☁-eight

1K 169 12
                                    


sang ayah belum mengeluarkan sepatah katapun untuk kedua anaknya, ia masih diam menahan amarah, begitupun chanhee dan Changmin yang menunduk takut menatap mata sang ayah.

"kenapa kalian semakin besar semakin susah untuk nurut? apa ayah pernah ngajarin kalian kurang ajar kayak kelakuan kalian??!!" chanhee dan Changmin masih menunduk bahkan tidak menjawab.

"ayah sudah putusin perusahaan  mana yang bakal kalian pegang, kyu tetap di Korea dan nyu di jepang." mereka berdua mendongak karena kaget.

"KITA NGGAK AKAN PERNAH MAU IKUTIN PERMINTAAN AYAH SAMPAI KAPANPUN!!" tolak kyu keras.

PLAK

"AYAH!!" ucap nyu kaget.

"AYAH NGGAK PERNAH AJARIN KALIAN BUAT MEMBANTAH!!" ucap sang ayah setelah menampar kyu.

"tapi ayah yang buat kita jadi kayak gini, kenapa ayah selalu maksa kita?? ayah anggap kita ini apa?? kalau ayah anggap aku sama nyu anak kenapa ayah perlakuin kita layaknya robot?? ayah nggak ngerti perasaan kita, kita nggak mau yah, apa karena uang?? apa uang lebih berharga?? coba ayah bayangin kalau kita berdua tiba-tiba meninggal, apa ayah masih milih uang??" ucap Changmin dengan suara tertahan karena berusaha menahan tangis.

chanhee sudah menangis sedari tadi, sang ayah mengepal kuat tangannya. "ayah capek kerja demi kalian, tapi apa balasan kalian?? ini balasan kalian sama ayah??" tanya sang ayah.

"ayah kerja bukan karena kita, bukan karena keluarga tapi karena uang. bahkan aku sama nyu nggak pernah rasain kasih sayang dari ayah, sejak kecil aku sama nyu diurus sama bibi, peran ayah sama bunda untuk kita mana??"

"ayah nggak mau dengar omong kosong kalian, pokoknya kalian tetap harus urus perusahaan itu. sekarang cepat kalian masuk kamar kalian!!" chanhee dan Changmin berdiri lalu berjalan menuju kamar mereka.
.
.
.
Changmin terus menenangkan chanhee yang sejak tadi menangis. "udah nyu jangan nangis terus." Changmin tidak tahu harus melakukan apa, tidak terhitung berapa jam chanhee menangis.

"aku takut kyu...takut kalau kita beneran pisah, aku nggak mau." ucap chanhee dengan suara bergetarnya.

"kita nggak bakal pisah!! udah dong nggak usah dipikirin, kamu nggak capek nangis??" chanhee tidak menjawab, ia semakin memeluk Changmin yang tidur disampingnya.

changmin mengelus surai chanhee, perlahan isakan chanhee berhenti berganti dengan dengkuran. "maaf nyu, ini gara-gara aku." ucap changmin, entah mengapa air matanya keluar dengan sendirinya.

changmin memilih tidak memikirkan itu dan ikut tertidur di samping chanhee, memeluk saudara kembarnya dengan kuat.
.
.
.
Changmin terbangun karena panggilan makan malam dari sang bibi. "nyu bangun, ayo makan dulu kita belum makan dari pagi." ucap Changmin membangunkan chanhee.

"eunghh..." lenguh chanhee tanpa pergerakan membuat Changmin bingung. "nyu??" Changmin memeriksa kening chanhee dan benar dugaan Changmin pasti akan seperti ini akhirnya.

"nyu bangun dulu ayo, makan terus minum obat, atau mau aku suapin?? aku bawa makanannya kesini ya tunggu." Changmin turun dari tempat tidur lalu berjalan keluar kamar.

"bi, nyu sakit aku makan dikamar aja ya sama dia, oh iya bi tolong siapin obat sama kompresan ya makasih." Changmin mengambil makanannya beserta makanan chanhee lalu kembali masuk ke kamar.

setelah sampai dikamar, Changmin langsung menaruh makanannya diatas nakas samping tempat tidur lalu kembali membangunkan chanhee.

"pusing ya??" tanya Changmin yang dibalas anggukan chanhee, "duduk dulu, sini sandar biar aku yang suapin kamu." chanhee nurut lalu sedikit membawa tubuhnya untuk bersandar dikepala tempat tidur.

"kan, kamu sih nangis terus udah gitu nggak makan lagi dari pagi jadinya ginikan." ucap Changmin yang mengomel tapi tetap pada kegiatannya yaitu menyuapi chanhee.

"kamu makan juga." ucap chanhee. "bentar aku makan kalau udah beres suapin kamu." balas Changmin, Changmin yang baru saja akan memasukkan sesendok nasi kemulut chanhee jadi berbelok masuk ke mulutnya karena tangan chanhee.

"kamu juga harus makan, kamu punya maag dan sekarang udah telat banget nanti sakit lagi." ucap chanhee, akhirnya mereka berdua makan bersama disatu piring.

setelah habis satu piring mereka lanjut menghabiskan makanan yang seharusnya milik changmin.

mereka saling peduli.
.
.
To Be Continue.

sebenarnya ya aku nggak pede publish ini tapi pengen banget ngepublish wkwkwk tapi kalau tiba² ff ini kuunpublish berarti emang aku udah nggak pede banget :")

ini yang sider nggak niat vote?? nggak papa sih nggak vote juga.

makasih😚🙆🏻

ᴛᴡɪɴꜱ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang