Wooseok terpaku di depan pintu ruang rawat inap yang bertuliskan nama pasien di sampingnya, Miyawaki Sakura. Gadis itu baru saja dipindahkan dari Intensive Care Unit. Entah apa yang terjadi pada gadis itu, Wooseok masih belum tahu.
Melalui kaca pintu, ia bisa melihat Minju dan Hangyul yang berada di dalam tengah duduk di samping ranjang Sakura. Mereka pasti mendampingi Sakura terus. Ada sedikit perasaan lega pada benak Wooseok, karena walaupun berada jauh dari keluarganya, masih ada orang-orang yang peduli pada Sakura. Tidak seperti dirinya, yang justru malah mencelakainya.
"Lo masih di sini?"
Wooseok menoleh dan mendapati Jinhyuk yang sepertinya hendak masuk ke kamar Sakura. Entah apa perlunya lelaki itu menunggui Sakura.
"Gimana kalau nanti wartawan datang? Masih belum aman lho. Lo mau jawab apa, kalau mereka nyerang lo?"
Wooseok tersenyum pahit.
"Mending lo pulang, ya? Gue antar."
Wooseok menggeleng. "Gue ke sini nggak mau jadi pengecut, Hyuk. Biarin gue diserang wartawan, karena gue emang salah."
"Enggak. Ini bukan masalah pengecut atau enggaknya, tapi masalah karir lo, lo udah nggak peduli kalau nanti lo dicap jelek?"
Ketika Wooseok hendak membuka mulutnya lagi, pintu kamar Sakura tiba-tiba saja dibuka oleh Minju yang terlihat panik. "Kak Wooseok di sini?"
Wooseok hanya mengangguk.
"Kak, mending Kakak pulang sebelum wartawan datang, Kak. Videonya udah kesebar."
"Video?"
Minju tanpa basa-basi langsung menunjukkan video berisi percakapan Wooseok dan Sakura hingga tindakan Wooseok yang mendorong Sakura. Video yang di-posting di berbagai media sosial itu sudah banyak ditonton dan dikomentari. Tentunya sebagian besar komentar berisi hujatan-hujatan untuk Wooseok. Tapi melihat itu semua, ekspresi Wooseok seolah tidak sesuai dengan ekspektasi Minju. Datar, seperti itulah.
"Kakak nggak apa-apa?" tanya Minju yang sebenarnya lebih khawatir melihat Wooseok karena tidak berekspresi.
Setelah menonton video tersebut dan membaca berbagai komentar, Wooseok kembali menyerahkan ponsel Minju, seolah tidak terjadi apa-apa.
"Gue balik dulu, ya. Kalau Sakura siuman, kabarin," ujar Wooseok lalu beranjak pergi.
"Wooseok!"
Melihat Wooseok yang pergi begitu saja membuat Jinhyuk langsung berlari mengejarnya. Dengan mengambil langkah yang lebih besar, Jinhyuk berhasil menyusul Wooseok. Ia segera menghalangi jalan lelaki itu dan memegang kedua pundaknya. "Lo mau kemana?"
"Gue kan barusan bilang? Mau balik," jawab Wooseok tanpa menatap Jinhyuk.
"Dengan keadaan kayak gini? Lo memang bisa nyetir? Gue antar, ya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bothered ✓
RomanceLayaknya ratu sihir yang membenci snow white karena kecantikannya, Wooseok pun begitu pada Sakura. Ini tentang siapa yang menjadi nomor satu, nomor yang selalu diduduki Wooseok. Namun mendadak semuanya berubah ketika Sakura muncul di kehidupannya. ©...