Bagian 17 (long)

26 15 4
                                    

Setelah membukakan pintu mobil untuk ku, kak Fatih pun berjalan mengitari mobil untuk membukakan  pintu untuk Yasa, dan menggandeng tangan Yasa, hingga kemudian ....

***
"Om sama kakak cantik aja, Yasa jalan duluan," ucap Yasa dengan menyatukan tangan ku dan kak Fatih.

Dasar Yasa, bisa saja membuat aku dalam suasana panas dingin seperti ini, hingga kemudian kak Fatih menatapku dan senyum sekilas.

"Yaudah ayo Ky, katanya mau makan es krim," kak Fatih pun menarik tanganku menuju kedai tersebut.

Apa kak Fatih nggak merasa risih ya dengan ku, secara kita baru bertemu beberapa Minggu.

"Eh iya kak ayo," jawab ku.

"Kalian duduk dulu aja biar aku yang pesenin, Yasa pasti rasa vanilla kan? Kalau kamu apa Ky?" tanya kak Fatih.

"Aku double choco plus Oreo aja kak," jawab ku.

"Kalau Yasa tambah topping chocochip ya om," tambah Yasa.

"Siap putri dan adik cantik, pesanan segera datang ya," goda kak Fatih dan kami pun tertawa bersamaan.

Indah sekali hari ini, meskipun tadi pagi sedikit ada masalah. Namun, sekarang bersama kak Fatih perasaan ku jauh lebih baik dan nyaman.

Selang beberapa menit kak Fatih membawa es krim pesanan kami, cheese cake dan beberapa kue lainnya.

"Pesanan sudah datang nona-nona, mari dinikmati," ucap kak Fatih.

"Tadi putri dan adik cantik, sekarang nona-nona. Yang bener dong om kalo manggil," protes Yasa serta melihat kedua tangannya di depan.

"Yang penting dua perempuan cantik bukan?" lanjut kak Fatih.

"Banyak sekali yang di pesan kak? Buat siapa?"

Aku pun memotong perdebatan antara kak Fatih dan Yasa. Dan kemudian kak Fatih duduk berhadapan dengan ku, sedangkan Yasa ada di sampingku.

"Buat kita dong, kapan lagi ya kak Kyla mau main sama kita," ucap nya ke Yasa.

"Iyaa om, biar kakak cantik nggak bosen kalau mau main lagi sama kita," jawab Yasa.

"Tapi banyak sekali kak, lagian aku cuma pesen es krim aja," sambung ku.

"Gapapa kok, tenang aja," jawab kak Fatih.

Menit pun berlalu di kedai tersebut, bercengkrama dan saling tukar pendapat mengenai banyak hal yang terjadi. Hingga kemudian ponsel Kyla berbunyi.

"Assalamualaikum ky," Suara orang di sebrang sana.

"Waalaikumsalam kak, ada apa?"

Ternyata itu kak Nabil, tumben juga telfon kalau lagi ada urusan sama temennya.

"Kakak cuma mau bilang, kalo hari ini kakak nggak pulang, mau tidur di rumah temen Kakak."

"Yah, Kyla sendirian dong kak. Tapi kok tumben kakak nggak pulang? Emang penting banget ya urusan nya?"

"Kan ada bibi di rumah, kakak cuma mau main aja kok, udah lama juga nggak kesini. Gapapa kan Ky, kakak tinggal dulu?"

"Yaudah deh kak, kalau ada apa-apa kabari secepatnya ya."

"Iya Ky."

Panggilan pun diakhiri, dan kemudian aku kembali bergabung. Terlihat kak Fatih dan Yasa saling bergurau diselingi cubitan kecil dari Yasa.

"Udah telfon nya Ky? Dari siapa?"

"Dari kak Nabil, kakak cewek ku satu-satunya. Dia bilang malam ini nggak pulang ke rumah."

"Orang tua kamu?"

"Mereka kerja kak, jauh dari rumah. Jadi yang nemenin cuma bi Sri sama pak Yanto aja."

Entah kenapa perasaan ku nggak tenang saat kak Nabil bilang bahwa hari ini dia nggak pulang, dan juga kenapa mulut ini begitu lancar cerita masalah keluarga ke orang yang baru aku kenal?

Jam di ponsel Kyla sudah menunjukkan pukul 16.00, waktunya dia untuk pulang.

"Kyla pamit dulu ya kak, udah sore juga," ucap ku.

"Mau aku antar nggak nih?" tanya kak Fatih.

"Kan aku bawa mobil sendiri kak, gimana coba mau antarnya?" tanya ku balik.

"Ya mungkin aja, aku ikutin kamu dari belakang gitu, biar putri cantik selamat sampai tujuan."

"Gapapa deh kak aku pulang sendiri aja. Bye Yasa."

"Bye kakak cantik."

Aku pun bergegas pulang, hari ini sungguh sangat lelah. Melepas penat dengan air dingin mungkin bisa membuatku melupakan sejenak semua kejadian hari ini.

Setelah sampai di rumah, aku menuju kamar ku, suasana yang cukup miris untuk dilihat, rumah tanpa penghuni. Itulah yang aku pikirkan, seakan semua pergi dengan perlahan dari kehidupan ku.

Setelah 30 menit berada di kamar mandi, perutku terasa lapar dan baru ingat ada banyak buah di kulkas, aku putuskan untuk ke dapur dan membuat beberapa pudding dan juga jus buah.

Setelah selesai membuatnya aku kembali ke kamar dan makan pudding tadi sembari bermain ponsel, hingga muncul notifikasi dari kak Fatih.

Ah senang sekali aku mendapat kabar dari kak Fatih, dan ternyata ....

@kak Fatih
"Halo ky, sudah sampai rumah kan? Besok jam 5 sore aku jemput ya, dandan yang cantik. Aku mau ajak ke suatu tempat."

____________________________________

Chapter kali ini agak panjang yaa, dan semoga suka 🌜

Buat yang baru baca cerita aku, jangan lupa vote and comment, aku maksa 😚❤.

Follback/Feedback?? Ayok.

Hunting Breath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang