Sambil menggosokkan kedua tangannya yang berlapis sarung tangan, sesekali Wooseok juga mengeratkan jaket hitam tebalnya karena udara yang sangat dingin. Tapi, walau berada di tengah salju yang turun dan kerumunan orang yang bersiap merayakan tahun baru, bibir Wooseok yang mulai membiru itu tetap dapat menyunggingkan senyuman, karena mengingat gadis yang ia tunggu. Topi rajut yang ia kenakan dan kaca mata hitam bertengger di wajahnya, mencoba melakukan penyamaran tapi juga tidak terlalu menjadi pusat perhatian.
Beberapa saat kemudian, sekumpulan remaja lelaki tampak baru saja datang sambil memainkan ponsel mereka masing-masing. Awalnya Wooseok tidak terlalu mempedulikan mereka, tapi tiba-tiba saja topik pembicaraan mereka menarik perhatiannya.
"Wah, gila sih ini! Lo foto bareng Sakura?" tanya salah seorang remaja itu pada temannya yang berdiri di tengah mereka sambil memperlihatkan layar ponselnya.
"Iya, cantik banget, kan?"
"Gila sih, ini mah dewi!"
"Beruntung banget lo, bisa ketemu dia? Gue udah berkali-kali ke bandara nggak pernah tuh ketemu dia."
"Ya, gue fotonya pas lagi sepi, sih. Tahu nggak, sih? Tadinya tuh si manajernya ngelarang gitu, tapi akhirnya Sakura sendiri yang ngebolehin gue foto sama dia!"
"Wah gila, bukan cuma dewi, tapi malaikat!"
"Iya, baik banget sumpah!"
"Pengen deh gue jadi pacarnya."
"Jangan mimpi lo, gue kali yang cocok jadi pacarnya."
"Enak aja lo."
Wooseok tertawa sambil mencibir. Mendengar para lelaki memperebutkan Sakura yang notabene adalah kekasihnya rasanya lucu juga. Memang bukan rahasia lagi bahwa Miyawaki Sakura dan Kim Wooseok adalah sepasang kekasih, hanya saja mereka berdua tidak pernah mengumbar kemesraan di depan umum.
"Tapi ya, menurut gue, Sakura nggak cocok sih sama Wooseok. Mending sama aktor yang lebih manly gitu, kayak Lee Jinhyuk misalnya."
"Tahu tuh, kok Sakura bisa mau ya, sama Wooseok?"
Para remaja ini ternyata masih melanjutkan pembicaraan mereka hingga membahas dirinya. Hampir saja emosi Wooseok tersulut kalau bukan karena sebuah tangan yang tiba-tiba menahan lengannya.
"Sakura?"
"Mau kemana?" gadis yang Wooseok tunggu itu datang dengan tatapan selidik. Ia memang sudah mengamati Wooseok dan sekumpulan remaja yang membicarakannya sejak tadi.
"Nggak, nggak kemana-mana kok," jawab Wooseok sambil mengalihkan pandangannya dari Sakura.
"Kakak bukan mau ngelabrak cowok-cowok yang lagi ngegosip itu, kan?"
"Ng-nggak, lah!"
Sakura terkekeh melihat Wooseok yang salah tingkah. "Nggak usah dengerin mereka, Kak. Mau mereka jelekin Kakak gimanapun, aku tetap suka kok!"
"Suka aku?"
"Suka yang jelekin."
"Heh!"
"Bercanda, Kak!"
Lalu keduanya tertawa dan Wooseok segera menarik Sakura ke dalam pelukannya. "Dingin banget nggak, sih?" tanya Wooseok.
Sakura tersenyum lalu membalas pelukannya. "Dasar Kakak modus!" godanya. Tapi di saat ia berniat menyudahi pelukan mereka, Wooseok justru semakin mempererat pelukannya.
"Diam aja kamu."
"Kenapa sih, Kak?"
"Diam aja di pelukan aku, biar orang-orang bisa lihat, kalau kamu itu punya aku."
Akhirnya Sakura pun menurut. "Iya deh, iya."
"Lagian, suruh siapa sih, cantik begitu?"
°°°
//And, this is the end guys! Makasih banyak untuk kalian yg setia baca, vote & comment ceritaku inii, apalagi buat yg ship seokkura kayak aku, mereka lucu ya, walaupun ghost ship😭 gemes bgt. Jangan lupa vote & comment, see you on the next story😉\\
*Bow from SeokKura*
(Cr : jjoyullife)
KAMU SEDANG MEMBACA
Bothered ✓
RomanceLayaknya ratu sihir yang membenci snow white karena kecantikannya, Wooseok pun begitu pada Sakura. Ini tentang siapa yang menjadi nomor satu, nomor yang selalu diduduki Wooseok. Namun mendadak semuanya berubah ketika Sakura muncul di kehidupannya. ©...