"Camel minta hotspot dong," teriak Ava kepada Camel yang sedang asik bermain ponsel dipojok kelas.
"Udah," balas Camel setelah menghidupkan hotspot nya.
"Ava gila!! Lo buka apaan!! Baru juga lima menit! Tapi Lo udah ngabisin 500 MB," teriak Camel membuat seisi kelas menatapnya heran.
Ava pun nyengir sambil menggaruk rambutnya yang tidak gatal, "Ava cuma buka Instagram, YouTube, drakor id, sama Twitter."
Camel pun menatap tajam Ava yang sedang nyengir memamerkan deretan gigi nya yang putih, "Gamau tau!! Lo harus ganti kuota gue 500 MB!"
"Iya-iya besok Ava bawain ember," balas Ava yang sama sekali tidak nyambung.
"MB Ava!! Bukan ember!!"
"Ooh, bilang dong."
"Dari tadi gue bilangnya MB sayang! Bukan ember!" Kesal Camel.
"Tapi gapapa deh, besok bawa aja embernya," sambung Camel lagi.
"Buat apa?" Tanya Ava.
"Buat mukul kepala Lo!"
"Astajim, gaboleh gitu."
"Boleh! biar otak Lo jalan dan biar Lo ga bego-bego amat!"
Ava pun menelengkan kepalanya sambil menatap Camel, "bukanya otak cuma diem, duduk manis di kepala? Emangnya otak Camel udah jalan-jalan kemana aja?"
"Otak gue? Udah traveling keliling dunia!" Kesal Camel.
"Emang bisa?" Tanya Ava dengan polosnya.
"Tanyain sama mami Lo deh! Pas hamil dia ngidem apa? Kenapa bisa ngelahirin anak kayak Lo."
"Oke ntar Ava tanyain."
"Udahla, capek gue ngomong sama bocah." Camel pun berjalan kemejanya lalu membuka buku pr nya, seperti biasa camel menyalin isi pr temen sekelasnya.
"Camel kok ngomongnya gitu?" Tanya Ava membuat Camel heran.
"Apanya?"
"Camel kok ngomongnya kayak ibu-ibu yang udah punya banyak anak aja?! Kalau Ava masih bocah berarti Camel juga bocah, kan Ava sama Camel seumuran." Camel pun memijat pelipisnya pusing menghadapi cobaan dari Tuhan yang memberikanya seorang sahabat seperti Ava.
Bertepatan dengan itu Alfa pun memasuki kelas dengan menenteng ransel ditangan kananya, "Fa!" Panggil Camel kepada Alfa.
"Hm?" Tanya Alfa yang hanya berupa gumaman.
"Karungin temen Lo gih! Capek gue ngomong sama dia," ujar camel sambil melirik Ava dengan ekor matanya.
"Kan dia juga temen Lo."
"Gakenal lagi gue sama dia," Tanya camel dengan Ava yang masih diam saja mendengarkan ucapan kedua sahabatnya.
Alfa pun terdiam sesaat, "Gue juga gakenal! Emang dia siapa?" Tanya Alfa setelahnya membuat Ava mengerucutkan bibirnya.
Alfa dan Camel pun kompak mengedikan bahunya acuh dan kembali sibuk dengan aktivitasnya masing-masing dan mengabaikan Ava yang terlihat sangat kesal.
"Ava punya salah kah?" Tanya Ava.
"Alfa?!!" Hening, tak ada jawaban.
"Camel?!!" Kembali hening tak ada jawaban.
"Kalian kok anggep Ava kayak setan sih? Dari tadi itu Ava ngomong sama kalian! Kenapa kalian cuma ngacangin Ava?!!" Kesal Alva.
"Fa! Kok gue merinding ya," ucap camel tiba-tiba sambil memegangi ceruk lehernya.
Alfa pun ikut mengusap kedua tangannya, "Sama! Gue juga merinding nih."
"Hello!! Disini yang ngomong orang!! Bukan setan!!" Kesal Ava yang sudah mencapai ubun-ubun.
"Mel, Lo denger teriakan gitu ga?" Tanya Alfa kepada Camel.
"Engga tuh, Lo salah denger kali!"
Alfa pun mengangguk-anggukan kepalanya setuju, "Kayak nya gue emang salah denger."
Ava pun memanyunkan bibirnya dan memilih diam saja dari pada ia terus-terusan dikacangi, Ava pun menelungkup kan kepalanya keatas meja untuk mengurangi kesalnya.
Alfa dan Camel pun sontak tertawa terbahak-bahak dan merangkul bahu Ava dengan Alfa yang menoel-noel pipi Ava.
"Cie ngambek," goda Alfa.
Ava pun menepis tangan Alfa "Ava ga ngambek."
"Ah masa?" Goda Camel.
"Bodo!" Ava pun kembali menelungkup kan wajahnya mengabaikan dua syaiton yang menggodanya.
--------------------------
Wahh ternyata Ava bisa kesal gaes:vOh iya gue cuma mau bilang, bantu vote sama komen ya, biar gue semakin semangat nulisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ava Dan alfa
Fiksi Remaja[UPDATE TIDAK MENENTU] Ava, gadis cantik dengan kepolosan tingkat dewa, memiliki otak setengah dan kebegoan yang melampaui batas dan juga Memiliki sifat sinting, turunan dari mami nya. Alfa, cowok tampan, bertubuh tinggi dan berkulit putih layaknya...