[Nine.]

672 43 10
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

Suasana hati gue sejak kejadian kemarin di Mall belum balik ke semula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Suasana hati gue sejak kejadian kemarin di Mall belum balik ke semula. Gue masih merasa malas beraktivitas dan kesal tanpa alasan, bahkan semalam gue dengan sepuasnya memukul bantal dikamar gue dan membantingnya kesana kemari hingga akhirnya dengan kesialan seumur hidup, lemparan bantal gue kena Mama gue yang berniat mengajak gue makan malam.

Mama marah? Enggak. Mama cuma nanya gue kenapa gak biasanya mood gue sehancur dan seberantakan ini, dan gue hanya jawab gue laper, iya gue laper karena pesanan gue belum sempat diakan di Mall.

Dan sekarang, sejak tadi gue hanya memandangi data pasien yang akan segera gue panggil satu persatu untuk masuk ke ruangan gue. Waktu masih menunjukan pukul 06.50 itu artinya masih ada waktu 10 menit lagi sebelum gue memulai aktivitas gue sebagai Psikolog di pagi yang menurut gue masih menyebalkan. Yang sialnya gue pun gak tau menau kenapa mood gue bisa sehancur dan seberantakan ini, pagi ini gue cuma makan satu biskuit roma kelapa yang Mama sediain dirumah dan berlalu gitu aja, sepanjang naik ojol pun gue misuh-misuh dan seringkali berdecak sampe Abang Ojolnya nanya gue kenapa dan gue dengan dinginnya jawab gapapa yaiyalah gapapa emang abangnya siapa pengen tau masalah pribadi gue heuh!

*Cklek!

" Pagi Di- "
" Pagi, berisik. "
" Idih, pagi pagi udah badmood.. kenapa? "
" Bukan urusan lo "
" Najis judes banget mbak nya "
" Buruan panggil pasien pertama, males gue "
" Siap ibu "

Gue menyeruput teh dihadapan gue sebelum akhirnya gue simpan gelas teh nya didalam laci meja kerja gue. Gue pakai kacamata untuk lebih jelas membaca data pasien pertama yang tengah dipanggil oleh Rani. Ini yang gue khawatirkan sejak kemarin pagi..

Schizophrenia..

Rani masuk dengan satu anak dituntun nya, bukan anak sebenarnya mengingat usianya 18 tahun bersama dengan ibunya disana. Gue tersenyum dan berdiri menyalami ibunya sebelum mempersilahkan keduanya untuk duduk. Gue perhatikan remaja yang beranjak dewasa dihadapan gue ini, walaupun dia berkelainan mental seperti ini, gue cap ini anak ganteng dan manis.

Lingkaran hitam dikedua matanya gak membuat ketampanannya luntur, gue perhatikan beberapa kali dia menunduk dan menengok ke kiri ataupun ke kanan entah apa yang dilihatnya. Menggaruk tengkuknya dan memainkan jemarinya, sepertinya remaja ini tengah dalam fase bingung sekarang.

" Teh, denger suara? Berisik gini "

Biar gue jelaskan sedikit mengenai Schizophrenia ini, Schizophrenia adalah salah satu gangguan kejiwaan atau mental dimana mengganggu fokus penderita seolah ada atau bahkan banyak suara disekitarnya padahal suaranya itu berasal dari dalam kepalanya sendiri. Bukan sekedar suara panggilan biasa, namun ejekan, hinaan, perintah, larangan, ya, tidak, boleh, jangan, berhenti, lakukan dan lain sebagainya yang mana membuat penderita kebingungan karena ia dipaksa melakukan sesuatu namun dipaksa untuk berhenti melakukan sesuatu di satu keadaan.

Behind the Light_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang