Bagian 10 (sweet true feelings)

58 35 7
                                    

Saat selesai dari kamar mandi, aku tidak sengaja menabrak seseorang yang berdiri di depan ku, dengan segera mungkin aku minta maaf, dan ternyata ....

"Aih maaf kan saya," ucapku seraya menunduk.

"Tak apa saya yang salah, harusnya menyimpan ponsel dulu," ucapnya.

"Iyaa Kak, saya permisi ke depan dulu," lanjut ku.

Ah perasaan apa ini, kenapa aku cukup malu bertemu dengan orang baru, warna bola mata yang indah, rambut yang sedikit berantakan, dan senyum yang manis. Sepertinya aku jatuh cinta kepadanya.

Setelah pembicaraan singkat itu, aku bergegas meninggalkan nya dan pergi menemui teman-teman yang lain.

"Eh tunggu," ucap nya seraya menahan tangan ku.

Ah ada apa ini, mengapa perasaan ku gelisah, dan kenapa dia tak melepaskan tangannya, dengan pipi yang sudah memerah aku pun berbalik menghadapnya.

"Ah iya Kak, ada apa?" tanya ku.

"Kamu teman nya Helena bukan?" lanjutnya.

"Iya kak, saya sahabat nya sejak kecil. Boleh lepaskan tangan saya kak?" ujar ku dengan sedikit malu.

"Eh maaf, oh iya perkenalkan saya Fatih, saudara Helena," ujarnya seraya melepaskan tangan ku.

Saudara Helena? Mengapa ia tak pernah cerita kalau punya saudara se tampan dia, ah sungguh beruntung seseorang yang telah memilikinya.

"Saya Kyla, salam kenal kak," jawab ku.

"Salam kenal kembali, jangan terlalu formal begitu bicara nya," timpal nya.

"Tak apa kak, lagi pula tampaknya kak Fatih lebih tua dari saya, dan mungkin seumuran dengan kakak saya," jelas ku.

"Nggak se tua itu kok, saya baru umur 20 tahun sekarang, kalau kamu?"

Ah mengapa dia selalu mengajak ku bicara, hati ini sudah berasa meminta perlindungan untuk menutupi desirannya.

"Saya umur 17 kak," jawab ku.

"Boleh minta nomor kamu?" tanya nya.

"Untuk apa ya kak?"

Ah seharusnya aku mengiyakan saja dan memberi nomor ku kepadanya, lagian nggak ada salahnya juga.

"Untuk berteman, atau mungkin saya bisa mengenal kamu lebih jauh," jelasnya.

"Oh iya, boleh kak. 085726****** Kakak wa dulu saja nanti."

Dan akhirnya aku pun memberi nomor ku kepadanya, ah semoga ini pertanda baik dari tuhan.

"Oke, terima kasih."

"Saya permisi ke depan dulu kak, sekalian mau pamit."

"Hati-hati di jalan Ky."

Setelah meninggalkan kak Fatih, aku bergegas ke depan dan pamit ke ibu Helena juga mengajak yang lainnya untuk pulang.

Sudah kembali hujan lagi saat aku sampai di rumah dan ketika aku membuka ponsel, ada notif wa dan ternyata dari kak Fatih.

"Assalamualaikum Kyla, saya Fatih."

"Waalaikumsalam kak, saya save ya nomor nya."

"Ada yang ingin saya tanyakan, boleh?"

☪️⚛️

"Rintik sendu dari sang hujan
Seraya memanggil angin untuk bersama nya
Menemani deras dan dingin kala sore itu
Perlahan cahaya datang
Dan menghangat kan sang tubuh
Juga menyinari sore kala itu"

____________________________________

Ah penasaran sekali pertanyaan apa yang dilontarkan Fatih terhadap Kyla, apakah itu mengenai perasaan nya atau kejadian lampau? See you next chapter.

**Vote and comment, follback ? Dm.

Hunting Breath (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang