FOLLOW DULU SEBELUM BACA KARENA SEBAGIAN CERITA SAYA PRIVITE:)
***
Mantan itu seharusnya kita jadikan sahabat bukan kita jadikan musuh, karena merekalah yang tau sikap kita tapi nyatanya kebanyakan orang mantan itu dijadikan musuh.
***"Kayla?"
Merasa ada yang memanggil namaku, akupun berbalik untuk memastikannya. Saat sadar siapa orang yang memangil namaku, mataku membulat sempurna, kaget sekaligus tak percaya bahwa Ali mantan terindah yang kupunya memanggilku.
Ah sebaiknya aku meralat perkataan ku yang mengatakan bahwa Ali adalah mantan terindahku karena mana ada cowok sekejam Ali yang sudah pacaran tiga tahun lamanya malah meminta putus di saat waktu yang tidak tepat. Bagaimana tidak kesal dengan sikap Ali yang meminta putus tepat saat kita tengah merayakan anniversary ke 3 tahun lamanya. Itupun mereka putus tanpa ada alasan yang jelas.
"Ehh Ali, Ali telat juga ya?" ucap Kayla canggung karena selama putus Ali menjahuinya.
"Iya aku telat abisnya tadi malam aku begadang biasa push rank di ML," jawab Ali dengan tersenyum canggung.
Aku meruntuki sikapku yang mudah sekali terbawa suasana. Belum lagi posisiku masih belum benar-benar bisa move on dari Ali, membuat rasa ingin balikan jadi bertambah.
"Oi, Dek, Ali lo mau masuk sekolah enggak malah diem-diem aja lagi, kalian mau nanti hukumannya tambah berat hah?! Cepet sini naik keburu ada yang tau," kata Aldy yang kini sudah naik di pagar.
"Iya-iya sabar dong! kaya mau berak aja gak sabaran banget," cibirku.
Sejenak ku amati tembok ini dengan perasaan ragu untuk bisa menaikinya. Ya meskipun tembok ini tidak setinggi tembok sekolah-sekolah lainnya tetap saja aku masih takut untuk menaikinya. Belum lagi kenangan masa kecilku yang jatuh gara-gara memanjat tembok membuatku masih ragu.
"Kayla, sini naik," ujar Ali sambil mengulurkan tangannya.
Aku mendongak menatap Ali yang ternyata sudah berada di atas bersama Kak Aldy yang tengah memandangku. Ku lihat dari tatapan Kak Aldy sepertinya cowok itu peka akan kode tatapannya sampai membuatnya mengulurkan tangan.Aku tersenyum sekilas melihat tangan Kak Aldy yang memaksaku agar cepat meraihnya. Akhirnya kuputuskan agar meraih tangan Kak Aldy, namun sebelumnya saat aku naik kusempatkan diriku untuk milirik dengan ujung ekor mataku terlihat jelas Ali yang kecewa akan keputusanku.
"Hosh ... Hosh ... Makasih yah Kak Aldy udah nolongin Kayla,"ucap Kayla sambil tersenyum.
"Iya sama-sama bocil. Gih, sana ke kelas nanti dihukum tau rasa lo," usir Kak Aldy dengan dagunya.
Aku mayun karena kesal di usir. Tidak perlu Kak Aldy mengusirku juga aku akan pergi dengan sendirinya karena sangat canggung jika terus berdekatan dengan Ali.
"Oh ya udah Kak Aldy, Ali. Kayla duluan ya," pamitku seraya menenggok ke belakang.
"Jangan liat kesini mulu, nanti kamu bisa nabrak Kayla." Belum lama Ali bicara seperti itu tiba-tiba Kayla menabrak seseorang sampai membuat gadis mungil itu terjatuh.
Dari kejauhan Aldy dan Ali melihat kejadian itu keduanya langsung berlari menghampiri Kayla dan membantunya untuk berdiri.
Aku mendongak mencoba melihat siapa yang menabrakku lumayan keras ini sampai pantatku rasanya sangat sakit. Niatku yang tadi ingin memarahi orang yang menabrakku kini langsung sirna kala mengetahui orang yang menabraknya memiliki paras yang lumayan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kayla ✓ [OTW REVISI!]
Teen Fiction[WAJIB FOLLOW DULU SEBELUM BACA!] Aku ingin bercerita tentang orang-orang di sekolahku ke kedua orangtuaku seperti mereka pada umumnya. Aku ingin memiliki teman yang benar-benar teman. Aku iri sekali dengan mereka yang persahabatannya tidak rusak sa...