Prolog

4.4K 276 60
                                    

Noona Jendela. Begitu Seokmin menyebutnya. Seokmin memang sudah tahu siapa namanya. Hong Jisoo. Umur (disensor). Namun, sebutan Noona Jendela bagi Seokmin adalah yang paling romantis. Selain itu, panggilan Noona Jendela juga memiliki sejarah tersendiri. Singkatnya, jendela menjadi objek satu-satunya yang bisa memberi akses agar mereka bisa saling menatap.

Sebenarnya tidak. Bukan saling menatap. Hanya Seokmin, lalu bergumam sendiri penuh kekaguman. Sudah seperti orang tidak waras. Kupu-kupu beterbangan di perut. Memberi efek mabuk. Alhasil, Seokmin tidak pernah berani melakukannya secara terang-terangan, meski sudah beberapa kali berpapasan. Takut jiwa dan raganya belum sanggup lalu mati di tempat. Hanya dengan bermodal teropong kecil yang pernah dibeli semasa SMA, Seokmin sungguh hapal pada jam berapa saja ia bisa memandangi si Noona Jendela kesayangan.

Seokmin sadar betul padahal. Jika dari segi umur, sebutan noona sama sekali tidak cocok. Yang lebih tepatnya pasti ahjuma. Tapi panggilan tersebut memalukan. Makanya umur Jisoo wajib disensor. Seokmin tidak mau membuat Noona Jendela-nya marah. Karena biasanya wanita begitu sensitif dengan masalah umur. Untuk menghargai, Seokmin tidak boleh memanggilnya demikian. Panggil noona saja. Lalu diucapkan dengan penuh kasih sayang. Noona Jendela pasti mabuk kepayang mendengarnya. Benar, kan?

Syukurnya, selama Seokmin menjadi penguntit Noona Jendela melalui teropong, tidak pernah satu kali pun ia menangkap pergerakan orang lain. Misalnya saja seperti seorang laki-laki atau bahkan anak kecil. Pertanda bagus. Kemungkinan besar Noona Jendela-nya itu masih hidup sendiri. Seokmin merasa merdeka mendekati.

Tapi nanti. Tunggu Seokmin menguatkan nyalinya dulu. Butuh keajaiban dunia, memang. Do'akan saja agar Seokmin memiliki 9 nyawa seperti kucing. Jadi begitu Seokmin mati akibat berdiri dalam jarak dekat dengan Noona Jendela, ia masih memiliki cadangan nyawa.

Jam setengah 9 pagi, Seokmin siap mengintip di balkon. Korden cokelat di seberang sana sudah tersingkap sedikit. Sangat sedikit. Mungkin tidak sampai sejengkal tangan orang dewasa. Jengkal anak kecil usia 5 tahun. Kening Seokmin mengerut. Tumben sekali, gumamnya. Biasanya korden itu terbuka lebar hingga memberi Seokmin akses lebih. Bisa melihat semua barang yang ada di dalam.

Baiklah... Sama sekali bukan masalah. Daripada tidak ada pasokan tenaga. Bisa-bisa Seokmin pergi ke kampus dengan lunglai, lemas, jenuh, pucat. Seperti mayat hidup, hanya karena tidak melihat Noona Jendela pagi ini. Maklumi saja. Memang bucin 7 turunan dia.

Bersemangat Seokmin meniup. Memberi uap pada permukaan kaca teropong. Diusap menggunakan kaus baju. Membersihkan. Siap mengagumi Noona Jendela melalui celah kecil jendela.

"Wah, Noona Jendela... Apa itu pakaian baru? Cantik sekali noona kesayangannya Omin..."

Sugar Boy
tirameashu
24/01/2020

🔸🔸🔸🔶🔸🔸🔸

Selamat anniversary kyeomshu yang pertama!🎉🎉🎉
Lebay emang kalau aku ngarep mereka update sesuatu hari ini :(

Untuk jadwal update, sama persis kayak Meow! ya... Dua kali seminggu, hari Rabu sama Minggu. Khusus hari ini aja update hari Jum'at buat ngerayain hari jadi kyeomshu. Update selanjutnya bakal sesuai jadwal. Jadi, sampai jumpa di Chapter 1 hari Minggu nanti!❤️

Sebagai peringatan, FF kali ini aku bikin bahasanya agak ringan. Tapi bukan gehol juga. Jadi maaf kalo bahasa yang keluar di sini sedikit nyeleneh gitu :"

Semoga suka! ^^

Sugar Boy (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang