☁-nine

948 142 2
                                    


setelah minum obat chanhee kembali tertidur sedangkan Changmin masih terjaga untuk mengompresi chanhee agar panasnya turun.

kyu
ayah kapan pulang?? chanhee sakit.

setelah mengirim pesan singkat ke ayahnya, Changmin menutup hpnya lalu kembali pada aktifitasnya mengompresi chanhee.

"ini kenapa demamnya nggak turun-turun sih." ucap Changmin pada dirinya sendiri, sudah satu jam lebih Changmin mengompresi chanhee tapi tetap saja panasnya tidak turun, chanhee juga sudah diberi obat penurun panas harusnya obat itu bereaksi tapi tidak juga.

ting

suara HP Changmin kembali berbunyi, dengan cepat Changmin memeriksanya berharap sang ayah membalas pesan singkat yang tadi Changmin kirim, dan benar saja.

ayah
ayah nggak tau pulang kapan, kamu kompres aja dulu jangan lupa suruh minum obat, udah makan kan?? suruh bibi telpon suaminya buat bawa chanhee ke rumah sakit kalau panasnya nggak turun.

begitu kira-kira balasan dari sang ayah.

kyu
kita berdua udah makan, hmm... yaudah yah

setelah membalas pesan sang ayah, changmin kembali menyimpan hpnya. "nggak ada gunanya punya ayah, semua yang harusnya tugas dia ngurus anak malah dilempar sama orang yang jelas-jelas bukan keluarga." ucap Changmin kesal.

Changmin turun dari tempat tidur lalu keluar kamar berniat mengganti air kompresan chanhee.

didapur Changmin bertemu dengan sang bibi. "bi, nyu panasnya nggak turun juga padahal udah dikasih obat penurun panas, ini juga dari tadi aku kompresin tetep nggak turun." adu Changmin pada sang bibi.

"mau bibi telfonin suami bibi?? biar suami bibi yang bawa nyu ke rumah sakit." Changmin menggeleng pelan.

"nggak usah bi, tunggu pagi aja, kalau emang panasnya nggak turun juga baru bibi boleh telpon." sang bibi lalu mengangguk. "yaudah kamu tidur juga ini udah malam." Changmin mengangguk lalu berjalan kembali ke kamar.

Changmin masuk ke kamarnya lalu naik ketempat tidurnya. ia menarik selimut sampai dada chanhee tidak lupa Changmin ikut masuk kedalam selimut, ia memeluk chanhee kuat lalu tidak lama tertidur.
.
.
.
pukul 07:23 pagi

chanhee terbangun lalu mengecek hpnya yang tidak ia pegang dari semalam, benar saja bunyi hpnya tadi karena kevin yang mengirim pesan.

kevin
kalian berdua kok nggak ada di apartement?? kalian dimana?? nggak sekolah lagi??

chanhee
aku pulang  kerumah kemarin bareng kyu, iya hari ini aku sama kyu nggak sekolah dulu, ada masalah, izinin ke guru bilang aku sama kyu sakit, maaf ya ngerepotin terus.

kevin
kalian hati-hati ya, kalau ada apa-apa langsung telfon aku aja, kalian nggak pernah ngerepotin aku, semoga masalah kalian cepet selesai.

chanhee
iya makasih kevin^^

setelah membalas pesan kevin chanhee kembali menutup hpnya, ia tidak bisa banyak bergerak karena takut membangunkan Changmin yang sekarang sedang memeluknya.

"maaf kyu, aku ngerepotin." gumam chanhee yang sekarang sedang mengelus surai Changmin lembut, Changmin terbangun tapi tidak merubah posisinya karena usapan chanhee yang lembut.

Changmin memeriksa kening chanhee. "masih sakit??" tanya Changmin. "udah nggak papa, makasih ya." Changmin tersenyum lega. "tapi kamu istirahat dulu ya, nggak tau dari semalam panas kamu nggak turun, tapi bener nggak papa kan??" tanya Changmin ulang, chanhee hanya mengangguk sebagai jawaban.

"kalau masih ada yang sakit tidur lagi aja ini masih pagi kok, hari ini nggak usah sekolah dulu lagian seragam kita ketinggalan di apartement kevin." Chanhee terkekeh mendengar Changmin yang sangat cerewet.

"udah nggak bisa tidur mending kamu aja yang tidur, aku nggak tau semalam kamu tidur jam berapa karena aku, tapi aku yakin pasti malam banget." ucap chanhee, posisi mereka masih sama bedanya sekarang diisi dengan obrolan kecil.
.
.

.
To Be Continue

ᴛᴡɪɴꜱ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang