[Six.]

578 47 9
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

" 2 tahun itu lama banget kan buat jadi pecandu "" Ya, bagi kita itu terhitung lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


" 2 tahun itu lama banget kan buat jadi pecandu "
" Ya, bagi kita itu terhitung lama.. tapi melihat lagi banyak juga kasus pecandu yang mengonsumsi obat lebih dari 10 tahun, jadi ini masih masuk kategori ringan "
" Ringan?! Gila sih 10 taun? Kalo uangnya ditabung udah bisa berangkat haji sekeluarga ya "
" Iya "

Seperti inilah yang gue senangi dari dunia kesehatan, kami membicarakan hal-hal yang abstrak dan benar-benar random. Kami bertukar pikiran dan saling memberi pendapat tentang diagnosa pasien atau penyakit yang diderita pasien. Suasana mobil sebenarnya sejak tadi sunyi cuma terdengar musik ballad sebagai teman sunyi. Cuma karena gue orangnya gak betah berlama-lama sunyi syahdu jadilah gue membuka topik pembicaraan dengan kejadian tadi di Rumah Sakit, dan akhirnya seenggaknya kita mengobrol daripada sama-sama diem.

Ya memang gue sedikit salah karena mengajak ngobrol orang yang lagi nyetir, tapi kan sebagai manusia normal gue gak suka lama lama sepi, kesannya gue sendirian dan walaupun gue orangnya gak suka keramaian tapi gue juga orangnya gak suka kalau terlalu sepi. Horror aja gitu kesannya, meski dibeberapa waktu gue juga bener-bener butuh situasi sepi, ya tapi kan sekarang lagi gak butuh.

Kita diperjalanan menuju ke rumah dokter Yuda, ya untuk apalagi selain menjenguk Starla. Sejenak satu pikiran muncul ke pikiran gue, kalau seandainya suatu hari nanti dokter Yuda menikah lagi dan Starla punya Ibu baru, apa gue masih boleh jadi Mama buat Starla? Apa gue masih boleh menjenguk Starla dan Apa gue masih boleh untuk menjaga Starla? Gue menatap satu box yang gue bungkus dengan kertas kado berwarna pink, ini hadiah untuk Starla karena selama gue jadi Tante dan Mama nya gue belum pernah kasih dia apapun.

" Assalamualaikum "
" Waalaikumsallam "

Kedatangan gue seperti biasa disambut ceria oleh gadis kecil yang sekarang terlihat lagi duduk menghadap meja makan, sesekali menyuap nasi didalam mangkuk kecilnya. Gue hampiri Starla dan kecup pipinya gemas, dan guepun disambut dengan kecupan disetiap inci wajah gue ini. Dokter Yuda kerjaan cuma ngeliatin aja tiap gue interaksi sama Starla, sebelum akhirnya dokter Yuda juga mengecup Starla dan pergi ke kamarnya entah mungkin ganti baju atau mandi atau apapun. Gue pun belum mandi tapi fine fine aja, gue harap starla gak pernah tau kalau gue pemales apalagi megang air.

Rasanya waktu berlalu cepat melihat rambut starla yang sepertinya mulai bertambah panjang disana, rasanya baru kemarin starla dengan telak memanggil gue dengan sebutan Mama. Semuanya udah berlalu ternyata, Starla diajarkan untuk diam ketika makan, jangan mengobrol sampai makanan nya habis. Amazing bukan ajaran Papa nya ditambah dengan Starla yang pintar dan penurut juga. Kayanya gak akan sulit mengajarkan starla banyak hal, gue dan starla punya satu sifat yang sangat sama, yaitu sama-sama penasaran untuk mencoba segala hal baru.

" Mama punya kado buat starla "
" Kado.. apa? "
" Tadaaa! "

Keturunan dari Papanya mungkin ya, dikasih hadiah dengan cerianya malah gak menunjukan ekspresi senang dan malah bingung. Mungkin gue terlalu ekspresif ketika menunjukan kado ditangan gue ini.

Behind the Light_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang