[Seven.]

653 55 6
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

Ada satu prinsip yang gue pegang teguh sampai sekarang semenjak kehidupan gue hancur hanya karena masalah yang sama sekali gak terpecahkan dalam kubu pertemanan gue dulu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada satu prinsip yang gue pegang teguh sampai sekarang semenjak kehidupan gue hancur hanya karena masalah yang sama sekali gak terpecahkan dalam kubu pertemanan gue dulu. Semenjak gue disia-siakan seperti itu oleh mereka, gue berpegang teguh pada diri gue untuk gak lagi menerima mereka di kehidupan gue.

Katakanlah gue jahat karena enggan menerima orang yang dulunya berbuat khilaf pada gue, sekali lagi gue tekankan gue gak benci mereka, gue gak marah sama mereka, gue gak membuang mereka atau apapun yang ada di pikiran kalian tentang sikap gue. Gue hanya kecewa dan rasa takut untuk dikecewakan seolah mengambil alih kendali diri gue untuk jangan menerima mereka lagi.

Karena ya, dulu gue pernah bodoh memaafkan orang sebanyak lebih dari 5 kali dan orang yang sama berlaku yang sama pula terhadap gue. Sampai akhirnya gue bener-bener menutup diri dari dia, dan ada satu saat gue sebagai Admin grup memasukan dia kedalam grup karena permintaan yang lain dan gue turuti karena gue gamau egois juga saat itu. Tapi gue gak pernah ikut nimbrung di grup tersebut.

Tapi tenang jangan menghakimi sikap orang lain tanpa tau kebenarannya, meskipun gue dingin dan menjauh dari mereka yang mengecewakan gue. Gue gak membicarakan hal yang buruk tentang mereka, gue gak menyebar aib yang pernah mereka bagi ke gue dan gue juga gak melupakan kebaikan mereka kepada gue. Ketika seseorang yang gatau gue udah pisah dengan teman gue bertanya teman gue itu seperti apa dan gue jawab lah kelebihan mereka yang bisa memperkuat image mereka dihadapan banyak orang. Gue gak merendahkan justru gue meninggikan derajat mereka dipandangan setiap orang.

" Orang tuanya? "
" Sulawesi "
" Ah.. "

Ya, saat ini gue dan dokter Yuda tengah berada di satu ruangan yang gak begitu sempit, gak juga luas. Yang kita lakuin disini bukan berbuat mesum tentunya, melainkan menemani pasien yang memang perlu mendapat pembekalan rohani mereka, semacam bimbingan konseling ya curhat dan lain sebagainya.

Pembekalan rohani bukan dilakukan oleh gue, melainkan ada staff yang bertugas demikian yang diketuai oleh seorang Counselor. Gue hanya konseling disini, kami bertiga saling membantu agar Pasien bisa kembali beraktivitas di Asramanya dengan teman loreng dia yang lain. Gak akan lama kok rehabilitasnya, hanya perlu bersabar dan bertekad kuat untuk sembuh dan kembali ke keluarga. Waktu rehabilitas awal mungkin hanya 1-2 bulan, tapi kalau memang belum siap atau belum di cap bebas NAPZA mungkin rehabilitasnya akan ditambah 3-4 bulan.

Yang harus dicatat adalah, ketika kalian ingin melakukan sesuatu hal, pastikan kalian tau konsekuensi terburuknya dan pastikan diri kalian sanggup menghadapi konsekuensi terburuk itu. Itulah pentingnya mengendalikan diri, jangan mudah untuk dibodohi oleh otak kalian sendiri. Kalian yang harus bisa mengontrol emosi dan nafsu diri kalian, jangan kebalikannya. Ketika kalian butuh waktu sendiri, beri spasi kepada diri kalian untuk mendapat ruang sekedar me-refresh otak dan pikiran kalian. Jangan langsung membutakan hati dengan melakukan sesuatu yang merugikan dan kalian lupa memikirkan konsekuensi terburuknya, ketika kalian jatuh, istirahatlah sampai luka kalian sembuh, datanglah pada orang terdekat, bukan sahabat melainkan Orang Tua. Karena sedekat apapun seorang sahabat, orang tua lebih mengerti apa yang kalian rasakan. Merasa tak didengar oleh orang tua? Ambilah wudhu, bicarakan semua yang kalian rasakan pada Allah. Atau untuk yang memeluk agama lain, pergilah bercerita pada Tuhan kalian masing-masing.

Behind the Light_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang