chanhee merasakan kepalanya yang berdenyut, matanya samar-samar menelusuri tempat dimana ia sekarang.gelap, tidak ada cahaya, bahkan tidak ada ventilasi udara membuat napasnya sedikit sesak. kedua tangannya diikat kebelakang, mulutnya ditutup dengan kain.
chanhee berusaha berteriak minta tolong namun sia-sia, ia menangis bahkan tangannya sudah sakit karena dirinya yang berusaha melepas tali itu dengan menggesek nya tidak karuan.
"kyu, kamu dimana?? bantu aku."
cklek
pintu terdengar dibuka. "sudah bangun kamu anak manis." pria itu membuka ikatan di mulut chanhee. "lepasin aku kak...hiks" lirih chanhee dalam isakannya.
"sayangnya tempat kamu disini, maaf karena kamu adalah korban saya selanjutnya." chanhee kembali menangis, pria itu mengusap pipi chanhee pelan membuat chanhee menolehkan wajahnya untuk bisa terhindar dari sentuhan pria itu.
"selamat bersenang-senang, oh iya kamu kalau mau teriak silahkan, disini tidak ada yang bisa dengar kamu sekeras apapun kamu teriak." ucap pria itu lalu berdiri keluar dari ruangan itu, tidak lupa pintunya yang kembali dikunci.
.
.
.
Changmin bangun dari pingsannya, tanpa sadar ia langsung menangis. juyeon yang sedari tadi memang duduk di samping Changmin langsung panik."eh kamu kenapa?? ada yang sakit nggak??" tanya juyeon yang dijawab gelengan oleh Changmin. "nyu...kamu ketemu dia nggak??" tanya Changmin.
"papa aku berusaha cari saudara kamu, aku tadi nemuin kamu di gang, kamu cuman sendirian, kalian kenapa bisa kayak gini sih??" tanya juyeon, akhirnya Changmin menceritakan kronologi kejadiannya ke juyeon.
juyeon mengerti lalu memberi tahu Changmin soal banyaknya kejahatan didaerah rumahnya termasuk psikopat membuat Changmin semakin takut.
"firasat aku nggak enak juyeon." lirih Changmin yang masih terisak, "berdoa aja chanhee nggak kenapa-napa, chanhee anak pintar kan?" Changmin mengangguk.
"tapi..." juyeon menatap Changmin yang menggantung perkataannya, "tapi kenapa??" tanya juyeon.
"aku khawatir sama chanhee, dia nggak kayak aku yang mungkin masih kuat hadapin penjahat kayak gitu, dia kebalikan dari aku, dia gampang takut...aku takut dia..." juyeon memeluk Changmin berusaha menenangkannya.
"udah nggak usah mikir aneh-aneh, cukup berdoa semoga chanhee diluar sana dilindungi, terus kamu nggak mau ngabarin orang tua kamu??" tanya juyeon.
"nanti aja, kalau chanhee belum ketemu juga baru aku kasih tau ayah." balas Changmin yang langsung diangguki juyeon.
"asal kamu nggak nyesel sama keputusan kamu aku dukung aja." ucap juyeon.
.
.
.
kevin bersama haknyeon dan Sunwoo sudah sampai dirumah juyeon.karena pintu rumah juyeon yang terbuka luas membuat kevin langsung masuk kedalam rumah tanpa permisi.
kevin bisa lihat keluarga juyeon yang sekarang sedang duduk di ruang tamu, disana juga ada Changmin, matanya sembab membuat kevin ingin menangis melihat sahabatnya itu.
kevin berlari memeluk Changmin membuat Changmin kembali menangis, "kevin, nyu...aku takut." ucap Changmin, kevin mengangguk sambil mengelus punggung Changmin.
"aku takut, dia belum makan dari tadi, dia baik-baik ajakan?? kenapa bukan aku yang diculik!!"
"udah udah, aku bakal bantu kamu, haknyeon juga bakal bantu, Sunwoo, bahkan keluarga juyeon juga kan??" kata kevin meyakinkan Changmin.
mata kevin menatap jam tangan yang digunakan Changmin. "Changmin, chanhee pake jam tangan ini nggak??" tanya kevin yang diangguki oleh Changmin.
"kita bisa tau lokasi chanhee dimana, jam kalian sama kan?? aku tau jam ginian bisa cari jejak, siniin Changmin jamnya."
Changmin, haknyeon, Sunwoo, dan semua keluarga juyeon sibuk memperhatikan kevin yang entah sedang melakukan apa.
.
.
.
To Be Continue
KAMU SEDANG MEMBACA
ᴛᴡɪɴꜱ;[ᴋʏᴜɴʏᴜ ᴛʜᴇ ʙᴏʏᴢ]
Random[ON GOING] «slow update» bagaimana usaha si kembar chanhee dan Changmin agar tidak dipisahkan hanya karena permintaan ayahnya yang harus dipenuhi.