Bagian 6 ( the truth is revealed )

62 50 4
                                    

"Aku nggak akan lupa untuk membalaskan semua yang di perbuat oleh Jenny, tinggal menunggu waktu yang tepat dan pengakuan dari dia yang membuat ku tau bahwa Fikri merahasiakan sesuatu yang besar dan diketahui beberapa orang terdekatnya aja."

Hari ini adalah hari yang berat, aku harus menceritakan semua hal tentang helena ke teman yang lainnya, aku takut mereka lebih kecewa atau malah semakin membenci keberadaan helena dan nggak ingin dia kembali di kehidupan kami.

Sabtu pagi aku memutuskan untuk berbicara dengan teman-teman yang lain di cafe yang
biasa kami tempati, suasana pagi itu entah kenapa seperti mendukung suasana hati ku, gelisah, marah, kacau dan sedih.

Hujan gerimis udah mulai tampak sejak jam 6 pagi, tapi mereka tetap memutuskan untuk datang.

@Chat Grup.

"Jadi jam berapa La?" tanya Sasa.

"Aku nggak peduli ya walau hujan badai sekalipun, aku tetep mau penjelasan dari kamu!" sambung Zaskia.

"Jam 10 an aja, biar nggak terlalu pagi siapa tau hujannya udah mulai reda" jawab ku.

Itulah pembicaraan singkat di grup kita, mungkin mereka masih kecewa tentang masalah kemarin dan kebohonganku, di tambah lagi kebohongan helena yang ternyata demi kebaikan ku hingga teman-teman yang lain membencinya.

"Sarapan dulu Non," kata Bibi dari balik pintu.

"Iya Bi, sebentar," Aku beranjak dari ranjang dan membuka pintu.

"Ini Non sarapannya, non Nabil tadi udah pergi duluan katanya ada urusan," bi Sri memberikan nampan berisi beberapa makanan dan minuman hangat.

"Urusan apa Bi? Pergi sama siapa?" tanya ku.

"Bibi nggak liat Non, saya kembali dapur ya."

"Oh iya Bi, silahkan, terima kasih sarapannya."

Entah kenapa akhir - akhir ini aku merasa ada yang berbeda dari kak Nabil, dia pergi lebih pagi dari biasanya tanpa pernah menemuiku terlebih dahulu dan pulang larut malam saat aku sudah tidur nyenyak, mungkin besok dia ada waktu untuk bicara.

Setelah sarapan aku memutuskan untuk melihat film yang belum aku tonton, tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 9 pagi, hingga aku memutuskan untuk segera bersiap dan menjemput teman-teman yang lain ke cafe yang sudah kita tentukan.

Pukul 09.45 aku udah bergegas turun dan mencari pak Yanto untuk mengambil kunci mobil dan ya aku bisa membawa mobil sendiri, tapi sepertinya bukan keputusan yang baik kalau aku bawa mobil ke sekolah, karena aku belum punya SIM dan juga papa melarangnya, tapi jika untuk pergi bersama teman-teman Papa pasti tidak keberatan.

"Pak, pinjam mobilnya sebentar ya, saya mau ke cafe tempat biasanya sama temen-temen yang lain," kata ku.

"Iya Non, hati-hati di jalan," ucap pak Yanto sambil menyerahkan kunci mobil.

Jalanan Palembang sudah cukup ramai untuk weekend sepagi ini, banyak mobil berjajar di setiap cafe yang sudah buka sejak pagi hari tadi, dan pejalan kaki juga mulai memenuhi pasar untuk berjualan atau bahkan hanya sekedar berbelanja.

Maka aku putuskan untuk menjemput Sasa dan Zaskia, kalau Tasya dia bilang udah menunggu di cafe langsung. 10 menit kemudian kita sampai di tempat dan menjumpai Tasya sedang berbincang dengan seseorang, entah perasaanku saja atau bagaimana tapi aku rasa pernah mengenal orang yang sedang berbincang dengan Tasya.

Sebelum menghampiri Tasya, kami terlebih dahulu memesan makanan dan beranjak ke meja tempat Tasya sudah menunggu daritadi, setelah sampai di sana kita semua sangat terkejut dengan kehadiran orang yang nggak terduga sama sekali.

"Mau apa kamu kesini?" tanyaku.

"Sabar dong La, aku yang nyuruh dia ke sini," jawab Tasya yang kemudian berdiri.

Keadaan mulai memanas, dan aku putuskan untuk pergi dari sana dan kemudian melihat sosok yang sangat rapuh berdiri melihat kejadian itu tadi, aku berlari menghampiri nya dan dia lari ke jalan raya tanpa melihat kanan - kiri, dan kemudian ....

"Brukk .... "

"Heleenn ... " teriak ku.

____________________________________

Apa yang terjadi ya dengan Helen ?🙁, Next chapter akan lebih seru dan mengungkap kebenaran dari hubungan persahabatan mereka .

See you on the next chapter, vote and comment ya 😉.

Hunting Breath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang