[Twenty Three.]

472 44 18
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

‍‍‍‍‍‍Menyingkap hijab dan merapikan nya beberapa kali setelah turun dari ojol, bodo amat gue dibilang gak ganti baju dari kemaren toh gue gak bau badan juga, yang penting gue mandi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

‍‍‍‍‍‍Menyingkap hijab dan merapikan nya beberapa kali setelah turun dari ojol, bodo amat gue dibilang gak ganti baju dari kemaren toh gue gak bau badan juga, yang penting gue mandi. Alasan kenapa gue senang berada di RSHS Bandung adalah, karena gak susah kalau mau mandi gak perlu ribet nunggu ember penuh, toh di setiap bilik kamar mandi pake shower dan bisa mandi air hangat pula. Alergi banget gue kayak nya kalau mandi air dingin pagi-pagi, bawaan nya males mulu.

Jalan santai dari gerbang ke dalam Rumah Sakit, menyapa beberapa pasien yang sudah berdiam di ruang tunggu, mungkin mereka pasien poli umum atau para pasien yang mengantri dokter gigi di pagi hari kayak gini. Bahkan jam belum sampai ke angka tujuh, tapi para pasien bersemangat untuk datang ke sini.

" Hai Rani "
" Hai Di.. " Menjawab sapaan gue tanpa melirik ke arah gue karena kesibukan nya mencatat dan merapikan data pasien. Rani datang lebih awal dari biasanya.

Masuk ke dalam ruangan tercinta dan menyempatkan diri untuk menyeruput teh hangat yang selalu disiapkan di atas meja gue, entah oleh OB yang beres-beres atau oleh Rani atau siapa pun itu.

" Di, bisa mulai lebih awal? Pasien cukup banyak "
" oh, boleh boleh " Berhenti menyeruput teh dan menyimpan nya di dalam laci kosong di meja gue. Rani memberi gue rekapan pasien ketika diperiksa sebelum nya yang dilanjutkan hari ini. Tapi, ini.. Masih kosong, pasien baru rupanya.

Tertera nama Yasmin di sana, dengan usia 18 tahun. Masih sangat muda, bahkan terlalu muda menurut gue untuk berkonsultasi dengan gue. Tapi memang gak ada salah nya juga berkonsultasi dengan psikolog, walau cuma sekedar butuh refresh dan curhat-curhat kecil. Gue gak akan menolak, karena itu pekerjaan dan kewajiban gue yang sudah di sumpah sebelum nya.

Seorang wanita masuk, sendirian? Biasanya pasien gue terutama seorang wanita akan ditemani entah oleh ibu nya atau teman nya atau siapa pun. Gue perhatikan ketika Yasmin masuk, cara berjalan nya yang perlahan, kepala nya yang sedikit menunduk dan kedua tangan yang meremat ujung pakaian nya. Sudah terbayang.

" Hallo Yasmin, apa kabar? " Basa-basi sebenarnya, siapa yang baik-baik aja ketika datang ke sini? Ya kan? Gue mengulurkan tangan ketika Yasmin sampai di hadapan meja gue, gak lama Yasmin menyambut tangan gue untuk bersalaman dan dapat gue rasakan tremor juga keringat dingin di tangan nya.

Gue mempersilahkan Yasmin untuk duduk dengan Rani yang membantu membenarkan posisi kursi nya supaya nyaman ketika berbincang dengan gue.

" Mau permen? silakan.. Kalau mau ambil aja ya "
" I-iya.. "
" Jadi, Yasmin mau cerita apa? "
" uhm.. Gini dok "
" Panggil teteh aja.. "
" oh? Iya teh.. Gini.. Aku kan lulus SMA tahun ini, Mama mau aku ikut SBMPTN sementara Ayah mau nya aku SNMPTN, sedangkan mau SBM ataupun SNM aku gak lulus dua-dua nya. SNM memang gak ada tawaran dan SBM aku gak lulus karena point nya kurang sedikit.  "
" heem, lalu? " Gue memersantai situasi supaya Yasmin tenang dengan menyodorkan biskuit gandum ke hadapan nya.

Behind the Light_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang