"Tidak apa. Keluarkan semua rasa kesalmu. Buat hatimu lega. Tapi setelah ini, berjanjilah untuk berdiri lebih kokoh lagi. Noona akan terus berdiri di belakang. Mendorongmu maju, sampai di titik terakhir." Kalimat ini seperti magis. Memberi banyak energi untuk Seokmin, meski sebenarnya ia tidak mendengarnya.
_____Ukurannya tidak besar. Jika dihitung menggunakan penggaris, pasti hanya berkisar 10 centimeter. Tidak lebih besar dari telapak tangan orang dewasa. Tapi jangan pernah meragukan kepentingannya. Jisoo berani mempertaruhkan nyawanya demi buku catatan kecil itu, meski yakin sebagian besar telah menempel kuat dalam ingatan.
Baca ulang seluruh tulisan di sana. Tinta berwarna merah untuk barang bukti yang tidak valid, dan tinta berwarna hitam untuk penjelasan detail. Sebuah senyuman tipis terukir begitu menyadari satu hal. Catatan itu didominasi oleh poin yang akan menguntungkan posisi Seokmin. Membantah banyak tuduhan yang diajukan si pelapor.
Pertama, barang bukti berupa foto yang tersimpan dalam ponsel genggam Seokmin. Semuanya tidak bisa dikatakan valid karena terlihat jelas Seokmin dan Eungyeo sama-sama sedang tertidur. Malah menimbulkan pertanyaan lain. Siapa yang mengambil foto ini?
Kedua, tidak ada satu pun orang yang ikut serta dalam pesta ulang tahun di malam kejadian yang bisa dijadikan sebagai saksi. mereka semua sama. Mabuk. Kehilangan kesadaran. Hanya ingat kejadian sebelum pingsan, dan mengatakan bahwa saat itu Seokmin masih terkapar di samping mereka.
Dan poin terakhir, rekaman CCTV. Ini yang paling aneh. Rekaman CCTV tiba-tiba saja menghilang. Terutama selama pesta ulang tahun berlangsung. Eunkyeo berkilah. CCTV di rumahnya memang sering error. Sering rusak.
Kini, senyuman tipis Jisoo mengembang sempurna. Tersenyum penuh kemenangan. Menepikan catatannya. Menyalakan laptop. Menggosok-gosokkan kedua telapak tangan. Memanaskan mesin selagi menunggu laptopnya siap bekerja. Mulai mengetik. Menyalin seluruh rangkuman poin, lalu diubah hingga terbentuk sebuah berita. Karena sudah sangat terbiasa, semuanya selesai kurang dari 1 jam. Kini hanya perlu melalui proses editing beberapa kali. Siap dipublikasikan malam ini.
Selama hampir 2 tahun bekerja paruh waktu sebagai jurnalis, jika dihitung semuanya, tulisan Jisoo menyentuh ratusan artikel. Akan tetapi, dari ratusan artikel tersebut, tulisan malam inilah yang paling istimewa. Karena setiap ketikannya, Jisoo menaruh banyak harapan.
Berharap berita ini akan dibaca oleh Seokmin. Membukakan Jisoo pintu peluang meraih kesempatan kedua. Kesempatan yang bukan lagi diperantara oleh orang terdekat Seokmin. Tapi langsung dari Seokmin sendiri.
Dimaafkan oleh Seokmin. Jisoo hanya mengharapkan itu. Tidak lebih. Tidak masalah jika Seokmin enggan menerimanya bekerja sebagai Sugar Baby seperti dulu. Dimaafkan oleh Seokmin sudah lebih dari cukup.
Kepala Jisoo dimiringkan. Ke kiri dan kanan. Merenggangkan otot-ototnya yang terasa mulai kaku. Beranjak sebentar mendatangi dapur. Mengambil segelas air putih dingin. Habis hanya dalam beberapa kali tegukan. Merasa lapar, Jisoo juga mengambil roti tawar. Diolesi dengan selai nanas. Meruak air putih dingin lagi. Kali ini dibawanya ke ruang tengah. Duduk lagi di depan laptop.
Belum sempat menghabiskan setangkup roti, ponsel genggam Jisoo sudah berdering nyaring. Menampilkan nama Polisi Seungcheol di depan layarnya. Membuat Jisoo sedikit gugup. Pasti berita yang akan dikabarkannya menyangkut kasus Seokmin. Tidak mungkin salah. Memangnya topik apa lagi yang bisa mereka berdua bahas? Jisoo hanya berharap, semoga kalimat yang akan disampaikan oleh lelaki bermarga Choi itu adalah kabar yang baik.
"Ya?" Jisoo menyapa. Menyuap rotinya lagi. "Ada kabar terbaru?"
"Langsung saja. Tugasku masih banyak hari ini. Tim kepolisian yang memeriksa Seokmin baru saja menghubungiku. Untuk sampel pakaian dalam mereka, hasilnya negatif. Tidak ada sperma di sana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Boy (✓)
Fanfiction[SEOKSOO GS Fanfiction] Sugar Boy? Satu buah tamparan langsung Seokmin terima begitu tawaran kerja nyeleneh itu diucapkan. Gila memang. Jisoo sampai tidak habis pikir. Tapi nyatanya, tawaran kerja dari Seokmin yang sangat tidak masuk akal itu akhirn...