Dari Noona Jendela, Seokmin tidak pernah mengharapkan banyak hal, kecuali kepercayaan. Cukup itu. Hanya itu. Tidak lebih dari itu.
_____Lelah. Satu kata untuk hari ini.
Dijemput polisi pada jam 6 sore, baru dipersilakan pulang pada saat jarum pendek jam hampir menunjuk ke angka 11. Tidak terlalu lama padahal. Seungcheol bilang, waktu pemeriksaan Seokmin tergolong sebentar jika dibandingkan dengan pelaku kejahatan lain yang bisa sampai seharian penuh.
Entah fakta ini harus disyukuri atau tidak, setidaknya Seokmin merasa sedikit lebih lega. Karena sebanyak apa pun pertanyaan yang polisi ajukan, jawabannya tidak akan pernah berubah.
Tidak.
Seokmin tidak pernah melakukan pemerkosaan. Hanya ikut serta dalam permain putar botol, kalah, menjalani hukuman dengan meminum alkohol, pingsan, lalu terbangun di atas ranjang. Entah skenario ini buatan siapa, namun yang jelas bukan Seokmin pelakunya. Dan untuk meyakinkan argumen, puluhan pertanyaan yang diajukan polisi harus dijawab secara tegas tanpa keraguan. Bahkan Seokmin juga sempat dipertemukan dengan alat pendeteksi kebohongan. Karena memang tidak ada yang disembunyikan, aman. Status sebagai saksi masih melekat.
Rasa lega Seokmin jadi berlipat ganda begitu Jisoo menelepon. Hanya dengan mendengar suara perempuan itu, rasa khawatir Seokmin yang tersisa seolah menguap. Tertiup angin. Bercampur dengan udara. Hilang tanpa meninggalkan jejak. Terdengar berlebihan memang. Seokmin pun menyadari karena rasa khawatir tentu saja masih ada. Ia belum memberi kabar apa pun pada sang ibu. Malah berharap ibunya terlalu sibuk hingga tidak sempat baca dan nonton berita. Akan tetapi, kenyataan bahwa Noona Jendela percaya kepadanya adalah sebuah keajaiban dunia yang sungguh sulit dipercaya.
Seokmin masih ingat persis bagaimana drama pertemuan pertama mereka berjalan. Jisoo menamparnya, memukulnya, lalu meneriaki Seokmin penguntit. Jika benar Jisoo percaya pada Seokmin bahwa tuduhan pemerkosaan itu tidak benar, bukankah sangat wajar jika Seokmin menganggapnya sebagai salah satu keajaiban dunia?
Selain itu, rasa lelah Seokmin semakin menguap berkat kehadiran Seungcheol dan Mingyu.
Saking merasa khawatirnya, 2 orang sahabat Seokmin itu memutuskan untuk menginap. Memberi banyak semangat, dukungan, juga arahan. Spesial dari Seungcheol, ia memberi taktik khusus bagaimana caranya agar Seokmin bisa melewati terowongan gelap ini dengan baik. Bahkan menawari banyak pengacara hebat kenalannya, untuk mendukung Seokmin di persidangan mendatang.
"Tapi kata mereka tidak apa tanpa pengacara dulu. Ada pengacara publik yang bisa mereka siapkan," kata Seokmin. Mengingat instruksi kepolisian saat ia diperiksa.
Seungcheol mengangguk pelan. "Ya... Kalau kamu ingin menggunakan pengacara publik, boleh saja. Tapi kamu harus bisa memilih karena tidak semua pengacara publik itu baik. Kamu mengerti maksudku, kan? Atau, aku kenal salah satunya. Kalau yang ini dijamin baik karena sahabatku juga. Mau kuperkenalkan?"
"Itu mudah saja. Bisa dipikirkan nanti. Sekarang, bisa kita tidur dulu? Seokmin pasti sangat lelah," Mingyu menyela sebelum Seokmin menyahuti tawaran Seungcheol. Sangat khawatir melihat wajah pucat sahabatnya. "Cepat pergi ke kamarmu. Kami bisa menata ruangan ini sendiri hingga menjadi kamar yang nyaman."
Akan tetapi, Seokmin malah memiliki cara beristirahat versinya sendiri. Ikut tidur di ruang tengah depan televisi, usai menyingkirkan meja dan sofa. Tidur diapit oleh kedua sahabat. Cara ini sungguh efektif. Seokmin jadi bisa merasakan kehangatan yang berbeda. Mengucap syukur karena telah memiliki sahabat seperti mereka.
Keajaiban dunia terus terjadi hingga keesokan hari. Seokmin terbangun jauh lebih cepat dari hari biasanya. Jam 6 pagi. Hal ini bisa disebut keajaiban karena sungguh langka terjadi. Bahkan hampir tidak pernah. Seperti yang selama ini kita tahu, Seokmin baru bisa terbangun jika mendengar alarm buatannya sendiri. Bernyanyi sambil melafalkan puja-puji untuk Noona Jendela. Disetel dan baru berbunyi pada jam setengah 9. Entah peri mana yang telah membisiki Seokmin hari ini, hingga bisa terbangun sepagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sugar Boy (✓)
Fanfiction[SEOKSOO GS Fanfiction] Sugar Boy? Satu buah tamparan langsung Seokmin terima begitu tawaran kerja nyeleneh itu diucapkan. Gila memang. Jisoo sampai tidak habis pikir. Tapi nyatanya, tawaran kerja dari Seokmin yang sangat tidak masuk akal itu akhirn...