan cepat Changmin mematikan TV lalu berlari ke chanhee.
"kamu nggak papa? kamu ngapain sih kok nggak hati-hati pakai pisaunya." Changmin mencari kotak p3k yang berada di salah satu kabinet dapur setelah itu Changmin mengobati jari chanhee yang terluka.
yang diobati masih diam dengan pikirannya. "chanhee!!" Changmin menguncang tubuh chanhee yang melamun.
"kamu nggak papa?? kamu dengar berita tadi??" tanya Changmin, "kamu udah tau??" tanya chanhee balik, "maaf." gumam Changmin kecil tapi masih bisa didengar Changmin.
"kenapa kamu nggak cerita sama aku??" tanya chanhee dengan suara bergetar menahan tangis. "a..aku tau masalah bunda dan ayah yang bertengkar tapi aku nggak tau kalau ayah bakal serius ceraiin bunda." jelas Changmin dengan nada yang kecil.
"kamu taukan ayah selalu serius di setiap kata-katanya?? kenapa pas ayah sama bunda bertengkar kamu nggak tanya aku?? setidaknya kalau kamu tau masalahnya, kenapa kamu nggak tahan mereka??" ucap chanhee lalu mengusap air matanya yang keluar.
"aku takut nyu!!!" ucap Changmin sedikit berteriak. "TERUS KENAPA KAMU NGGAK TANYA AKU??!!" tanya chanhee dengan bentakan.
Changmin diam tidak menjawab, ia terlalu kaget, sangat jarang chanhee membentak tapi akhir-akhir ini chanhee selalu membentak karena Changmin.
chanhee duduk dikursi meja makan, menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya lalu menangis. "maaf nyu, aku salah." Changmin mengusap bahu chanhee, berusaha menenangkannya.
siapa yang tidak menangis mendengar orang tua cerai?? chanhee dan Changmin memang membenci kedua orang tuanya tapi dibalik itu, mereka sangat sayang dengan mereka. chanhee dan Changmin tidak ingin kehilangan orang tuanya, melihat mereka pisah saja membuat hati mereka sakit.
"mau pulang??" tawar Changmin, chanhee mendongak lalu mengangguk.
bagaimanapun juga chanhee tidak bisa membenci Changmin.
.
.
.
To Be Continue.
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛᴡɪɴꜱ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[ON GOING] «slow update» bagaimana usaha si kembar chanhee dan Changmin agar tidak dipisahkan hanya karena permintaan ayahnya yang harus dipenuhi.