☁-twenty

885 125 0
                                    


hari semakin larut tapi kevin dan haknyeon tidak berniat pulang sampai chanhee bangun, sunwoo sudah pulang duluan tadi atas perintah kevin.

changmin masih setia duduk di samping brankar tempat chanhee tidur, changmin mengusap tangan chanhee.

changmin sedih melihat chanhee yang tertidur dengan bantuan alat pernapasan di hidungnya, changmin rindu bicara banyak hal dengan chanhee. "nyu ayo bangun aku pengen cerita sesuatu ke kamu." ucap changmin berbicara pada chanhee yang bahkan belum bangun.

kevin berdiri dari duduknya lalu mengusap pundak changmin. "chanhee lagi istirahat itu, kamu juga istirahat sana, masih ada aku sama haknyeon disini." ucap kevin yang langsung dijawab gelengan sama changmin.

"aku nggak bisa tidur vin, mending kalian pulang deh pasti kalian juga capek habis sekolah langsung bantuin aku." ucap changmin.

"kita nggak capek kok, yaudah kalau gitu aku sama kevin keluar dulu mau beli makanan." changmin hanya menjawab anggukan.

"oh iya kamu mau makan apa? biar sekalian kita beliin." tanya haknyeon yang sudah berada depan pintu. "nggak usah repot-repot, nanti aku makannya sama nyu aja pas nyu udah bangun." balas changmin.

"jangan gitu min, kamu punya maag dan ini udah telat banget, nanti kamu sakit lagi, yaudah deh aku sama kevin pergi dulu kamu tunggu ya." akhirnya kevin dan haknyeon pun keluar ruangan, changmin hanya menghela napasnya.

changmin tersenyum saat merasakan tangan chanhee bergerak di genggamannya. "nyu??" panggil changmin namun belum ada jawaban kecuali pergerakan tidak nyaman dari chanhee.

chanhee membuka matanya perlahan, ia berusaha menetralkan pandangannya yang kabur, hal pertama yang ia lihat adalah langit-langit kamar bercat putih.

Samar-samar bisa ia dengar suara seseorang memanggilnya, chanhee menoleh ke sumber suara yang memanggilnya, itu changmin.

"aku dimana??" tanya chanhee pelan. "dirumah sakit." balas changmin, chanhee berusaha mengingat apa yang terjadi sampai-sampai ia ada dirumah sakit.

chanhee bisa merasakan perih pada luka ditubuhnya. "a..aku takut kyu...hiks." chanhee menangis kala mengingat kejadian yang ia alami, dengan cepat changmin berdiri lalu memeluk chanhee membuat chanhee sedikit merasa tenang.

"tenang ya nggak usah panik lagi, ada aku, aku nggak bakal ninggalin kamu lagi, udah ya jangan nangis." setelah mengatakan kata-kata penenang, changmin kembali duduk.

setelah kejadian yang chanhee alami, chanhee jadi takut untuk bertemu atau melihat seseorang yang ia tidak kenal, bahkan yang ia kenal saja chanhee takut.

seperti kevin dan haknyeon yang baru masuk ke ruang rawat chanhee, chanhee berteriak dan menangis saat melihat kevin dan haknyeon membuat keduanya bingung.

setelah changmin memberitahu chanhee bahwa kevin dan haknyeon temannya barulah chanhee bisa tenang.

"pasien mungkin masih trauma sama yang ia alami." jelas sang dokter setelah memeriksa keadaan chanhee. "cara hilangin trauma nya gimana dok??" tanya changmin. "kalau seperti chanhee mungkin trauma nya bisa hilang dengan sendiri, tapi kalau sudah parah bisa bawa ke psikiater." jawab sang dokter.

"chanhee bisa sembuhkan dok??" sang dokter mengangguki pertanyaan kevin. "makasih dok." setelah mengucapkan itu, sang dokter keluar dari ruangan.

chanhee sudah tertidur akibat obat tidur yang diberikan oleh dokter, kevin dan haknyeon akhirnya memutuskan pulang karena mereka juga sudah tahu keadaan chanhee bagaimana.

tinggal changmin sendirian dalam ruangan, changmin melamun memikirkan haruskah dia memberi tahu sang ayah?? atau bunda?? tapi changmin yakin mereka berdua tidak akan peduli.

"aku harus gimana??" monolog changmin sambil mengacak rambutnya frustasi.
.
.
.
To Be Continue.

ᴛᴡɪɴꜱ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang